Dari atas pentas musik, pada malam yang ditaburi rintik-rintik hujan dengan disaksikan para pemain band dan krunya, Glenn menyampaikan sebuah wasiat kepada seluruh penggemarnya.
"Kita Jangan Saling Membenci, Solidaritas Bersama Buat Kita Kuat.”
Glenn Fredly sudah kembali ke dalam tanah. Ia berasal dari tanah dan pada akhirnya - setelah berkelana selama lebih 44 tahun di atas bumi - pun pulang ke tanah.
Perjalanan Glenn relatif cepat dan singkat.
Namun banyak yang ia sudah perbuat buat tanah dan bumi tempat dia berpijak: Indonesia.
Glenn tak hanya menuliskan dan menumpahkan segala macam perasaan yang ada dalam jiwanya - yang sejatinya adalah perasaan-perasaan yang sama kita alami semua.
Glenn juga tidak cuma membunyikan lirik-lirik lagu yang dirangkainya dengan suara hati - yang sesungguhnya merupakan jeritan hati yang kita alami sehari-hari.
Glenn sudah berbuat lebih daripada itu.
Glenn berlaku melampaui lirik-lirik lagunya.
Ia melakukan banyak perubahan.
Ia ingin tanah dan bumi Indonesia menjadi sebuah tempat yang digambarkan sebagai surga: ketika seluruh warganya hidup damai dan bahagia, saling mencintai, di sebuah padang hijau nan luas di antara sungai-sungai yang mengalirkan air bening dengan riak-riak kecil yang berirama merdu dan syahdu.
Glenn sedang berjuang untuk tanah dan bumi Indonesia menjadi surga bagi para penghuninya meski itu tidak mudah pada saat masih ada orang-orang yang merasa dirinya paling benar, ketika agama menjadi kedok dan jubah untuk menindas sesama saudaranya yang punya iman berbeda.
Saat kebencian - intoleransi - kekerasan disebarkan sebagai sebuah jalan hidup, ketika ada orang-orang yang memaksakan kehendak untuk menghancurkan bangunan keberagaman yang sudah jadi fitrah bangsa kita sejak lahir....
Glenn masih berjuang untuk itu.
Hingga tarikan nafasnya yang terakhir.
Sebelum menutup konser terakhirnya di Bekasi (sebuah “planet” yang ada di tanah dan bumi Indonesia) pada 29 Februari 2020 lalu (sebuah tanggal istimewa di Tahun Kabisat yang hanya terulang empat tahun sekali), empatpuluh hari sebelum berpulang pada malam Nisfu Sya’ban ketika warga NU membaca Surat Yassin tiga kali, Glenn menyampaikan rasa bahagia menjadi seorang lelaki yang sempurna: menjadi seorang ayah dari seorang bayi perempuan bernama Gewa yang baru saja lahir satu hari sebelum konser terakhirnya ini.
Baca Juga: Agama Glenn Fredly adalah Kemanusiaan
Dari atas pentas musik yang selama ini menjadi kerajaannya, pada malam yang ditaburi rintik-rintik hujan dengan disaksikan para pemain band dan krunya, Glenn menyampaikan sebuah wasiat kepada seluruh penggemarnya yang hadir saat itu dan juga kepada kita yang hidup di atas tanah dan bumi Indonesia:
“Kita jangan saling membenci.
Jangan pernah menyebar kebencian.
Hidup lah kita dengan saling mencinta.
Berbagi kasih sayang.
Sebab saya ingin nanti anak saya Gewa dapat hidup di sebuah masa yang indah, yang penuh cinta dan kasih sayang, bersama-sama kalian....
Tetap semangat teman-teman semua.
Solidaritas bersama buat kita kuat.
Jangan pernah putus harapan....”
Demikian wasiat Glenn Fredly untuk kita semua, para penggemarnya, demi masa depan tanah dan bumi Indonesia yang lebih baik, hebat, dan maju yang akan kita warisi kepada anak cucu kita kelak sebagai sebuah surga yang membuat damai dan bahagia para penghuninya.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews