Orang Romawi penganut kristen percaya bahwa kucing berjasa melindungi bayi Yesus dari gangguan tikus dan ular.
Yunani adalah surga kucing! Serius ini. Dari sekian banyak informasi yang kami dapat tentang Yunani sebelum berangkat, tak ada satupun yang khusus menyebutkan banyaknya kucing di negeri dewa-dewi itu.
Di hari pertama sampai di Athena, selain disambut kerumunan manusia di Monastiraki Square, kami mulai melihat kucing berseliweran dengan tenang. Semakin menanjak ke area Acropolis, kucingnya semakin beraneka ragam. Dari tabby cat, kucing belang, sampai kucing serupa Norwegian forest cat yang anggun itu.
Sebagai pecinta kucing yang sampai saat ini belum memungkinkan untuk punya kucing sendiri, bisa melihat kucing liar nan cantik-cantik dan bersih di Athena jadi hiburan yang sangat menyenangkan.
Mereka bebas menyelinap masuk ke toko, di bawah meja pengunjung di restoran atau kafe, leyeh-leyeh santai di tengah jalan setapak, nangkring di atas mobil sambil kriyep-kriyep menikmati cahaya matahari, mengais makanan di tong sampah ... segala karakter kucing ada di sini.
Pun ketika kami mengunjungi Rhodes, Lindos, Kalithea, Sparta, Corinth, dan kembali lagi ke Athena, kucing selalu menjadi fitur tetap yang muncul di mana saja.
Kucing yang malu-malu, yang penurut, yang anggun, yang brangasan, yang cuek, yang mencari perhatian, yang suka berantem rebutan makanan, you name it. Saya jadi teringat masa puluhan tahun lalu di Dumai, Riau, di mana kami kakak beradik pernah punya piaraan kucing liar sampai 9 ekor. Kucing satu mengundang kucing lain; ngasih tau kalau di situ banyak makanan. Getok tular ala kucing.
Kucing tidak bisa dipisahkan dari sejarah panjang Yunani. Dalam mitologi Yunani, kucing identik dengan kebebasan / kemandirian. Terdapat beberapa penemuan di Cyprus (dulu bagian Yunani), di mana seseorang dikubur bersama seekor kucing. Pun pernah ditemukan batu nisan di abad ke-1 M, yang menggambarkan seorang gadis kecil dengan kucingnya.
Aristophanes, dramawan Yunani Kuno (446 - 386 SM) bahkan memasukkan tokoh kucing dalam salah satu episode drama komedinya.
Orang Romawi penganut kristen percaya bahwa kucing berjasa melindungi bayi Yesus dari gangguan tikus dan ular.
Selanjutnya, tentu saja Turki Utsmani begitu terkenal sebagai penyayang kucing. Hingga saat ini kalau kita ke Istanbul atau ke Bosnia Hercegovina, mudah sekali menemukan kucing sebagai sahabat manusia. Mungkin orang-orang Turki Utsmani yang pernah berkuasa di Yunani selama 4 abad juga berkontribusi membawa pasukan kucing ke pulau-pulau di Yunani.
Keberadaan kucing Yunani yang sudah beradaptasi dengan iklim yang hangat sepanjang tahun, serta hidup damai di tengah manusia, bahkan memunculkan spesies Aegean Cat, yang hanya bisa ditemukan di Yunani. Dengan ciri badan langsing, bulu cukup tebal, dan mata berbentuk kacang kenari berwarna hijau, Aegean Cat mudah dikenali di Yunani.
Hari ini, kucing merupakan bagian tak terpisahkan dari masyarakat Yunani. Meski sebagian besar kucing-kucing itu adalah kucing liar, tapi kesejahteraan mereka cukup terjamin. Banyak komunitas pecinta kucing yang melakukan program TNR (Trap, Neuter, Return) untuk para kucing liar. Setelah ditangkap dan disteril, para kucing lalu dilepas lagi.
Lembaga nirlaba seperti Nine Lives Greece dan the Greek Animal Welfare Fund, memiliki jaringan sukarelawan dan donatur sehingga mereka bisa rutin memberi makan dan bahkan mencarikan adopter bagi para kucing liar, jika memungkinkan.
Intinya, kucing di Yunani, meski kadang tempat gaulnya di tong sampah, nggak akan menderita. Manusia sayang pada mereka. Nggak ada cerita penyiksa kucing di sana.
So, teman-teman penggemar kucing alias anak bulu, mari merapat. Selamat menikmati beberapa foto kucing yang berhasil saya abadikan. Kalau kalian ada langkah ke Yunani, bersiaplah jadi riang gembira. Karena Yunani adalah surga kucing, dan surga para pecinta kucing.
***
#IchaWinterHoliday2021
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews