Ternyata illustrasi ini terinspirasi dari peringatan hari kelahiran Bung Karno, Presiden Pertama Republik Indonesia, yang juga Salah satu Founding fathers Republik Indonesia.
Suasana lebaran dan halalbihalal di hari raya Idul Fitri 2019 terlihat dalam ilustrasi terbaru ciptaan Karya Adalah Doa. Para tokoh politik Indonesia berkumpul untuk memeriahkannya. Inilah suasana yang ingin digambarkan Illustratornya. Selain itu juga ingin menyampaikan pesan:
"Cara ini untuk mendamaikan elit politik untuk saling bermaaf-maafan. Inilah cara Indonesia yang masih relevan sampai sekarang ini," tulis Karya Adalah Doa lagi.
Semoga apa Yang ingin disampaikan Sang Illustrator pesannya bisa sampai pada para Tokoh yang ada dalam illustrasi tersebut, bisa memberikan Inspirasi bagi banyak orang. Suasana seperti inilah yang dibutuhkan bangsa sekarang ini, mempertahankan keutuhan dan kerukunan bangsa.
Dalam illustrasi ini digambarkan, ada Megawati, Jokowi, SBY, Tri Soetrisno, BJ Habibie, KH.Ma'ruf Amin dan Jusuf Kalla, bahkan dibagian terdepan ada Ibu Sinta Nuriyah Abdurahman Wahid (hanya terlihat ujung kepalanya).
Inilah suasana yang dinanti-nantikan oleh masyarakat, sayangnya dalam illustrasi ini tidak dihadirkan juga Prabowo Subianto. Pastinya sang Illustrator punya alasan tersendiri tidak menghadirkannya dalam illustrasi yang sangat imajinatif ini.
Kalau melihat tokoh-tokoh yang digambarkan dalam illustrasi ini, adalah para tokoh yang hadir dipemakaman Ibu Ani Yudhoyono, mungkin inilah salah satu alasan Illustratornya tidak menghadirkan Prabowo dalam illustrasi diatas, karena memang tidak ada dipemakaman saat itu.
Illustrasi ini sangat imajinatif, dimana sang illustrator mengillustrasikan kehangatan para mantan Presiden RI dalam suasana Idul Fitri, hadir juga Mantan Presiden dan Mantan Ibu negara. Illustratornya menamakan diri sebagai Karya adalah Doa.
Baca Juga: Silaturahmi Politik AHY dan Ibas dalam Pesan SBY yang Sangat Jelas
Karya illustrasi ini benar-benar merupakan sebuah doa perwujudan sebuah kerukunan dan Persatuan. Inilah doa masyarakat Indonesia saat ini, ditengah kekisruhan dan konflik hasil Pemilu 2019. Sangat disayangkan Illustrasi diatas tidak turut menghadirkan Prabowo Subianto.
Seperti yang dilansir Detik.hot, "6 Juni adalah hari lahir sang presiden pertama di Indonesia. Sosok presiden yang menghidupkan etika bernegara untuk menjadi contoh pada penerusnya. Salah satu warisannya adalah bagaimana Soekarno mengadopsi tradisi Indonesia setiap Idul Fitri yaitu silaturahmi untuk bisa menyatukan bangsa dalam kondisi politik yang panas," tulis Karya Adalah Doa, Sabtu (8/6/2019).
Ternyata illustrasi ini terinspirasi dari peringatan hari kelahiran Bung Karno, Presiden Pertama Republik Indonesia, yang juga Salah satu Founding fathers Republik Indonesia.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews