Perempuan dan Informasi

Mereka itulah perempuan-perempuan yang kerahasiaan identitasnya dijaga sangat ketat oleh Mossad.

Minggu, 9 Mei 2021 | 21:57 WIB
0
141
Perempuan dan Informasi
Nabeela (Foto: Al Bawana)

Akan tiba waktunya bagi satu negara kecil berdaulat yang lapisan pertama pertahanannya adalah pengetahuan,' Kalimat itu dikatakan Charles Proteus Steinmetz, seorang ilmuwan dan juga penulis Jerman keturunan Yahudi. Tentu negara yang dimaksud oleh Steinmetz adalah Israel. Sedangkan 'pengetahuan' yang dimaksud pada kalimat itu adalah informasi. 

Secara sederhana, Steinmetz ingin mengatakan, bahwa pikiran (akal) adalah indera yang bisa melihat sesuatu yang tidak terlihat oleh mata, dan segala suara yang tidak terdengar oleh telinga. Jadi, tajamkanlah indera pemikiriranmu, niscaya kamu akan tahu. Siapkan otakmu agar bisa melihat apa yang akan terjadi di masa depan, bisa menangkap pesan dari keheningan.  

Terlepas dari seperti apa perilaku Israel saat ini, apa yang dilakukan Israel dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta keberhasilan membangun dinas rahasia Mossad, pantas diacungi jempol dan selayaknya ditiru. 

Sepanjang kiprahnya mengukir kesuksesan di dunia dinas rahasia, Mossad mengandalkan dua senjata yang diyakini sangat ampuh: uang dan perempuan. 

Konon, di lantai basement markas Mossad ada ruangan khusus untuk mencetak lembaran uang dari berbagai negara. Uang palsu yang dihasilkannya sangat sempurna. Tidak terdeteksi oleh alat yang digunakan di toko-toko pada umumnya. Memang, uang tidak bisa membeli sesemuanya. Tapi semua harus dibeli dengan uang. 

Mengapa perempuan? Agen perempuan memiliki pengaruh emosional yang kuat untuk mengontrol dan mendapatkan informasi, mengekstrak rahasia dari target (pria). Tercatat beberapa figur perempuan mata-mata Mossad, yang sukses menjalankan misinya. Ia menggunakan kecantikan dan daya pikirnya yang dahsyat. 

Dalam konmologi masyarakat madani, daya tarik perempuan yang paling utama terletak pada pemikirannya, kecerdasannya. Dengan kecerdasannya, daya tarik seks (sex appeal) menjadi sangat mengemuka, lebih kuat, lebih indah. Itulah senjata terampuh dalam sejarah pertikaian umat manusia.  

Mengenai paras cantik dan bentuk tubuh sempurna, juga tidak perlu dibahas. Tapi dalam berbagai operasi yang melibatkan perempuan, Mossad terlebih dahulu mencari informasi, perempuan ‘tipe bagaimana’ yang disukai calon target. Kemudian dipilih dan ditetapkan siapa yang akan bertugas. Harus market driven. 

Tentu saja banyak sekali perempuan yang cerdas, mereka bekerja di berbagai profesi, ada aktris, ekonom, scientist, akademisi, politisi, pengusaha, profesional, atlet, dan seterusnya. Tapi perempuan dengan tingkat kecerdasan tinggi akan dengan mudah memahami situasi, memetakan persoalan, menemukan dan merumuskan solusi, serta menerapkannya di lapangan dengan cara senatural mungkin, sewajar mungkin. 

Mereka memahami kaidah-kaidah psikologi, komunikasi, kebahasaan dalam berinteraksi, juga mentaati etika lokal maupun universal.

Ingat, dalam dunia dunia dinas rahasia, seorang intelijen hanya mempunyai satu tiket. Harus berhasil, atau dilupakan, bahkan bisa dihilangkan. Tugas-tugas intelijen hanya bisa dikerjakan oleh perempuan-perempuan sempurna. Mungkinkan ada perempuan seperti itu? Ada. 

Benar, bahwa profesi lain juga menuntut kesempurnaan dalam bekerja, tapi masih dengan tingkat toleransi tertentu. Risikonya bukan mati. Sedangkan sebagai intelejen, kesempurnaan yang harus ditampilkan dalam tugas, tanpa toleransi sama sekali. 

Ini mutlak membutuhkan komitmen maksimal, integritas maksimal, pengetahuan dan kemampuan maksimal dalam menginterpretasikan serta mengimplementasikan skenario ke dalam aksi nyata. Mulai dari memahami dan memetakan persoalan, tujuan yang ingin dicapai, dan yang terpenting, apa yang harus dilakukan. 

Untuk yang terakhir ini, hanya seorang perempuan dengan kecerdasan sangat tinggi bisa melakukannya sesuai tuntutan: sempurna, tanpa kesalahan. Misalnya, bagaimana mata harus bereaksi untuk merespon kalimat tertentu dari komunikan yang menjadi targetnya.

Berapa cepat meraih pesawat telepon ketika mendapat panggilan dari orang tertentu, kata pertama apa yang harus diucapkan, dan seterusnya. Hal itu diperlukan untuk tidak mengecewakan Sang Target. Tapi juga tidak membuatnya curiga. 

Mereka harus mampu mendengarkan kalimat yang tidak disuarakan oleh orang yang berinteraksi dengannya, mengetahui kejadian yang tidak dilihatnya atau dikemukakan orang.

Mereka harus bisa menganalisis data atau informasi sekecil apapun, dan menyimpulkan artinya. Harus mampu menganalisis risiko dalam beberapa tahap kemungkinan sebelum terjadi. 

Membayangkan perempuan berkecerdasan tinggi dengan tugas yang mutlak harus dilaksanakan dengan sempurna, ada dua sosok perempuan yang berhasil melakukannya. Pertama, tidak diketahui namanya. Dia adalah perempauan Amerika Serikat yang bekerja untuk Mossad dan ditempatkan di Irak. 

Awal tahun 1960an, Uni Sovyet memasok beberapa skadron tempur Irak dengan MiG-21. Saat itu, MiG-21 adalah pesawat tercanggih yang ditakuti oleh Israel. Tugas dari Panglima Angkatan Udara Israel, Marsekal Dan Tolkowsky, bagaimanapun caranya, agar Mossad harus mendapatkan pesawat tersebut.

Nah, perempuan Amerika agen Mossad inilah yang membuka jalan. Ia berusaha membangun jaringan bisnis dan sosialita, agar bisa ikut dalam pesta-pesta, di mana para pilot tempur Irak hadir dan berbaur. 

Tidak perlu waktu lama, maka perempuan Amerika itu sudah berkenalan dengan beberapa pilot militer Irak. Salah satunya adalah Munir Redfa, seorang perwira beragama Nasrani, berusia 30an tahun, dan dipercaya menerbangkan MiG-21 yang belum lama dikirim dari Sovyet. 

Pertemuan dengan Redfa menjadi rutin dan terjalin hubungan pribadi, hingga memutuskan liburan bersama ke Paris. Jalan makin terbuka. Hasilnya, tahun 1967 dalam satu latihan terbang di pagi buta, Munir Redfa membawa kabur MiG-21 ke Israel. 

Selama penerbangan kabur, Redfa dipandu dan dilindungi oleh beberapa pesawat tempur Israel. Di Negev, keluarga Redfa sudah menunggunya untuk kehidupan baru. Di mana perempuan Amerika tadi? Tidak ada yang tahu. 

Kedua, seorang perempuan Amerika Serikat bernama Cindy, juga bekerja untuk Mossad. Tahun 1986 seorang ahli fisika nuklir, Mordechai Vanunu yang cukup lama bekerja di pusat pengembangan tenaga nuklir Israel di Dimona, Negev. Vanunu keluar dari dinasnya, karena hatinya tidak bisa menerima kalau keahliannya dimanfaatkan untuk membuat senjata nuklir. 

Vanunu menjadi buruan Mossad setelah membocorkan program nuklir Israel kepada The Sunday Times, New York. Vanunu tahu risiko apa yang ia hadapi saat itu. Karenanya ia berpindah-pindah tempat tinggal dan nama berganti-ganti. Untuk menangkap Vanunu, Mossad mengutus Cindy untuk bisa berkenalan dan menjadi ‘pacar’ Vanunu. 

Tidak perlu waktu sampai setahun, Cindy sudah jadi ‘pacar’ Vanunu. Lewat satu skenario yang matang, Cindy berhasil mengajak Vanunu untuk berlibur di Italia. Di sana Mossad sudah menanti, “Anda bisa memuntahkan umpan, tapi tidak kail.” Vanunu tertangkap. 

Sementara untuk menjerat tokoh-tokoh Arab muslim, Mossad merekrut perempuan-perempuan cantik nan cerdas dari Maroko. Seperti ditulis Al Bawaba, agen itu harus perempuan muslim, cantik, dan memahami hukum-hukum nikah. Karena, sebelum masuk kamar, tokoh-tokoh Arab muslim akan menikahi perempuannya secara mut’ah. 

Salah satu perempuan agen Mossad asal Maroko adalah Nabeela. Ia pernah ditugaskan untuk ‘mendekati’ orang-orang Arab Amerika di pemerintahan Amerika yang menjadi pendukung proses perdamaian Arab – Israel. Nabeela memperkenalkan dirinya sebagai agen intelijen Uni Emirat Arab. Satu laporan menyebutkan, Nabeela bekerjasama dengan banyak orang Saudi dan Turki yang berafiliasi dengan CIA. 

Dalam laporan itu disebutkan, Nabeela termasuk kelompok yang terkait dengan pembunuhan ‘Salim El Lozi’, pemimpin redaksi dan pemilik majalah Lebanon ‘Al Hawadeth’. El Lozi dibunuh di tengah kota Beirut pada Juli 1980. Kelompok yang sama diyakini bertanggung jawab atas kematian pemilik pusat rehabilitasi di kota Lausanne, Switzerland, yang tewas dalam satu kecelakaan mobil di Mesir. Setelah menyelesaikan banyak misi di kawasan Teluk, Nabeela menghilang.  

Media dari berbagai negara sangat ingin mengetahui, siapa perempuan Amerika yang mampu membujuk Redfa membawa kabur MiG-21 dari Irak? Siapa Cindy yang menggiring Vanunu ke dalam perangkap Mossad? Siapa Nabeela perempuan cantik berjilbab asal Maroko? Selain tiga perempuan itu, masih ada Shula Cohen, Heba Selim, Erika Chambers, Rose McGawan, dan lain-lain. 

Mereka itulah perempuan-perempuan yang kerahasiaan identitasnya dijaga sangat ketat oleh Mossad. Dalam pesan yang ditulis Charles Proteus Steinmetz, “Akan tiba waktunya bagi satu negara kecil berdaulat, yang lapisan pertama pertahanannya adalah pengetahuan.”, di sana ada tugas dan peran yang hanya bisa dijalankan oleh perempuan cantik, seksi, dan cerdas.        

***