Setelah Fahri Hamzah mengatakan lembaga presiden boleh diserang, sementara lembaga DPR tidak, justeru yang jadi sasaran "peluru nyasar" adalah gedung DPR. Belum juga seminggu, dua kali terjadi insiden serupa di gedung parlemen itu.
Padahal, adakah peluru nyasar? Tak ada.
Peluru hanya akan meluncur sesuai hukumnya. Ia didorong kekuatan yang membuatnya tak bisa bergerak lain daripada arah moncong senjata. Tapi itulah manusia. Suka mencari kambing hitam. Yang mengarahkan penembaknya, yang dituding nyasar pelurunya. Lebay.
Tapi kita mungkin sama lebaynya. Media langsung heboh. Apa motif politiknya? Pemerintah busuk ini! Pers langsung bergerak, sibuk breaking news, tapi tak ada informasi yang relevan. Tergesa memberitakan, tapi tak menguasai materi dan berbekal data minimal, atau tak dikuasai.
Untunglah, atau anehnya, ketika diwawancara wartawan, Fahri tidak ember. Tidak gegabah. Ia bilang, tunggu keterangan pihak kepolisian. Biasanya dia cablak. Kapok karena kasus Ratna Sarumpaet? Atau, ini skenario yang lain lagi, yang harus lebih canggih, agar si peluru nyasar tak tergesa-gesa ngaku sebagaimana Ratna Sarumpaet? Halah.
Fahri masih mempersoalkan juridiksi internasional kasus penangkapan Ratna Sarumpaet di atas pesawat Turkish Airlines. Orang ini bener-bener bego, tapi sok tahu. Anggota parlemen tapi kalau ngomong nggak paham aturan. Apalagi kini bersama sohibnya di PKS, Anis Matta, mendirikan Garbi (Gerakan Arah Baru Indonesia), yang jika gagal merebut PKS, mungkin bakal jadi partai baru.
Melihat penembakan gedung DPR itu, sebagian anggotanya langsung nyelekop, meminta anggaran baru agar kaca gedung dilapisi anti-peluru. Duh, duit anggaran mulu di otak mereka.
Apakah kalau sudah dilapisi kaca anti peluru, juga dijaga oleh kesatuan elite tentara kita, akan bisa kalis dari berbagai serangan dan tudingan, yang mengatakan bahwa lembaga negara ini memang tak berguna sama sekali? Lihat tupoksi mereka, dan apa yang dihasilkannya. Bahkan produk legislasi mereka kali ini, tak lebih baik dari parlemen periode sebelumnya, yang juga buruk.
Yang pasti, tak pernah ada peluru nyasar. Kalau pestol atau senjata api lebay (moncongnya bengkok), apakah sebagaimana penis yang letoy, terus pelurunya jatuh mlungker?
Dalam politik, kata pakar politik, tak ada yang kebetulan. Kalau Fahri dan kawan-kawan jadi anggota DPR, termasuk Fadli, mungkin itu yang dimaksud kebetulan, tepatnya kebetulan yang salah. Nyasar tapi nikmat.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews