Melihat tulisan itu, Si Jamaah Haji Indonesia tersebut menggerutu sambil ngomel.
Mantan Presiden Abdurahman Wahid pernah membuat pemimpin tertinggi Saudi, Raja Fahd, tertawa terbahak-bahak.
Bahkan, diceritakan Raja Fahd tertawa hingga terlihat langit-langit mulutnya sehingga seluruh rakyat Saudi bisa melihat gigi sang raja, di acara yang disiarkan langsung lewat televisi.
Ibu Sinta Nuriah menceritakan kembali humor Gus Dur tersebut di acara Kick Andi di Metro TV. Berikut ini penuturan Bu Sinta:
Mengawali pembicaraan dengan Raja Fahd, Gus Dur mengatakan padanya bahwa sebagian besar Rakyat Indonesia memiliki penguasaan bahasa Arab yang cukup baik.
Namun, itu adalah bahasa Arab dari kitab yang digunakan di banyak pesantren, yang tentu saja berbeda dengan bahasa Arab yang berlaku di Saudi sekarang.
Suatu kali, ada seorang jamaah Haji Indonesia, yang kebetulan di tempatkan di sebuah maktab yang berdekatan dengan sebuah kantor khusus milik Pemerintah Saudi. Di depan kantor itu tertulis (mamnu’ud dukhul), yang berarti dilarang masuk.
Melihat tulisan itu, Si Jamaah Haji Indonesia tersebut menggerutu sambil berkata, “Dasar orang Arab. Tulisan tidak senonoh mengapa bisa dipampang di sembarang tempat.”
Ternyata Si Jamaah Haji tersebut memahami kalimat ‘mamnu’ud dukhul menurut versi kitab fiqih yang berarti dilarang senggama.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews