Bendera Putih Zelensky

Kekuatan militer Rusia yang baru dipakai saat ini di Ukraina adalah kekuatan militer reguler. 90 persen senjata canggih Rusia belum dipakai di Ukraina.

Sabtu, 12 Maret 2022 | 06:18 WIB
0
96
Bendera Putih Zelensky
Volodymyr Zelensky (Foto: tempo.co)

Secara de facto, perang Rusia dengan Ukraina ini sudah selesai jika dilihat dari substansi perang.

Rusia sudah berhasil mencapai semua target target yang sudah direncanakan sejak sebelum invasi ke Ukraina.
Ukraina sekarang kondisinya sangat memprihatikan, kota kotanya hancur, tentaranya banyak yang mati, dan yang paling signifikan adalah: 80 persen angkatan bersenjata Ukraina telah dihancurkan Rusia.

Sebuah keberhasilan invasi militer dapat disebut berhasil apabila memenuhi tiga syarat:

1. Berhasil mengisolasi negara itu dari diplomasi internasional.
2. Berhasil menghancurkan angkatan bersenjatanya.
3. Berhasil menaklukkan mental pemimpin dan mental tentaranya.

Ketiga syariat ini sudah memenuhi di Ukraina. Rusia lebih jauh bahkan telah berhasil mencapai misi utama mereka menginvasi Ukraina: mengusir rezim pro NATO dan mengusir NATO dan AS sekalian dari Ukraina dan Eropa timur.

Volodymyr Zelensky pada dasarnya sudah menyerah, tapi dia dipaksa untuk terus memperlihatkan diri di depan media agar mental tentara Ukraina tidak jatuh.

Zelensky sudah lima kali memohon mohon agar bisa ketemu Presiden Rusia Vladimir Putin. Tapi semua permintaan ini ditolak Rusia sebelum semua syarat Rusia dipenuhi.

Zelensky pada dasarnya sudah ingin memenuhi semua syarat yang diajukan Rusia, tapi Zelensky tidak tau cara dan bagaimana mekanisme menyerah. Karena dia terus ditekan oleh para pembantunya untuk tidak angkat bendera putih.

Terlebih setelah Zelensky tau, bahwa NATO benar benar tidak bisa membantu nya sama sekali. Beberapa kali Zelensky marah ke NATO di masa perang ini dengan mengatakan: NATO sengaja membunuh rakyat Ukraina.

Zelensky dalam sikapnya yang terbaru, meminta jalan agar bisa ketemu dengan Putin. Dan siap menyerah dengan semua permintaan Rusia. Sekali lagi, Zelensky tidak tau cara dan mekanisme yang tepat tentang cara Ukraina menyerah.

Zelensky adalah pemimpin yang minim jam terbang, minim relasi, minim pengalaman, minim segala hal dalam soal soal berat seperti ini.

Zelensky terakhir meminta Turki agar bisa menjembatani Ukraina menyerah. Tapi Zelensky juga mendapat tekanan agar jangan mau memenuhi semua syarat Rusia. Ini yang bikin deadlock terus menerus.

Di dalam negerinya sendiri, Zelensky tidak bisa mengatur anak buahnya dan kabinetnya, di luar negeri Zelensky tidak mampu mencari cara dan partner yang mampu membujuk Rusia agar berhenti menginvasi.

Kondisi Ukraina sekarang luluh lantak. Ukraina hari ini sudah seperti Sudan. Kehancuran dimana mana dan ini akan terus berlangsung sampai perang benar benar usai diumumkan Putin.

Zelensky tidak punya pilihan sama sekali, dia mau menyerah tapi mendapat tekanan di dalam negeri. Dia gak menyerah, tapi dia tidak tau cara mengakhiri konflik ini.

Hanya dua pilihan Zelensky sekarang. Melarikan diri keluar negeri. Atau Zelensky akan terkubur di Ukraina bersama dengan para kabinetnya yang mereka sebulan lalu pernah menggertak Rusia akan kalah di Ukraina.

Di sisi Rusia, kekuatan militer Rusia yang baru dikerahkan ke Ukraina belum sampai 20 persen. Karena pada dasarnya kekuatan militer Rusia yang powerful hanya akan dipakai maksimal untuk melawan NATO bukan untuk melawan Ukraina. Jika NATO nanti berani turun tangan langsung.

Kekuatan militer Rusia yang baru dipakai saat ini di Ukraina adalah kekuatan militer reguler. 90 persen senjata canggih Rusia belum dipakai di Ukraina.

Pesawat pengebom topolev juga belum dipakai, kapal selam nuklir belum nyala, Sukhoi terbaru juga belum dipakai, apalagi senjata nuklir. Karena semua senjata itu Rusia persiapkan hanya untuk menghadapi NATO bukan untuk menaklukkan Ukraina.

Dari kehancuran Ukraina sekarang, kita bisa mengambil pelajaran:

1. Jangan salah pilih Presiden.
2. Jangan salah perhitungan soal perimbangan kekuatan dan peta GeoPolitik.
3. Jangan gegabah dan terlalu percaya diri dengan sokongan asing dan bantuan luar.
4. Jangan underestimate kepada lawan yang selama ini hanya terlihat lemah. Rusia memang gak pernah pamer, tapi sekali pamer bisa merusak suasana.
5. Jangan akting seolah level dunia kalau kapasitas masih selevel RT. Ukur baju sendiri dan posisi diri sebagai pemimpin.
6. Jangan pernah lengah, karena dunia ini tidak punya tempat untuk orang orang lemah dan lengah.
7. Miliki banyak teman dan relasi, terutama jaringan elit dan relasi kelas atas. Jangan nyaman dengan kelompok sendiri, Karena berada dalam komunitas gembel akan membuat kita merasa paling keren. Seperti katak di bawah tempurung.
8. Jangan suka menganggu orang lain, karena semua orang punya limit. Kamu mungkin mengira dia diam karena dia lemah, padahal dia diam karena kamu gak level selama ini untuk diladeni.

Tengku Zulkifli Usman