Iran lebih dari kata siap. Unit-unit tempur rudal sudah siap merespon kalau ada benda langit asing menuju ke wilayahnya.
Presiden AS Donald Trump langsung merespon atau menjatuhkan sanksi kepada pemimpin tertinggi Iran yaitu Ayatulloh Ali Khamenie dan pejabat tinggi lainnya. Sanksi ini imbas dari tertembaknya pesawat nirawak RQ-4 Global Hawk oleh rudal Khardad 3 milik Iran.
Amerika sudah terbiasa memberikan hukuman atau sanksi kepada negara-negara yang tidak tunduk pada keinginannya. Sanksi itu bisa berupa:sanksi ekonomi dan sanksi tidak boleh masuknya para pejabat ke negara Europa atau Amerika. Dan itu penyakit lama Washington.
Tertembaknya pesawat nirawak RQ-4 Global Hawk menambah memanasnya hubungan Amerika dan Iran. Bahkan awalnya Trump ingin membalas dengan serangan kepada Iran. Namun diurungkan. Alasannya Iran hanya menembak nirawak. Kalau Amerika membalas yang mati bisa mencapai 150 orang. Dengan pertimbangan itu, rencana serangan balasan dibatalkkan oleh Donald Trump.
Siapakah 150 orang yang ingin menjadi target serangan balasan oleh Amerika itu?
Bisa jadi Amerika ingin menyasar pesawat komersil Iran yang sarat penumpang. Ini mengingatkan pada tanggal 3 Juli 1988 di mana pesawat komersil Iran Air dengan penerbangan IR 655 ditembak jatuh dengan rudal Amerika dari Kapal Penjelajah USS Vincennes dan menewaskan 290 penumpang termasuk warga negara asing.
Tapi menurut pejabat Iran dari sumber intelijen, batalnya serangan balasan Amerika kepada Iran bukan karena 150 orang yang akan menjadi korban. Akan tetapi serangan balasan itu tidak mendapat dukungan dari sekutunya di kawasan Timur Tengah. Sekutu mereka takut,sebab mereka juga akan menjadi sasaran balasan oleh Iran.
Bahkan Iran juga merilis, sebenarnya pesawat nirawak yang ditembak itu merupakan pilihan yang minimal. Karena sebenarnya Iran bisa juga menembak pesawat yang mengawal pesawat nirawak RQ-4 Global Hawk itu.
Tetapi atas pertimbangan karena di dalam pesawat itu ada penumpang dengan jumlah 35 orang, maka Iran lebih memilih pesawat nirawak yang menjadi sasaran. Artinya sumber-sumber intelijen Iran cukup akurat, karena mereka tahu bahwa dalam pesawat yang lain ada 35 penumpang.
Ada juga analisa yang lain Donald Trump membatalkan serangan balasan kepada Iran. Ini lebih analisa politik, yaitu Donald Trump ingin mencalonkan lagi sebagai calon presiden pada 2020. Kalau sampai Donald Trump melakukan serangan balasan kepada Iran, maka untuk terpilih kembali pada periode kedua akan sulit. Sebaliknya, malah bisa kalah.
Tetapi bukan namanya Amerika kalau tidak bisa membalas serangan Iran. Cepat atau lambat Amerika akan membalas Iran dengan tangan sekutunya. Artinya balasan itu bukan dilakukan oleh tangan Amerika, tetapi bisa lewat tangan sekutunya di Timur Tengah.
Tetapi juga bukan Iran namanya kalau ditekan atau diancam menjadi ciut nyali atau takut. Iran lebih dari kata siap. Unit-unit tempur rudal sudah siap merespon kalau ada benda langit asing menuju ke wilayahnya.
Iran tidak mau perang tapi juga siap perang.
Begitu, Brother Duck!
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews