Semoga para ulama yang sudah memilihnya Ikut bertanggung jawab terhadap kepemimpinannya, tidak Lepas tangan begitu saja.
Berandai-andai dahulu tentang kepresiden, dan Keislaman seorang Presiden pilhan itma' ulama, jika seandainya Prabowo terpilih menjadi Presiden. Seberapa jauh tanggung jawab moril para ulama, padahal jelas-jelas Prabowo mengatakan dia bukanlah penganut islama yang taat, dan tidak menjalankan ibadah ritual seperti pada umumnya penganut agama Islam.
Bayangkan setiap Hari Jum'at, muncul tagar #PrabowoJumatanDimana, seakan-akan Prabowo tidak Ikut sholat Jum'at. Memang urusan ibadah itu urusan yang bersifat personal, urusan manusia dengan Tuhan, tapi dalam Islam, seorang pemimpin itu adalah Imam.
Apakah para ulama yang berijtima dalam memilih calon Presiden, sudah memikirkan syarat utama untuk menjadi pemimpin negara yang mayoritas penduduknya Muslim, bukankah pemimpin yang dipilih haruslah merepresentasikan Islam, sementara Prabowo sudah terang-terangan mengakui dia bukanlah penganut Islam yang taat.
Inilah juga yang dipersoalkan Yusril Ihza Mahendra kepada Habib Riziek Shihab, yang Ikut menyetujui Prabowo sebagai Capres pilihan ijtima' Ulama, padahal dia sendiri merasa sebagai sosok yang merepresentasikan pemimpin Islam yang kaffah.
Disamping Yusril, juga masih ada Muhammad Shohibul Imam dan Zulkifli Hasan.
Yang menjadi persoalan bagi para ulama dalam ijtima tersebut rupanya sangat dilematis, kalau hanya berorientasi pada keislaman calon, dikuatirkan secara finansial dan kekuatan massa tidak memenuhi syarat, sementara kalau memilih Prabowo sebagai Capres, kedua syarat tersebut akan terpenuhi.
Tapi pada realitasnya memang, sebagai Capres pilihan Ijtima' Ulama, Prabowo diterima secara penuh suka cita oleh pendukungnya yang mayoritas Islam, semua ini tidak terlepas dari pengaruh besar HRS yang mampu menghipnotis sebagian besar umat Islam Indonesia.
Kalau memang ditakdirkan Tuhan Prabowo menjadi Presiden ke 8 Republik Indonesia, maka masyarakat pun harus siap menerima segala kekuranga dan kelebihan yang dimiliki Prabowo sebagai manusia. Jauh Hari dia sudah mengingatkan, bahwa Islam dia adalah Islam abangan, dan dia tidaklah terlalu menjalankan ibadah ritual.
Tidak perlu lagi mempersoalkan, apakah dia sholat Jum'at atau tidak, apakah dia sholat atau tidak, juga tidak perlu lagi mempersoalkan Keislaman dia, toh dia sudah menjadi pilihan separuh lebih penduduk Indonesia. Biarlah soal ibadahnya menjadi tanggung jawab dia sama Tuhan.
Semoga saja para ulama yang sudah memilihnya Ikut bertanggung jawab terhadap kepemimpinannya, tidak Lepas tangan begitu saja, dan mampu membimbing dia menjadi seorang pemimpin Islam yang kaffah.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews