nas meyakinkan masyarakat, wisatawan akan datang ke Banyuwangi kalau alamnya terjaga. Partisipasi publik pun meningkat sebab mereka merasakan langsung efek hadirnya wisatawan.
Kuno, kalau kepala daerah masih mengeksploitasi lingkungan dan sumber daya alam untuk sumber pendapatan. Sepintas, strategi itu memang cepat meningkatkan hasil, tapi kalau dibandingkan dampak kerusakan, kerugiannya lebih banyak. Bahkan tak mungkin dikoreksi.
Mari kita belajar pada Abdullah Azwar Anas. Ia sering berkonsultasi dengan Megawati Soekarnoputri dalam hal pelestarian lingkungan, budaya, pengembangan pasar tradisional, dan promosi produk lokal.
Di periode pertama kepemimpinannya sebagai bupati, ia menetapkan strategi eco tourism untuk memajukan Banyuwangi. Pemikirannya itu tak hanya sesuai dengan kondisi alam Banyuwangi tetapi juga sejalan dengan pesan Megawati.
Meskipun tak memberi arahan secara langsung, pesan pelestarian lingkungan ala Megawati sering disampaikan dengan meminta tanaman langka yang ada di kabupaten itu. Kalau Mega saja memperhatikan, ia yang lebih muda juga harus peduli.
Melestarikan lingkungan tak hanya dilakukan Bupati dan jajarannya tetapi merasuk ke masyarakat dalam bentuk program sedekah oksigen. Menanam pohon menjadi syarat mencairkan bantuan pemerintah. Maka mereka berlomba-lomba menghijaukan kawasannya.
Alhasil berbagai program pelestarian lingkungan untuk mendukung eco tourism mendapat pengakuan. Unesco menetapkan Banyuwangi sebagai cagar biosfer dunia karena diapit tiga taman nasional yaitu Alas Purwo, Ijen, dan Pulau Merah.
Kenapa bisa? Karena Anas meyakinkan masyarakat, wisatawan akan datang ke Banyuwangi kalau alamnya terjaga. Partisipasi publik pun meningkat sebab mereka merasakan langsung efek hadirnya wisatawan. Bisnis kuliner lokal tumbuh pesat, penginapan kelas guest house pun mendapat porsi. Pemerintah tinggal memfasilitasi dan memberi pelatihan agar servis tidak mengecewakan.
Pertumbuhan ekonomi tidak terpusat di kota karena desa dan kota sama saja. Dan inilah strategi mengembangkan pasar tradisional seperti dipesankan Megawati. Ia tak membuka kran izin toko retail berjaringan. Bahkan izin mendirikan mall pun ditolak.
Dampaknya, warung-warung kecil tumbuh. Pasar tradisional menjadi pusat transaksi ekonomi rakyat. Pertumbuhan ekonomi dinikmati orang Banyuwangi, bukan orang-orang yang NPWP-nya entah ada di mana.
Sekarang, Banyuwangi bukan hanya menjadi tujuan wisata alam tetapi juga tujuan studi banding. Wah... peluang baru, pengembangan baru, potensi penghasilan baru. Masih banyak yang bisa dilihat dan dipelajari di Banyuwangi.
Aku sudah pernah ke Banyuwangi! Kamu kapan?
Kristin Samah
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews