Rekomendasi Gibran, Tren Orang Muda Memimpin

Secara kalkulasi politik, kans calon dari PDIP dari Solo menang cukup besar. Bisa dilihat komposisi wakil rakyat yang duduk di DPRD, separuh lebih dari PDIP.

Sabtu, 18 Juli 2020 | 08:47 WIB
0
426
Rekomendasi Gibran, Tren Orang Muda Memimpin
Gibran Rakabuming (Foto: pikiran-rakyat.com)

Pertanyaan terkait siapa yang direkomendasikan DPP PDIP sebagai Calon Walikota Solo akhirnya terjawab. Bila tak ada aral melintang, Gibran Rakabuming yang maju sebagai calon Walikota Solo dari PDIP, seperti dalam selebaran yang sudah banyak beredar di media sosial dan grup-grup WhatsApp.

Tidak mengagetkan sih. Hasil survei tentang elektabilitas sejumlah tokoh, yang dilakukan Soloraya Polling dari Unisri Solo yang dirilis 23 Juni 2020 menunjukkan elektabilitas Gibran yang diajukan DPD PDIP Jateng melesat hingga 55%. Sedangkan Achmad Purnomo yang juga menjalani fit and proper test di Kantor DPP bersama Gibran sebagai bakal calon PDIP yang diajukan DPC, hanya 36%.

Selama ini dalam masa tunggu rekomendasi, Gibran tampil kalem. Kalau ditanya dia selalu menyatakan bahwa rekomendasi akan turun pada sosok yang tepat. Alih-alih banyak bicara ke media, dia pilih blusukan ke sudut-sudut kampung di Solo, bersilaturahmi langsung dengan masyarakat dan menunjukkan empati yang dalam terhadap warga Solo yang terdampak pandemic Covid-19. Bantuan mengalir kepada masyarakat baik berupa sembako, masker, penyemprotan disinfektan, APD, hingga ambulans gratis.

Empati Pak Pur juga tidak kurang-kurang untuk warga yang terdampak pandemi kok. Bersama Pak Walikota FX Rudy, beliau aktif berkampanye agar warga tertib dalam protokol kesehatan. Bahkan beliau sempat menyatakan mundur dari pencalonan sebagai Walikota Solo dengan alasan tidak tega melihat penderitaan warga yang terdampak Covid-19. Namun Pak Pur menyatakan maju lagi, didukung para pengurus DPC PDIP.

Pada satu sisi, ada yang menilai Gibran inkonsisten karena pernah menyatakan tidak tertarik masuk politik. Tapi sekarang tiba-tiba mencalonkan diri. Tapi sepertinya tak begitu berpengaruh bagi warga Solo. Dia juga dikritik karena kader baru, kok tega menggilas kader lawas.

Jangan lupa, Pak Pur juga baru masuk menjadi anggota PDIP menjelang pencalonan sebagai Calon Walikota 2015. Jauh sebelumnya pada 2005 dia pernah maju sebagai Calon Walikota Solo dari Partai Amanat Nasional (PAN) berpasangan dengan dr Istar Yuliadi, namun kalah.

Soal bahwa dia anak Presiden RI, banyak kritik juga. Tapi agaknya masyarakat Solo tidak peduli. Buktinya elektabilitas ayah Jan Ethes ini terus naik. Bisa jadi Wong Solo hanya ingin Solo maju, ayem, tentrem. Kalau Walikota Solo punya kedekatan dengan Presiden Indonesia, program pembangunan akan lebih disupport Pemerintah Pusat. Pembangunan akan kenceng. Jadi malah menguntungkan.

Terlepas dari masalah itu, majunya Gibran yang masih berusia 30-an tahun dalam kontestasi pemilihan kepala daerah Solo mengikuti sejumlah orang muda lainnya di sejumlah daerah yang berani tampil. Ada Bupati Luwu Utara, Indah, yang berusia 43 tahun. Bupati Nganjuk Novi Rahman berusia 38 tahun. Dan Bupati Trenggalek, Mohammad Nur Arifin (Gus Ipin) masih 30 tahun.

Di usia yang begitu muda mereka bersinar menunjukkan kinerja yang baik. Sebagai contoh Gus Ipin baru-baru ini mewakili Trenggalek berhasil membuat inovasi dan kebijakan yang mampu meredam penyebaran COVID19 di daerahnya hingga meraih empat kategori peghargaan penanganan Covid-19 dari Pemerintah Pusat. Walaupun tentu saja keberhasilan itu tak lepas juga dari peran masyarakat Trenggalek yang tertib.

Baca Juga: Gibran

Tampilnya orang-orang muda dalam kontestasi politik, dan kemudian berhasil menduduki tampuk pemerintahan daerahnya masing-masing, adalah angin segar dan semangat baru bagi pembangunan Indonesia. Orang-orang muda pada umumnya mempunyai pemikiran yang visioner. Mereka juga lebih progresif dan inovatif. Dunia memang berubah. Trend orang muda memimpin tidak hanya terjadi di Indonesia. Di luar negeri, orang-orang muda juga tampil bahkan berada di pucuk kepemimpinan negara ataupun menjadi bagian dari kabinet. Solo juga berpotensi besar menjadi bagian dari perubahan itu.

Secara kalkulasi politik, kans calon dari PDIP dari Solo menang cukup besar. Bisa dilihat komposisi wakil rakyat yang duduk di DPRD, separuh lebih dari PDIP. Apalagi dalam tradisi PDIP, kader di bawah mengikuti instruksi di atas. Ketika DPP sudah merekomendasikan seseorang untuk maju, tentu akan diikuti kader di bawahnya. Sekarang tantangan Gibran adalah melakukan konsolidasi ke dalam tubuh PDIP Solo. Saatnya merangkul kader-kader yang sempat berlawanan pendapat sebelum rekomendasi turun.

Good luck, Mas'e!

***