Hal Amca, Jawara Udara India

Terbang perdana HAL AMCA direncanakan pada tahun 2025, dan mulai masuk jajaran Angkatan Udara India pada tahun 2030.

Minggu, 19 Januari 2020 | 13:32 WIB
0
393
Hal Amca, Jawara Udara India
Hal Amca (Foto: jakartagreater.com)

India memiliki wilayah sekitar 3,4 juta kilometer persegi dengan jumlah penduduk 1,32 miliar orang. India memiliki ikon-ikon yang dikenal di dunia. Bangsa India mempunyai sederet kebanggaan, bukan hanya pada keindahan Taj Mahal atau body indah Aishwarya Rai.

Mulai dari cerita Ramayana, musik yang dinamis dan terkesan centil, industri perfilman bollywood yang hampir setara dengan Hollywood, makanan khas berbumbu pekat, tekstil India yang sangat masyhur, serta industri IT di Bangalore yang tak kalah dibanding dengan Silicon Valley di Palo Alto, San Francisco. Bahkan India sudah memulai proyek luar angkasa, dengan wahana roket Chandrayaan-1 dan 2.

Di bidang pertahanan, sebagai negara besar, India tidak mau ketinggalan dalam perlombaan persenjataan canggih, khususnya pesawat tempur. Untuk mengembangkan sistem pertahanan yang kuat dan canggih, Pemerintah India berani mengeluaran biaya hingga puluhan miliar Dollar Amerika Serikat. Kini India sudah mampu membuat pesawat tempur canggih generasi ke-5, HAL AMCA yang diproyeksikan sudah terbang pada tahun 2025.

India adalah potret peradaban manusia yang paling lengkap. Di India masih banyak orang yang hidup di tempat yang seadanya, beralaskan tanah dan beratapkan langit. Tapi beberapa taipan bisnis India juga masuk dalam daftar orang-orang terkaya di dunia. Di India juga masih terdapat alat transportasi sejenis gerobak yang ditarik manusia.

Tapi India juga telah mampu membuat wahana ruang angkasa untuk meluncurkan satelit. Di beberapa tempat d India orang masih mengandalkan senjata panah untuk berburu atau konflik di antara mereka. Namun India juga sudah menjadi negara yang mampu membuat peluru kendali (rudal) nuklir, Agni.

Sejak merdeka pada tanggal 15 agustus 1947, India adalah salah satu negara yang menyatakan diri sebagai negara non-blok. Tidak berpihak ke blok barat, Amerika Serikat dan negara-negara sekutunya, juga tidak ke timur, Uni Sovyet dan negara-negara satelitnya. Namun, selama periode perang dingin 1945 – 1990, kiblat industri militer India adalah Rusia.

Karenanya, hampir semua sistem persenjataan India pada masa itu dipasok dari Uni Sovyet. Deretan pesawat tempur yang menjadi andalan Angkatan Udara India, semuanya dipasok dari pakrikan-pabrikan militer Uni Sovyet, MiG, Sukhoi, Tupolev, Ilyushin, dan lain-lain.

Secara politik, India tidak punya hubungan yang baik dengan negara-negara terdekatnya, Pakistan, Bangladesh, atau China. Bahkan dalam konteks pertahanan, India terkepung dari segala arah, Pakistan di barat laut, China di utara, Bangladesh di timur laut, dan di selatan Diego Garcia, sebuah protektorat Inggris yang disewa Amerika Serikat sebagai pangkalan militer.

Dengan pertimbangan itu India memilih Rusia sebagai mitra dalam pengembangan sistem pertahanannya. Pertengahan Juli 2017 India menanda-tangani kontrak alih teknologi dengan Rostec, sebuah perusahaan Rusia yang bergerak di industri militer. Rostec adalah salah satu vendor bagi Fakel Machine-Building Design Bureau, produsen sistem pertahanan anti rudal Rusia S-400. Kesepakatan kontrak itu menunjukkan keseriusan India dalam membangun sistem pertahanan yang kuat, setara dengan yang dimiliki negara-negara besar di sekitarnya.

Sejak tahun 2013, Hindustan Aeronautics Limited, sebuah BUMN kedirgantaraan India mengembangkan pesawat tempur canggih generasi ke-5, yang kemudian mereka namai, Hindustan Aeronautics Limited - Advanced Medium Combat Aircraft, HAL AMCA. Pesawat ini setara dengan jet-jet tempur kelas atas seperti F-22 Raptor buatan Amerika Serikat, Chengdu J20 buatan China, dan Sukhoi Pak Fa T-50 buatan Rusia.

Sebagai pesawat siluman anti deteksi radar lawan, HAL AMCA memiliki body berbentuk berlian. Pesawat ini dilenghkapi sistem navigasi super canggih, radar LRDE X-band AESA yang dikembangkan oleh Electronics and Radar Development Establishment (LRDE), dengan kemampuan intersep dan pertempuran di udara yang sama baiknya, serta penyerangan ke darat dengan sangat akurat.

Awalnya, pesawat ini akan menggunakan dua mesin F414 buatan General Electric yang di-upgrade. Namun karena biaya pengembangannya sangat mahal, US$3,2 miliar, akhirnya untuk menggerakkan HAL AMCA, Kementerian Pertahanan India memilih dua mesin GTRE GTX-35VS ‘Kaveri’ NG turbofans yang tengah dikembangkan oleh Gas Turbine Research Establishment (GTRE), sebuah BUMN India di bidang energi.

Dengan dua mesin produk lokal tersebut, HAL AMCA akan mampu terbang dengan kecepatan maksimal pada ketinggian tertentu hingga Mach 3,5. Sedangkan kecepatan untuk dog fighting sekitar mach 1,8, dengan daya jelajah 2.800 kilometer. HAL AMCA diawaki satu orang pilot, memiliki panjang 17,2 meter dan rentang sayap 11,8 meter, dan tinggi 4,8 meter.

HAL AMCA dilengkapi senapan Cannon 30 milimeter, dengan delapan hardpoints. HAL AMCA juga mampu membawa air to air missille, air to surface missille, rudal jelajah, bom laser, dan bom konvensional yang semuanya buatan dalam negeri. Total bom yang bisa diangkut pesawat ini mencapai 10 ton.

Pada Maret 2017 lalu, Hindustan Aeronautics Limited memfinalisasi rancang bangun HAL AMCA yang sudah dilengkapi dua mesin. Terbang perdana HAL AMCA direncanakan pada tahun 2025, dan mulai masuk jajaran Angkatan Udara India pada tahun 2030. Mengenai rancang bangun HAL AMCA, para pakar pesawat tempur menilai, pesawat itu sangat mirip dengan pesawat tempur generasi ke-5 buatan Lockheed Martin, F-22 Raptor.

Dalam waktu yang sama, India juga mengambangkan pesawat HAL FGFA yang merupakan modifikasi dari Sukhoi T-50 PAK FA buatan Rusia. HAL FGFA, menggunakan mesin Saturn AL-41. Pesawat stealth multirole ini dikembangkan dengan biaya sekitar US$30 miliar.

Dhanyavaad, namaste.

***