Demi menghormati tuan rumah, ia mulai mengunyah daging tersebut. Kali ini dengan kecepatan mengunyah dan menelan yang sudah melambat.
Saat mengikuti konferensi internasional di sebuah negara, Ani Yudhoyono mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) santap siang. Anehnya, saat jamuan makan malam dan jamuan lain keesokan harinya, menu yang dihidangkan selalu sama; cuma sayur-mayur.
Padahal pimpinan negara lain mendapatkan menu beragam dari tuan rumah. Ada daging dan lauk-pauk lainnya. Pokoknya komplet, mulai dari appetizer, main course, hingga dessert.
Di hari kedua Kristiani Herrawati, demikian nama asli Ani Yudhoyono, tentu gelisah. Perutnya ikut berontak. Ia tersiksa setelah melihat tetamu di sekelilingnya menyantap aneka hidangan nan lezat, menggugah selera.
“Kenapa saya dan Bapak hanya mendapatkan sayuran dari hari pertama?" ia bertanya kepada staf diplomatik seperti tertuang dalam buku “Ani Yudhoyono: 10 Tahun Perjalanan Hati” karya Alberthiene Endah.
Setelah ditelusuri, rupanya staf diplomatik negara tersebut salah menangkap informasi yang diterima. “Mereka mengira saya dan SBY vegetarian dan hanya suka menyantap sayuran,” kata Ani.
Pengalaman kebalikannya dialami saat di Arab Saudi. Perempuan kelahiran 6 Juli 1952 itu pernah mengikuti acara yang digelar khusus oleh para tokoh wanita di sana.
Saat waktu makan tiba, tetamu mendapatkan satu piring besar yang kemudian diisi dengan sebongkah daging seperti steik.
“Tampilannya menggugah selera, lezat, dan saya menyantapnya dengan semangat,” kata Ani.
Begitu tandas, pelayan kembali datang dan meletakkan bongkahan ke dua di piringnya. Ani pun kembali menyantapnya, tandas. Perutnya tentu mulai penuh. Ia tengah mengelap bibirnya dengan serbat, ketika sekelebat pelayan mendekat. Bongkahan ketiga disodorkan. Ani tak sempat mengelak.
Demi menghormati tuan rumah, ia mulai mengunyah daging tersebut. Kali ini dengan kecepatan mengunyah dan menelan yang sudah melambat. Toh, ia berhasil menuntaskan misi tersebut. Perutnya terasa benar-benar penuh.
Ia terselamatkan dari bongkahan daging keempat saat mendapatkan penjelasan dari seorang tamu yang duduk di sebelahnya. Bila makanan yang dihidangkan habis, pelayan akan terus menambahnya. Ani pun kemudian tertawa geli.
(Bersambung)
***
Tulisan sebelumnya: Mengenang Ani Yudhoyono [1] Kepergok Makan Durian, Dilarang Makan Ikan Bakar
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews