Pulau Samosir, permata di tengah Danau Toba, tidak hanya memukau dengan keindahan alamnya, tetapi juga kekayaan sejarah dan budayanya yang mendalam. Salah satu destinasi paling ikonik dan edukatif adalah Huta Siallagan, sebuah desa adat kuno yang terletak di Ambarita, Kecamatan Simanindo. Huta ini adalah jendela menuju peradaban Batak Toba di masa lalu, terkenal dengan situs "Batu Kursi" dan kisah-kisah legendaris yang mengelilinginya.
Sejarah dan Konsep Huta (Kampung Adat)
Huta Siallagan adalah sebuah perkampungan tradisional yang dulunya merupakan benteng pertahanan bagi masyarakat keturunan Raja Siallagan. "Huta" dalam bahasa Batak berarti kampung atau desa. Ciri khas dari huta ini adalah tembok batu tinggi yang mengelilinginya, berfungsi sebagai pelindung dari serangan musuh atau binatang buas. Di dalam tembok, tersusun rapi rumah-rumah adat Batak Bolon yang unik, menghadap ke arah danau, serta berbagai peninggalan bersejarah lainnya. Ini yang menarik bagi setiap orang yang datang dan Tour ke Pulau Samosir.
Batu Kursi Siallagan: Situs Persidangan Kanibalisme
Daya tarik utama Huta Siallagan adalah situs batu kursi atau batu persidangan yang berada di tengah halaman huta. Situs ini terdiri dari meja batu persegi panjang besar yang dikelilingi oleh kursi-kursi batu, semuanya diukir dari batu utuh. Konon, tempat inilah yang dulunya digunakan oleh Raja Siallagan dan para penasihatnya untuk mengadakan pertemuan adat, memutuskan perkara, dan bahkan mengadili serta mengeksekusi penjahat atau tawanan perang.
Kisah yang paling terkenal dan sering diceritakan adalah mengenai praktik kanibalisme yang konon dilakukan sebagai bagian dari ritual hukuman terhadap penjahat berat. Ritual ini diyakini untuk mengambil kekuatan dari musuh, dan dilakukan dengan tahapan yang rumit, termasuk penggunaan rempah-rempah tertentu dan prosesi pemenggalan kepala. Meskipun praktik ini telah lama ditinggalkan, cerita-cerita tersebut tetap menjadi bagian penting dari warisan sejarah dan budaya Huta Siallagan. Cerita ini disampaikan kepada wisatawan Paket Wisata Samosir setiap waktu.
Rumah Bolon dan Sarkofagus Kuno
Selain batu kursi, pengunjung juga dapat mengagumi arsitektur unik rumah adat Batak Bolon yang berjejer rapi. Rumah Bolon memiliki ciri khas berupa atap yang melengkung tajam menyerupai tanduk kerbau, dinding yang dihiasi ukiran Gorga (motif khas Batak), dan tiang-tiang penyangga yang kokoh. Di beberapa bagian huta, terdapat juga sarkofagus atau kuburan batu kuno yang berisi tulang-belulang raja dan leluhur Siallagan, menunjukkan sistem kepercayaan dan penghormatan tinggi terhadap nenek moyang.
Edukasi Budaya dan Pertunjukan Seni
Hingga kini, Huta Siallagan masih menjadi tempat yang hidup. Beberapa keturunan Raja Siallagan dan masyarakat lokal tinggal di sini, menjadikan kawasan ini sebagai "museum hidup". Wisatawan Paket Tour Samosir dapat menikmati pertunjukan tari tradisional Batak, berinteraksi dengan pemandu lokal yang fasih menceritakan sejarah dan legenda, serta membeli kerajinan tangan khas Batak sebagai oleh-oleh.
Huta Siallagan menawarkan lebih dari sekadar pemandangan; ia adalah sebuah perjalanan kembali ke masa lalu, menyelami kekayaan budaya Batak yang unik, dan merenungkan peradaban kuno yang pernah berjaya di Pulau Samosir. Ini adalah destinasi wajib bagi siapa saja yang ingin memahami jiwa Danau Toba secara lebih mendalam.
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews