Apakah AHY Kaleng-kaleng? (6)

Indonesia ini bangsa dan negeri yang besar. Jadi butuh pemimpin berkaliber "durian jatohan". Alias durian yang masak pohon!

Rabu, 17 Maret 2021 | 06:04 WIB
0
220
Apakah AHY Kaleng-kaleng? (6)
AHY, saya dan Anissa Pohan (Foto: dok. Pribadi)

Dengan pesawat Lufthansa, saya dan punokawan AHY berangkat ke Singapura saat itu membawa satu koli besar berisi banyak buku kuliah. Titipan ibu Ani Yudhoyono. Selama beberapa hari ngobrol dan jalan bareng AHY di Singapore, di mata saya AHY adalah tipikal anak muda yang berotak cerdas.

Saat itu AHY sedang berkuliah di The Rajaratnam School of International Studies, NTU, Singapore. Di sini, ia dapet titel MSc (2006). Lalu dapet lagi titel MPA dari Harvard University, AS (2010) dibidang administrasi publik. Kemudian dapet titel MA dari Webster University, AS (2015) di bidang kepemimpinan dan manajemen. Hebring, bukan ?

Sementara istrinya, Anissa ngambil magister bisnis di Fakultas Ekonomi UI. Saat itu kebetulan saya diminta menjadi dosen tamu International Business dikelasnya Anissa, atas undangan Prof. Rhenald Kasali (2010).

Terakhir tahun 2017, kami bertiga bertemu di kampus UI dalam seminar internasional. Saat itu sebagai Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institute, AHY menjadi narsum bersama Dawn Hatzel dari Junior Chambers International, AS.

Jadi, secara kesuksesan reifikasi: Kepintaran-Kekayaan-Ketenaran-Kekuasaan, memang capaian AHY belum sekumplit SBY. AHY menonjol banget dalam hal "kepintaran" (akademik) dan "ketenaran" (reka citra).

Secara "kepintaran", titel akademiknya udah punya 3 magister. Secara "ketenaran", dia dapat lungsuran popularitas sebagai anak SBY, sebagai cucunya Jendral (Purn) Sarwo Edhie dan sebagai suaminya Anissa Pohan yang selebriti (model, presenter TV dan Juara Gadis sampul). Hmmm...

Tetapi dalam "kekayaan" dan "kekuasaan", AHY masih belum setrong. Modalitas guanxi nya masih lungsuran SBY. Jabatannya gak "nurturing". Terlalu karbitan. Sebagai pemimpin level nasional, AHY belum teruji di lapangan. Semua ijazah akademik diatas gak jaminan. Jujurly, AHY memang barang bagus. Tetapi masih mentah...bergetah.

Indonesia ini bangsa dan negeri yang besar. Jadi butuh pemimpin berkaliber "durian jatohan". Alias durian yang masak pohon!

(Selesai) 

Tulisan sebelumnya: Sepakbola dan Punokawan AHY (5)