Semua manusia di dunia boleh mendatangi, mengagumi dan menikmati Borobudur, baik dia masih berfungsi sebagai tempat ibadah ataupun tidak lagi.
Gara-gara harga tiket menaiki candi Borobudur mau dinaikkan, muncul banyak polemik soal status candi Borobudur. Salah satu yang mengemuka adalah apakah candi Borobudur tempat ibadah atau tempat wisata.
Lalu ada wacana agar candi Borobudur dikembalikan kepada umat Buddha sebagai tempat ibadah dan tidak dijadikan tempat wisata lagi.
Ini pemikiran yang picik menurut saya!
Kita lihat saja beberapa contoh tempat ibadah yang menjadi tempat wisata lintas agama.
Yang pertama adalah gereja Saint Peter di Vatikan. Gereja katolik sebagai kedudukan Paus masih berfungsi sebagai gereja, tapi puluhan juta wisatawan dari semua agama setiap tahunnya memasuki gereja ini untuk mengagumi arsitekturnya yang megah. For free alias gratis.
Yang kedua adalah masjid Hagia Sophia di Istanbul, Turki. Masjid ini dulunya adalah gereja dan waktu kesultanan Ottoman menguasai Konstantinopel (nama lama dari Istanbul) pada thn 1453, gereja ini diubah menjadi masjid. Tahun 1935 dia dijadikan museum. Tapi tahun 2020, dia dijadikan masjid lagi. Artinya dia menjadi tempat ibadah umat Islam.
Namun sekalipun berstatus tempat ibadah, dia tidak dihapus sebagai tempat wisata.
Semua wisatawan dari agama apapun boleh memasuki masjid yang menakjubkan arsitekturnya. For free alias gratis juga.
Demikian pula Blue Mosque di Turki yang dibangun tahun 1609-1616 terbuka bagi semua wisatawan tanpa membedakan agamanya. Dan banyak lagi masjid di dunia yang boleh dikunjungi oleh turis lintas agama.
Jadi, membicarakan candi Borobudur ini tidak ada kaitannya dengan agama. Apalagi candi Borobudur sudah mendapat status world heritage oleh Unesco.
Baca Juga: Kembalikan Borobudur pada Nilai Edukasi dan Kesucian
Artinya, semua manusia di dunia boleh mendatangi, mengagumi dan menikmatinya. Baik dia masih berfungsi sebagai tempat ibadah ataupun tidak lagi.
Soal harga tiket mahal atau murah itu sangat relatif. Banyak tempat wisata yang menarik beaya ratusan ribu, tapi banyak pula yg gratis atau sangat minimal ongkosnya.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews