"Slow Living" Ala Li Ziqi

Ia tidak saja menjungkir balikkan image China sebagai segala hal yang teknologis dan intdustralis. Ia justru sangat kuno, tradisional, dan terlalu agraris.

Rabu, 5 Februari 2020 | 21:46 WIB
0
723
"Slow Living" Ala Li Ziqi
Li Ziqi (Foto: Youtube.com)

China itu bukan hanya Jack Ma yang tampak rakus tapi ternyata sangat humanis. Ia bukan juga melulu Jin Ziping, seorang dikatator yang berhasil menaklukan musuh-musujnya di dalam dan di luar negeri dengan gaya Zen-nya yang lembut tapi sesungguhnya sangat akrobatik dan mematikan itu.

Ia juga telah berkembang menjadi Huawei yag dari namanya sangat aneh, tapi coba sabotase seluruh produknya sehari, maka dunia akan kembali ke zaman batu. Terkaing-kaing karena tidak ada satu pun provider internet di dunia ini yang lepas dari penggunaan teknologinya.

China juga bukan hanya mobil imut Geely yang mula-mula memproduksi kulkas, namun hanya dalam dua puluh tahun berhasil mentransformasi diri sebagai produsen mobil listrik canggih yang konon bahkan Tesla pun mau menggunakan fasilitas pabrikannya.

China hari ini bisa jadi apa saja dalam dunia industri dan teknologi, itu bukan hal aneh lagi. Yang aneh adalah mencari barang apa yang tidak bisa mereka produksi? Atau mencari adakah satu rumah saja di bumi ini yang imun dari satu saja jenis barng yang mereka produksi. Tralala, kayaknya traada....

Perkembangan yang absurdnya juga diiringi oleh perkembangan penyakit yang juga makin canggih dan mematikan semacam Virus Corona. Sialnya, walau jadi endemik tapi justru semakin menguatkan potensi China sebagai negara super power di masa datang. Tidak butuh waktu lama, koreksi segera dilakukan. Konon dari hari ke hari jumlah pasien yang sembuh berkembang jauh lebih cepat dari pasien yang tak berhasil diselamatkan.

Walau tentu saja, tetap saja hal tersebut tak berarti banyak; karena jangan lupa China juga sekaligus adalah negara sebagai korban hoax dan fitnah terbesar di dunia. Jauh lebih besar dari posisinya sebagai negara donor, atau kalau bahasa yang lebih lugas negara kreditor atau pemberi hutangan terbesar di duna.

Amerika bisa saja tampak galak kepada pemerintah China. Coba saja ditagih. Pasti mendadak jadi emak-emak Indonesia yang lebih galak yang diutangi daripada pemberi hutangnya.

Tapi China juga bukan melalu itu. China bagi saya hari ini adalah Li Ziqi, seorang perempuan biasa saja dengan talenta yang bagi saya sungguh sangat ajaib! Pantas bila ia pernah dinobatkan sebagai salah satu wanita paling berpengaruh (sekaligus) misterius di seluruh China. Siapakah dia sebenarnya....

Li Ziqi menurut saya adalah seorang tokoh "slow living" paling penting di dunia saat ini. "Slow living" adalah kombinasi segala hal baik yang akan banyak menyelamatkan dunia di masa datang. Ia menghargai setiap detil proses, dan menendang jauh gaya hidup serba instant. Gaya hidup kembali ke alam yang di luar sangat membumi, tapi sekaligus sangat berselera dan hari ini.

Ia tampak kuno, tetapi justru super modern. Ia kembali tradisional, tetapi sesungguhnya sangat masa depan. Ia melambat tapi justru menyelamatkan. Sebelum jadi seorang vlogger paling berpengaruh baik dan positif. Karena keyakinan saya jelas 90% youtuber hanyalah para rubbish, sampah yang mengejar subscribe dan like.

Ia adalah seorang gadis yatim piatu yang sejak kecil hidup melarat diasuh oleh kakek neneknya. Sedemikian miskinnya, hingga ia putus sekolah. Dan berakhir sebagai buruh yang berpindah-pindah tempat kerja. Tapi ia bukan Cinderella, tak menemukan (dan barangkali tak pernah juga mencari) Sang Pngeran karena ia sepi dari romansa. Ia adalah seorang penyakitan yang gagal hidup di kota. Pengin sembuh dari penyakit kota-nya, lalu pulang kampung ke desanya. Menemani neneknya yang makin uzur dan mulai membuat video kesehariannya.

Kehidupan sehari-harinya dengan alam lingkungannya yang mampu ia jangkau. Ia menanam, memetik, memasak. Ia menjadi tukang kayu, merangkai dan memakainya sendir. Tangannya terkadang menjadi sangat kotor karena lumpur, terlalu lembut untuk mememgang cangkul dan parang. Ia sedemikian enteng masuk ke lumpur, memanjat pohon, memegang gergaji dan menyebit tanaman. tangannya canthas baik di kebun maupun di dapur.

Ia hadir dimana saja, bukan di tempat yang ramaia dan gemerlap tapi justru sunyi dan sendiri. Seolah seorang putri dari masa lalu yang kesasar hidup di hari ini. Seorang vlogger rupawan paling asyik menurut saya...

Lalu misteriusnya di mana?

Ia bekerja sendirian. Ia menyiapkan seluruh konsep videonya, ia menjadi sutradara, sekaligus menjadi kameramen. Menggunakan kamera SLR-nya, ia dengan piawai mengatur tata letak di atas tripod-nya. Ia memilih kostum sendirian, yang saya pikir di luar tidak membosankan. Tapi selalu cocok, pas dengan tema yang diangkatnya, selalu natural dan tidak pernah sesat gaya.

Ia melakukan pengayaan gambar, dengan menampilkan nyaris setiap sudut desanya di Mianyang, Provinsi Sichuan. Ia bergerak dari satu musim ke musim berikut, mengangkat tema sesuai pergerakan alam yang menyertainya. Tidak mengada-ada dan dibuat-buat. Ia melakukan editing, sebuah pekerjaan sederhana yang jelas membutuhkan kerja esktra cerdas. Dan lalu mengup-loadnya.

Dan hasilnya: hingga kini ia memiliki 58 juta subscriber di Weibo dan Youtube. Ia melakukannya seluruh aktivitas tersebut sendiri. Dan hasilnya selalu sempurna. Bukan sekali dua, tapi menyentuh angka ratusan video bila dihitung pertama kali ia melakukannya pertama kali tahun 2016 lalu. Saat ia berusia 26 tahun, oh ya ia kelahiran 1990.

Namun banyak yang tak percaya pada kemampuan dan kerja individualnya. Kenapa? Terlalu bagus dan sempurna untuk seorang yang sangat nothing pada awalnya. Ia tidak saja menjungkir balikkan image China sebagai segala hal yang teknologis dan intdustralis. Ia justru sangat kuno, tradisional, dan terlalu agraris.

Ia menjadi terlalu mandiri, terlalu cool untuk ukuran seorang perempuan domestik. Ia terlalu cantik, gesit dan berbakat hanya untuk sekedar menjadi teman seorang nenek tua, beberapa ekor anjing lucu, kambing dan unggas-unggas peliaharaanya. Ia sungguh terlalu....

Bila ada pengagumnya menyebut dirinya sebagai hadiah dari surga. Kok sialnya, saya percaya....

***