Teman baik? Setelah semua ini? Wajar kalau kemudian Russia jengkel, lalu marah, lalu ambil tongkat sapu.
Jadi begini ceritannya...
Tulus adalah seorang vokalis dan pencipta lagu yang menurut saya satu-satunya seorang seniman suara yang sungguh nyambung antara nama, jenamanya dengan karakter-karakter karyanya itu. Ia sungguh tulus dalam semuanya. Tak heran kalau karyanya pasti bisa menembus ruang dan waktu.
Karya-karyanya melodius, tidak ada tersirat nada kesombongan, jauh dari karakter pamer dalam semua halnya. Ia halus dan sendu, walau badannya "badak", gagah seperti gajah. Tapi dari getar suaranya, terlihat bahwa ia tak pernah ingin menyakiti siapa pun.
Bahwa kehidupan pribadinya, tak semenyenangkan, tak seindah harapan. Bukankah selalu demikian nasib "orang baik".
Sial betul, saya kok melihat trilogi karya terbaiknya sangat-sangat menggambarkan hubungan rumit krisis Rusia belakangan ini. Ah dasar minggu yang garing, segaring nasib saya akhir-akhir ini. Saya jadi terlalu peka terhadap hal-hal yang tak perlu saya butuh tahu. Jadi terlalu ngurus, sesuatu yang tak perlu diurus.
Di lagu "Jangan Cintai Aku Apa Adanya", ia berperan sebagai seorang badut. Persis karakter Volodymyr Zelenskyy, sang Presiden Ukraina. Seorang teman menganggapnya ia lebih pada karakter Joker. Teman lain susah payah menganggap sebagai seorang Chariot menurut Tarot. Byuh byuh...
Bagi saya ya tetap saja ia seorang Badut. Seorang penghibur, dengan "p" kecil. Seorang yang berjasa untuk menghadirkan suasana gembira, tapi tetap saja figur yang tak pernah bisa menghapus sifat dasarnya sebagai bahan olok-olok. Orang yang selalu "rumangsa isa, ning ora isa rumangsa".
Orang yang bahkan tidak punya kepekaan, saat pergi dari rumah. Bisa sensi, menyadari bahwa dirinya dibutuhkan di hari saat sang istri harus melahirkan. Orang yang telah menerima dirinya apa adanya...
Di lagu kedua, "Teman Hidup" kita bisa melihat bagaimana Rusia sekian lama telah berusaha meyakinkan bahwa Ukraina agar tetap bersama. Apa yang ia sebut: Di dekatnya aku lebih tenang / Bersamanya jalan lebih terang. Ah, ah...
Karepnya, si adikuasa Russia:
Tetaplah bersamaku jadi teman hidupku /
Berdua kita hadapi dunia /
Kau milikku ku milikmu kita satukan tuju /
Bersama arungi derasnya waktu.
Eh bukannya, ia manut. Sebagaimana diharap pria domestik kepada kekasihnya: swarga nunut, nraka katut. Dia malah bilang "Pamit", sebagaimana lagu sendu yang sangat ironik. Bagaimana mungkin lagu sedih ini dibuat di Praha dimana seharusnya cinta itu harus disemikan. Lagu ini jadi terasa fatalis, karena ia membunuh cinta justru di "Kota Cinta".
Sebuah Praha yang kehilangan keindahannya, keajaibannya, kesakralannya. Praha yang tersisa hanya putih dan membeku tertutup salju.
Sebagaimana karakter perempuan yang selamanya wagu dan menangan. Ia pamit dengan mengatakan:
Tubuh saling bersandar
Ke arah mata angin berbeda
Kau menunggu datangnya malam
Saat ku menanti fajar
Cara pamit yang bikin gemes! Tambah kesel saat ia bilang:
Izinkan aku pergi dulu
Yang berubah hanya
Tak lagi kumilikmu
Kau masih bisa melihatku
Kau harus percaya
Kutetap teman baikmu
Teman baik? Setelah semua ini? Wajar kalau kemudian Russia jengkel, lalu marah, lalu ambil tongkat sapu. Bukan lagi puk puk puk, tapi buk buk buk ...
Ah, bener minggu yang garing. Cara melewati hari-hari katut isoman yang gak bermutu blas. Blaik!
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews