Bila kita menerima Israel bertanding di Indonesia kita bukan saja mengkhianati konstitusi tapi juga menyakiti para pendiri bangsa yang tegak kepala menolak Israel karena penjajahannya di Palestina.
Banyak yang menyerang keputusan PDIP, Ganjar dan Koster dalam menolak Israel tapi itulah watak PDIP yang setia pada konstitusi dan berpegangan teguh pada ideologi serta punya akar sejarah dalam alam geopolitik yang dibangun Bung Karno pada era 1950-1960-an.
Bung Karno mengajarkan bahwa pemenuhan hak kemerdekaan tiap bangsa adalah takdir yang harus diperjuangkan apapun resikonya karena Indonesia mengalami masa masa pahit penjajahan.
Apa yang dilakukan Israel pada Palestina adalah penjajahan sampai hari ini. Jutaan orang terusir dari tanahnya, jutaan orang hidup di bawah intimidasi dan Israel mendapatkan perlindungan dari negara-negara besar. Puluhan resolusi PBB dilanggar Israel, bahkan kini Israel semakin kuat kedudukannya di muka dunia internasional.
Penjajahan dan penderitaan orang-orang Palestina semakin dilupakan tapi mereka masih berteriak di tepi jeruji dan aral batas yang dibangun Israel, mereka merangkak melalui lorong sempit di Gaza ke Sinai Mesir untuk logistik makanan. Hidup serba kekurangan di bawah todongan bayonet Israel.
Sayup-sayup suara Bung Karno mulai dilupakan bangsa ini, bahkan tidak sedikit memandang kagum pada Israel. Padahal Bung Karno bersama Gamal Abdel Nasser dulu jadi simbol perlawanan Palestina melawan penjajahan Israel tapi kini ingatan itu hilang.
Bahkan mereka memandang kompetisi bola hanyalah sebatas bola dipisahkan dari politik. Padahal soal Palestina bukan sekedar peristiwa politik tapi lebih luas, soal kemanusiaan.
Bila tak ada cara melawan Israel bahkan resolusi-resolusi PBB diabaikan, maka satu-satunya cara adalah mengucilkan Israel dari pergaulan Internasional dan inilah yang dilakukan Bung Karno dengan menolak Israel, hal yang sama juga dilakukan Timnas Argentina yang menolak bertanding dengan Israel, bahkan Malaysia dengan tegak kepala menolak Israel dalam tuan rumah World Para Swimming Championships 2019. Sampai-sampai Malaysia dibanned oleh komite internasional olahraga tapi jelas sikap Malaysia menolak Israel.
Bila kita menerima Israel bertanding di Indonesia kita bukan saja mengkhianati konstitusi tapi juga menyakiti para pendiri bangsa yang tegak kepala menolak Israel karena penjajahannya di Palestina.
Dan sebuah bangsa harus punya sikap
Anton DH Nugrahanto
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews