Kita menyerukan pemerintah Indonesia agar lebih agresif dan lebih ril lagi dalam memberikan dukungan kepada Palestina. Agar tidak hanya sebatas kecam mengecam semata.
Salah satu pimpinan Hamas Palestina Alm Dr Abdul Aziz Al Rantissi pernah mengatakan, bahwa zionis Yahudi tidak akan paham dengan yang namanya bahasa diplomasi, mereka hanya paham bahasa perang.
Penerus Ar Rantisi Alm Dr Syalah Shahadah, alm Ibrahim Al Muqaddima, Ismail abu Syanab juga pernah menyampaikan hal serupa.
Saat ini, pimpinan Hamas yang masih hidup masih dalam kondisi yang prima untuk melanjutkan perlawanan baik senjata atau diplomasi.
Ismail Haniyyah, Yahya Sinwar, Mahmud Zehar, Sami Abu Zuhri, Khaled Misyal, Mustafa abu Marzuq dll adalah pimpinan Hamas yang cerdas dan teguh.
Hamas hanya mau malaksanakan proses diplomasi dengan zionis hanya jika dijembatani oleh pemimpin Islam model Erdogan di Turki atau alm Mursi semasa hidupnya.
Sedangkan Hamas selalu menolak berdiplomasi dengan zionis apabila para penengahnya berasal dari pemimpin Arab yang terkenal bermuka dua dan tidak tulus membela Palestina semacam pemimpin Saudi, Mesir saat ini atau pemimpin Arab lain.
Hamas hanya percaya kepada negara model Turki, Tunisia, Atau Qatar yang selalu tulus dan serius menekan zionisme.
Hamas adalah gerakan perlawanan yang sah dan legal. Beda dengan gerakan sempalan lain semacam Fatah dibawah Mahmoud Abbas yang selalu munafik dalam isu Palestina.
Mahmoud Abbas adalah Presiden Palestina versi zionisme. Mereka tidak punya legitimasi mewakili seluruh rakyat Palestina di meja runding.
Hamas tidak mau berdiplomasi dengan zionis apabila diperantarai oleh negara negara Arab yang pro zionisme. Hamas teguh berjuang tanpa kenal lelah dengan terus menyerahkan syuhada demi syuhada.
Konstitusi negara kita sangat jelas. Kita adalah negara yang anti zionis dan anti penjajahan. Sudah saatnya Indonesia melaksanakan perintah konstitusi itu dengan lebih ril dan lebih tegas.
Zionisme internasional adalah gerakan terorisme global yang dipimpin Yahudi untuk melakukan pembersihan etnis Palestina. Gerakan terorisme ini di support oleh barat dan Eropa. Dari Arab sampai Afrika.
Dunia Arab sangat Munafik dengan isu Palestina kecuali beberapa negara yang benar benar tulus membantu perjuangan Palestina yang lebih legitimate dengan gerakan Hamas.
Ismail Haniyyah yang saat ini memimpin Hamas adalah mantan ajudannya Syeikh Ahmad Yasin. Mantan ajudannya Rantissi, mantan ajudannya Syalah Shahadah dkk.
Sikap Ismail Haniyah dalam hal ini tidak akan pernah disusupi kemunafikan. Beliau saksi hidup yang menyaksikan beberapa pimpinan Hamas dibunuh Israel saat beliau menjabat ajudan bagi para pejuang yang telah mendahului nya.
Jika kita mau membantu Palestina, maka Hamas adalah gerakan legal dan sangat legitimate mewakili seluruh rakyat Palestina.
Itulah mengapa saya sangat menyayangkan bahwa Indonesia menolak Hamas saat Hamas mau membuka kantor perwakilan di Indonesia. Kita ikut ikutan kemunafikan dunia Arab lain dalam isu penting ini.
Kita tidak serius dalam isu penting ini, padahal kita adalah negara yang sangat strategis yang mampu berbuat lebih. Plus perintah konstitusi kita sangat jelas agar kita terus berpihak kepada Palestina dengan serius bukan sekedar basa basi.
Turki dan Qatar saat ini mati Matian membela Palestina dan mendukung gerakan Hamas dalam mencapai semua tujuan rakyat Palestina. Sayang, kita selalu lelet dan terkesan hanya basa basi.
Kita menyerukan pemerintah Indonesia agar lebih agresif dan lebih ril lagi dalam memberikan dukungan kepada Palestina. Agar tidak hanya sebatas kecam mengecam semata.
Israel telah melanggar semua hukum internasional, seharusnya kita bisa menemukan jalan untuk menekan dan terus mendesak Israel dengan lebih kuat agar mereka menghentikan penjajahan brutal ilegal mereka terhadap Palestina.
***
Tengku Zulkifli Usman, Pengurus Harian Dewan Pimpinan Nasional Partai Gelora Indonesia.
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews