Konflik antara Azerbaijan dan Armenia

Selama Husnan berada disana, dirinya belajar bahwa Azerbaijan merupakan negara yang memiliki persimpangan banyak peradaban manusia.

Selasa, 27 Oktober 2020 | 06:32 WIB
0
201
Konflik antara Azerbaijan dan Armenia
Foto: Kataindonesia

Konflik yang telah terjadi selama puluhan tahun yang melanda Armenia dan Azerbaijan masih terus terjadi perselisihan. Konflik ini dimulai pada abad ke-20, khususnya pada Nagorno-Karabakh yang merupakan suatu persengketaan wilayah dan konflik etnis antara Armenia dan Azerbaijan atas wilayah Nagorno-Karabakh, yang secara de facto dikuasai oleh Republik Nagorno-Karabakh yang diproklamasikan sendiri, tapi secara internasional diakui sebagai bagian dari Azerbaijan. 

Selama kurang lebih 2 bulan terakhir, konflik ini terus memanas dan terus memicu perselisihan. Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Azerbaijan tahun 2016-2020, Prof.Dr. Husnan Bey Fananie. MA mendukung sepenuhnya agar Kota Nagorno menjadi bagian dari Azerbaijan. Dirinya mengatakan, konflik ini termasuk ke dalam konflik teritorial. Sejatinya Armenia merupakan bangsa yang terpencar dan tersebar ada yang di Eropa, Asia, dan Afrika.

Husnan Bey Fananie  mengulas kembali secara singkat terkait konflik antara keduanya, bermula dari Russia yang membagi wilayah Armenia dan Azerbaijan, sekitar wilayah 20% Azerbaijan yang di ekspansi oleh tentara Armenia dan dibantu oleh Russia.

Hingga kini wilayah tersebut masih dikuasai oleh Armenia dan penduduknya bercampur antara etnik Armenia dan Azerbaijan.

“Sampai hari ini, Nagorno-Karabakh adalah bagian dari Azerbaijan dan telah tertulis dalam catatan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB),” ujar Husnan Bey Fananie ketika mengisi Diskusi Informasi Konflik Azerbaijan dan Armenia di Rumah Budaya Fananie Center di Jakarta, Senen (26/10/2020).

Lebih lanjut, Husnan Bey Fananie yang juga merupakan Pakar Hubungan Internasional meneruskan, sesungguhnya peperangan ini terjadi di dalam Azerbaijan, Husnan juga mengibaratkan hal ini sebagai tuan rumah yang mengusir penjahat untuk masuk ke dalam wilayahnya.

“Secara _de facto,_ PBB mengakui Nagorno-Karabakh adalah tanah resmi milik Azerbaijan. Belakangan ini juga, Azerbaijan tidak menginginkan perdamaian jika Bangsa Armenia tidak keluar dari wilayah Azerbaijan,” tambah Husnan.

Husnan Bey Fananie menjelaskan, bangsa Indonesia harus membaca informasi seputar berita Armenia dan Azerbaijan secara hati-hati. Dirinya menegaskan, sebagai warga yang cerdas dan harus jernih menyaring segala berita yang masuk. Husnan mengatakan, Azerbaijan merupakan wilayah yang strategis, khususnya di Nagorno-Karabakh.

Selama Husnan berada disana, dirinya belajar bahwa Azerbaijan merupakan negara yang memiliki persimpangan banyak peradaban manusia, yang juga merupakan tempat kelahiran Nabi Nuh A.S, serta tempat dimana bangsa Selatan dan Timur berjalan menuju ke Eropa (Utara).

“Indonesia akan terus mendukung perjuangan rakyat Azerbaijan dan meminta kepada Armenia, untuk sepakat memberhentikan peperangan konflik karena banyak memakan banyak korban dan dirugikan dari sejumlah aspek,” tutup Husnan Bey Fananie.

***