Maryam sudah mulai mengerahkan massa. Minggu lalu. Menyerang Imran Khan. Sekaligus di beberapa kota. Di saat Imran lagi melakukan lawatan ke Amerika sejak Sabtu lalu.
Hati saya untuk Maryam.
Otak saya untuk Imran Khan.
Maryam itu cantiknya luar biasa. Lihatlah matanya. Seperti mutiara. Lihatlah pipinya: ada lesung pipitnya. Perhatikan hidungnya: gabungan barat dan timur.
Lihatlah seluruh badannya. Begitu menakjubkan. Betisnya pun pasti seperti batang padi yang lagi hamil --kalau bisa diperlihatkan.
Pokoknya, tidak ada wajah yang lebih sempurna dari Maryam. Selama saya di Pakistan lalu.
Tapi otak saya untuk Imran. Ia lagi bekerja keras untuk membawa Pakistan lebih damai.
Saya selalu berdoa: agar hati dan otak saya menyatu untuk Pakistan. Agar negeri itu bisa bangkit.
Kelihatannya sulit.
Maryam sudah mulai menyerang Imran. Dalam posisinya sebagai ketua oposisi. Juga sebagai anak pertama Nawaz Sharif. Yang pernah tiga kali menjadi perdana menteri Pakistan. Yang rajin membangun jalan tol. Yang mengawali membangun pembangkit listrik besar-besaran. Yang menjalin hubungan mesra dengan Tiongkok.
Dan kini ia di penjara. Untuk lima tahun.
Tuduhannya korupsi: punya harta di London yang tidak dimasukkan dalam laporan kekayaan.
Maryam sudah mulai mengerahkan massa. Minggu lalu. Menyerang Imran Khan. Sekaligus di beberapa kota. Di saat Imran lagi melakukan lawatan ke Amerika sejak Sabtu lalu. Untuk bertemu Presiden Donald Trump. Juga rapat besar dengan masyarakat Pakistan di Amerika. Dan menemui IMF.
Sampai-sampai, saat meninggal, beliau jadi rebutan: harus dikubur atau dikremasi.
Sulitnya, beliau sendiri sudah tidak bisa memutuskan.
Dahlan Iskan
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews