Harianto Badjoeri [23]: Menguji Kesaktian Pendekar dengan Seblak  

Inilah pesan yang ingin disampaikan kepada HB bahwa jangan pernah menawarkan tipuan kepada orang lain bila belum mengerti siapa yang akan ditipu.

Rabu, 13 November 2019 | 07:10 WIB
0
600
Harianto Badjoeri [23]:  Menguji Kesaktian Pendekar dengan Seblak   
Harianto Badjoeri (Foto: Dok. pribadi)

Ini adalah salah satu sisi cerdik sekaligus lucu dari seorang Harianto Badjoeri alias HB. Dia yang sering dituakan dan ditokohkan oleh kalangan organisasi kepemudaan ini, suatu hari kedatangan pendekar yang mengaku sakti.

Pendekar tadi tentu bertubuh “berisi”. Menurut ceritanya, pendekar di hadapan HB ini sudah banyak menyerap ilmu kanuragan dan menguasai ilmu bela diri yang mumpuni. Berbagai senjata tajam sudah pernah menyentuh tubuhnya, tetapi tak bisa melukainya.

Pendekar itu selain tak bisa dilukai oleh senjata tajam, juga sanggup minum air keras, bahkan makan beling dan paku segala. Semua orang yang mendengarnya ngeri mendengar cerita ini.

HB yang juga sudah banyak bergaul dengan berbagai kalangan masyarakat ingin memberi ujian sederhana kepada pendekar itu. Maka HB menyuruh anak buahnya untuk membeli seblak. Makanan kekinian yang memiliki tingkat kepedasan bertingkat-tingkat.

Beberapa mangkuk seblak pun dibeli anak buah HB. Tentunya dengan tingkat kepedasan paling tinggi, karena akan digunakan untuk menguji kesaktian seorang pendekar. Kepedasannya mirip seperti air panas. Yang tidak tahan bisa melepuh dibuatnya.

“Ayo makan. Ini seblak terenak di sini,” kata HB menyodorkan semangkuk seblak kepada sang pendekar.

Dengan sopan, si pendekar memakan seblak di mangkuk itu. Entah lapar atau apa, dia langsung menyantap seblak itu. Baru dua tiga sendok menyantap, dia tiba-tiba berhenti. Dia langsung mengambil air minum untuk menghilangkan rasa pedas yang amat menyengat mulutnya.

Selepas minum, si pendekar meminta izin kepada HB untuk pergi ke toilet, karena perutnya mulai mulas.

Di dalam hati, HB terkekeh-kekeh. “Berarti dia bukan pendekar sakti. Kalau sakti kenapa perutnya sakit hanya oleh pedasnya cabe,” kata HB dalam hati.

Di sini HB memberi sebuah pesan bahwa sehebat-hebatnya orang, dia pasti memiliki kelemahan juga. Ketika seseorang mampu menguasai hal-hal besar, belum tentu dia kuat menghadapi sesuatu yang kecil dan remeh temeh seperti cabe yang menjadi bumbu seblak.

Lalu ada ada cerita HB ketika menguji penjual golok sakti yang datang kepadanya. Pada suatu hari, HB kedatangan pedagang golok. Dia bilang akan menjual golok sakti seharga Rp10 juta!

HB awalnya percaya bahwa golok itu sakti, sehingga mampu memotong apa saja bila ditebaskan. Dengan yakinnya, HB memegang golok itu lalu dia goreskan ke beberapa area tubuhnya. Mulai di leher, telinga, sampai tangannya.

Melihat tubuh HB tidak terluka, pedagang golok tadi ternganga. Dia tidak bisa lagi bicara apa-apa kepada HB.

HB kemudian menawar harga golok itu seharga Rp1 juta!

Inilah pesan yang ingin disampaikan kepada HB bahwa jangan pernah menawarkan tipuan kepada orang lain bila belum mengerti siapa yang akan ditipu. Terkadang, orang yang akan ditipu lebih cerdik dan bisa mempermalukan balik.

Inilah kecerdikan HB dalam menguji seseorang. Dia punya banyak cara untuk menguji seseorang yang sedang menjalin relasi dengannya. Dia tidak mudah terperdaya dengan cerita dan janji tetapi lebih percaya kepada bukti dan kerja nyata. 

 Krista Riyanto

***

Tulisan sebelumnya: Harianto Badjoeri [22]: Mencetak Notaris Sukses