Amerika Jatuhkan Sanksi, Iran Bilang, "Siapa Takut...?!"

Iran lebih dari kata siap. Unit-unit tempur rudal sudah siap merespon kalau ada benda langit asing menuju ke wilayahnya.

Selasa, 25 Juni 2019 | 15:03 WIB
0
394
Amerika Jatuhkan Sanksi, Iran Bilang, "Siapa Takut...?!"
RQ-4 Global Hawk (Foto: CNN.com)

Presiden AS Donald Trump langsung merespon atau menjatuhkan sanksi kepada pemimpin tertinggi Iran yaitu Ayatulloh Ali Khamenie dan pejabat tinggi lainnya. Sanksi ini imbas dari tertembaknya pesawat nirawak RQ-4 Global Hawk oleh rudal Khardad 3 milik Iran.

Amerika sudah terbiasa memberikan hukuman atau sanksi kepada negara-negara yang tidak tunduk pada keinginannya. Sanksi itu bisa berupa:sanksi ekonomi dan sanksi tidak boleh masuknya para pejabat ke negara Europa atau Amerika. Dan itu penyakit lama Washington.

Tertembaknya pesawat nirawak RQ-4 Global Hawk menambah memanasnya hubungan Amerika dan Iran. Bahkan awalnya Trump ingin membalas dengan serangan kepada Iran. Namun diurungkan. Alasannya Iran hanya menembak nirawak. Kalau Amerika membalas yang mati bisa mencapai 150 orang. Dengan pertimbangan itu, rencana serangan balasan dibatalkkan oleh Donald Trump.

Siapakah 150 orang yang ingin menjadi target serangan balasan oleh Amerika itu?

Bisa jadi Amerika ingin menyasar pesawat komersil Iran yang sarat penumpang. Ini mengingatkan pada tanggal 3 Juli 1988 di mana pesawat komersil Iran Air dengan penerbangan IR 655 ditembak jatuh dengan rudal Amerika dari Kapal Penjelajah USS Vincennes dan menewaskan 290 penumpang termasuk warga negara asing.

Tapi menurut pejabat Iran dari sumber intelijen, batalnya serangan balasan Amerika kepada Iran bukan karena 150 orang yang akan menjadi korban. Akan tetapi serangan balasan itu tidak mendapat dukungan dari sekutunya di kawasan Timur Tengah. Sekutu mereka takut,sebab mereka juga akan menjadi sasaran balasan oleh Iran.

Bahkan Iran juga merilis, sebenarnya pesawat nirawak yang ditembak itu merupakan pilihan yang minimal. Karena sebenarnya Iran bisa juga menembak pesawat yang mengawal pesawat nirawak RQ-4 Global Hawk itu.

Tetapi atas pertimbangan karena di dalam pesawat itu ada penumpang dengan jumlah 35 orang, maka Iran lebih memilih pesawat nirawak yang menjadi sasaran. Artinya sumber-sumber intelijen Iran cukup akurat, karena mereka tahu bahwa dalam pesawat yang lain ada 35 penumpang.

Ada juga analisa yang lain Donald Trump membatalkan serangan balasan kepada Iran. Ini lebih analisa politik, yaitu Donald Trump ingin mencalonkan lagi sebagai calon presiden pada 2020. Kalau sampai Donald Trump melakukan serangan balasan kepada Iran, maka untuk terpilih kembali pada periode kedua akan sulit. Sebaliknya, malah bisa kalah.

Tetapi bukan namanya Amerika kalau tidak bisa membalas serangan Iran. Cepat atau lambat Amerika akan membalas Iran dengan tangan sekutunya. Artinya balasan itu bukan dilakukan oleh tangan Amerika, tetapi bisa lewat tangan sekutunya di Timur Tengah.

Tetapi juga bukan Iran namanya kalau ditekan atau diancam menjadi ciut nyali atau takut. Iran lebih dari kata siap. Unit-unit tempur rudal sudah siap merespon kalau ada benda langit asing menuju ke wilayahnya.

Iran tidak mau perang tapi juga siap perang.

Begitu, Brother Duck!

***