Misi Gagal, Trump Berniat Tarik Tentara AS dari Suriah

Minggu, 23 Desember 2018 | 06:09 WIB
0
493
Misi Gagal, Trump Berniat Tarik Tentara AS dari Suriah
Tentara AS (Foto: Sindonews.com)

Presiden Donald Trump tiba-tiba mengumumkan penarikan tentara Amerika yang berjumlah 2.000 personil dari wilayah Suriah. Alasannya kelompok teroris atau ISIS sudah bisa dikalahkan. Ini sebenarnya alasan untuk menghibur diri atau untuk menutupi kegalannya dalam konflik di Suriah.

Keputusan menarik tentara Amerika dari Suriah mendapat kritikan atau ketidaksetujuan dari menteri Pertahanan James Mattis akan ide atau keinginan Trump tersebut. Bahkan James Mattis akhirnya mengundurkan diri atas kebijakan atau keputusan Trump yang ingin menarik tentara AS dari Suriah. Karena merasa sudah tidak ada kecocokan.

Sebenarnya pada beberapa bulan yang lalu, Trump sudah pernah mengumumkan penarikan tentara Amerika dari Suriah atau wilayah Timur Tengah. Tetapi pada waktu itu Arab Saudi dan Uni Emirat Arab tidak setuju dan kedua negara itu siap untuk mendanai keberadaan tentara Amerika sebagai kompensasi.

Bahkan waktu itu Trump seakan mengejek pemimpim kerajaan Arab Saudi atau pemimpin Arab, tanpa keberadaan tentara atau dukungan Amerika, maka pemimpin-pemimpim Arab itu akan terbang ke Eropa atau Amerika dalam waktu dua minggu.

Akibat perang di Suriah, Amerika sudah menghabiskan uang miliaran dollar. Dan tidak mendapatkan apa-apa dari perang itu.

Menurut Trump, tidak mungkin pasukan Amerika akan berdiam diri atau bercokol selamanya di Suriah.

Selama ini Amerika menjadi pelindung bagi militan-militan yang ingin menumbangkan presiden Bashar al Assad dan mendukung persenjataan atau logistisk. Bahkan kadang menjadi penyelamat untuk pimpinan kelompok militan tersebut  dari serangan tentara pemerintah Suriah. Bahkan ada komndan-komandan ISIS  yang diselamatkan atau dievakuasi memakai helikopter oleh pasukan khusus AS

Seperti waktu tentara Suriah mengejar kelompok teroris atau militan dan ingin membebaskan di wilayah Deir az-Zour dari kelompok militan itu,justru Amerika menghalangi atau melindung kelompok militan tersebut.Bahkan AS balik akan menyerang kalau sampai tentara Suriah dan sekutunya menyerang wilayah tersebut.

Dengan penarikan tentara Amerika dari Suriah, maka ada kelompok yang merasa dikorbankan atau dibohongi oleh Amerika, yaitu militan Kurdi dan pihak tentara oposisi Suriah. Selama ini militan Kurdi didukung oleh AS, baik persenjataan, logistik dan pelatihan.

Di satu sisi militan Kurdi ini juga diperangi oleh tentara Turki. Bahkan presiden Erdogan mengancam Amerika kalau sampai berani memberikan persenjataan dan perlindungan bagi militan Kurdi. Tentara Turki tidak segan-segan untuk memburu militan Kurdi yang berada di wilayah utara Irak atau wilayah Afrin di Suriah.

Sepertinya penarikan tentara AS dari Suriah karena situasi dan kondisi yang justru akan membahayakan pasukan AS itu sendiri kalau tetap bercokol di Suriah. Karena Turki tidak main-main dan akan tetap memerangi militan Kurdi. Dan konflik bisa semakin memanas.

Sebenarnya satu tahun yang lalu, kelompok militan Kurdi sudah diingatkan oleh Sekjen Hizbullah Hassan Nasrallah untuk berhati-hati dengan AS. Karena suatu saat bisa dikorbankan dan ditinggalkan begitu saja, kalau misinya gagal.

Dan sepertinya peringantan dari Hassan Nasrallah akan menjadi kenyataan. Militan Kurdi seperti kehilangan induk semang sebagai pelindung.

Apalagi menurut berita media Turki, truk-truk AS yang berisi senjata yang awalnya untuk militan Kurdi sudah dipindahkan ke wilayah Irak.

Penarikan tentara AS dari Suriah membutuhkan waktu 90-100 hari ke depan. Tapi kita tunggu, apakah Trump benar-benar akan menarik tentara AS dari Suriah. Karena keputusan Trump ini juga bisa membawa konsekuensi bagi sekutu-sekutunya.

***