Benang merah semuanya berjenis kelamin perempuan. Menurut penilaian kami mereka cenderung lebih amanah, bersih, dan memiliki kesungguhan.
Tentu kami akan menggunakan hak suara kami dalam Pilihan Legislatif besok!
Sebetapa pun secara umum kualtas para caleg buruk, terdapat satu dua yang kami kenal baik dan kami percaya. Kami punya pertimbangan, berdasarkan diskusi, adu pkiran, dan tukar pendapat di antara kami anak beranak. Tidak selalu sama dan seragam, menunjukkan bahwa pendidikan politik terbaik harus dimulai dari meja makan rumah.
Dari keluarga kita masing-masing. Bukan dari baliho jalanan atau iklan di koran apalagi foto-foto palsu di sosial media. Fenomena baru yang sesungguhnya justru menunjukkan bahwa "nama-nama yang terpampang" di sana tak lebih para petualang dan spekulan politik yang pemalas dan tak pantas.
Mereka hanya ingin menyapa dengan cara termurah, tanpa keinginan bercerita apalagi berdialog. Dan pilihan kami berwarna, berdasarkan tingkatan berbeda dengan partai-partai yang berbeda-beda pula.
1. Untuk DPR-RI, kami memilih wakil dari PDI Perjuangan. Alasannya jelas, untuk memperkuat posisi tawar dari cawapres pilihan kami: Jokowi. Semakin besar suara PDIP dan kelak koalisi yang terbentuk, akan memudahkan Jokowi melaksanakan program kerjanya. Dan terutama membuat landasan yang lebih baik dan kuat untuk kepemimpinan nasional setelah era kedua-nya berakhir.
2. Untuk DPRD Tingkat Provinsi, kami memilih Partai Nasdem. Argumentasi partai ini paling baik dan representatif menyiapkan para kadernya di tingkat provinsi. Penjejangan karier politiknya paling kuat, Pilihan-pilihan terhadap calon kepala daerah di banyak provinsi cenderung tepat, rasional, dan berpihak pada rakyat. Relatif bebas dari korupsi. Khusus untuk Jogja, para caleg-nya sangat pelangi mengakomodasi berbagai kalangan.
3. Untuk DPRD Tingkat Kota, kami memilih Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Pertimbangannya tentu memberi kesempatan mereka sebagai partai baru yang cenderung masih bersih untuk belajar dari bawah. Mengenali wilayahnya, warganya, dan segenap permasalahannya. Mereka masih muda, tentu masa depan adalah milik mereka. Yang tak lain milik anak-anak kami juga.
4. Untuk Dewan Perwakilan daerah (DPD), karena DIY pada dasarnya adalah sebuah kerajaan maka kami akan memilih siapa pun yang akan mewakili Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Sebagai kawula dalem, tentu sudah seyogyanya kami mendukung berlanjutnya terus tradisi-budaya daerah kami. Dan terutama menjaga semangat kesejarahan dan keistimewaan Yogyakarta.
Dan benang merah dari keempatnya, semuanya berjenis kelamin perempuan. Menurut penilaian kami mereka cenderung lebih amanah, bersih, dan memiliki kesungguhan.
Dalam hal ini kami bersikap: "Katakan tidak pada calon legistator dan senator laki-laki!"
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews