Pelarangan libur Sabath menyebabkan Fischer mogok bermain dua babak sebagai bentuk protes. Bobby kemudian mundur dan mengeliminasi dirinya sendiri dari siklus kejuaraan dunia tahun 1969.
Ternyata Bobby Fischer tidak senang dengan hasil yang didapatnya di Turnamen Kandidat 1959 di Yugoslavia. Empat kekalahan melawan pemenang turnamen Mikhail Tal dan dua partai kalahnya melawan Petrosian merupakan pukulan telak bagi egonya.
Meskipun demikian, turnamen ini berhasil membentuk mental Fischer di tahun-tahun berikutnya. Anak muda yang terluka parah ini menyusun rencana "balas dendam". Sejak dikalahkan dan hanya mampu berdiri di belakang empat GM dari Soviet, tugasnya sekarang adalah untuk melampaui mereka dan menjadi pecatur nomor satu dunia!
Dengan fanatisme yang tiada henti, Bobby mulai mengesampingkan segala hal yang menurutnya dapat menghalangi dirinya untuk mencapai target yang telah ditetapkannya. Ia meninggalkan sekolah dan berpisah dengan ibunya. Waktunya sekarang dikhususkan untuk catur dan hanya catur!
Dalam seri kejuaraan dunia berikutnya, Fischer dengan cemerlang menunjukkan sejauh mana dia telah meningkat. Pada awal tahun 1962 ia menjuarai Turnamen Interzonal di Stockholm, meninggalkan 4 saingan utamanya: Petrosian, Geller, Korchnoi, dan Stein. Dia adalah pecatur non-Soviet pertama yang memenangkan Interzonal sejak FIDE menggelar turnamen tersebut tahun 1948.
Kemenangan ini menghasilkan sensasi. Seperti ditulis salah satu surat kabar, akhirnya muncul seorang pecatur Barat yang berhasil menembus lingkaran ajaib para GM Rusia dengan memenangkan turnamen papan atas.
Sejak saat itu Federasi Catur Uni Soviet mulai memperhatikan Fischer. Kelompok pelatih khusus dibentuk untuk mempelajari permainannya!
Turnamen Kandidat berikutnya tahun 1962 berlangsung jauh dari Eropa, di pulau Curacao, sebuah pulau di Laut Karibia sebelah selatan, dekat pesisir Venezuela untuk mencari penantang juara dunia Mikhail Botvinnik.
Perubahan penampilan Fischer sangat mencolok. Ia saat itu adalah seorang pria muda berbadan tinggi dan anggun yang yakin dengan kemampuannya. Sweater dan celana jins telah dibuang diganti setelan modis yang dijahit rapi.
Sebelum turnamen dimulai Bobby Fischer dengan percaya diri sesumbar bahwa rencananya sebagai juara dunia nanti adalah menulis buku tentang dwitarung dengan Botvinnik yang dikalahkannya dan melakukan tur dunia. Akan tetapi kenyataan di atas papan ternyata sangat berbeda.
Bobby memulai dengan buruk, tertinggal jauh di belakang para pecatur Soviet. Ia finish di urutan keempat di bawah Tigran Petrosian, Paul Keres, dan Efim Geller. Mikhail Tal saat itu sakit parah dan harus mundur setelah babak 21 berlangsung. Hanya Bobby Fischer satu-satunya peserta yang mengunjungi Tal di rumah sakit.
Pers Barat tidak bisa menyembunyikan kekecewaan mereka. Fischer juga sedang dalam semangat rendah. Tujuan yang telah direncanakan sangat matang melalui kerja keras, ternyata berada di luar jangkauan.Menyusul kegagalannya di turnamen itu, Bobby Fischer kepada Sports Illustrated melontarkan tuduhan bahwa tiga dari lima pecatur Soviet (Petrosian, Keres, dan Efim Geller) telah mengatur pertandingan dengan bermain remis singkat ketika bertemu satu sama lain agar bisa menghadapinya dengan pikiran bugar.
Baca Juga: Viswanathan Anand Pernah Bertemu Bobby Fischer
Selain itu, Fischer menyatakan bahwa dia tidak akan pernah lagi ambil bagian di turnamen semacam itu karena formatnya telah dikotori dengan kolusi, yang membuat pecatur non Soviet tidak akan mungkin menang. Para pecatur Soviet bersatu untuk mencegahnya meraih gelar juara dunia.
Menanggapi tuduhan Fischer itu, FIDE akhirnya memutuskan untuk menerapkan reformasi radikal, dengan menggantinya dengan sistem playoff. Turnamen Kandidat digelar dengan format sistem gugur satu lawan satu, format yang akan didominasi Fischer pada tahun 1971.
Pada tahun 1963 Petrosian mengalahkan Botvinnik dan menjadi juara dunia berikutnya. Pada Kongres FIDE, Turnamen Kandidat maraton digantikan dengan pertandingan individu.
Ini adalah format yang diusulkan Fischer, tetapi, sayangnya, seri kejuaraan dunia berikutnya terjadi tanpa kehadirannya. Hak untuk menantang juara dunia diraih oleh Spassky, namun tahun 1966 Petrosian berhasil mempertahankan gelarnya.
Kemenangan Fischer di Kejurnas AS pada 1966 membuatnya kembali memenuhi syarat untuk bermain di siklus kejuaraan dunia berikutnya.
Untuk pertama kalinya dalam lima tahun Fischer tampil di Eropa, memenangkan dua turnamen internasional pemanasan dan menjadi salah satu orang pertama yang tiba di Sousse, Tunisia, tempat turnamen Interzonal 1967 digelar.
Dia dengan ramah menyapa para GM Soviet dan kemudian sering menghabiskan waktu bersama mereka dengan bermain kartu, permainan yang dia sukai.
Fischer mencetak 8½ poin dalam 10 babak pertama untuk memimpin turnamen. Ketaatannya kepada Gereja Sabat Hari Ketujuh Sedunia dihormati oleh panitia tetapi tidak mengizinkan Fischer untuk mengambil libur.
Hal ini menyebabkan Fischer mogok bermain dua babak sebagai bentuk protes. Bobby kemudian mundur dan mengeliminasi dirinya sendiri dari siklus kejuaraan dunia tahun 1969.
Pada tahun 1968, setelah memenangkan turnamen di Netanya, dan Vinkovci, Fischer berhenti bermain catur selama 18 bulan, kecuali saat menang lawan Anthony Saidy dipertandingan tim Liga Metropolitan New York 1969.
Tahun itu, Fischer dibantu oleh GM Larry Evans merilis buku keduanya: My 60 Memorable Games, diterbitkan oleh Simon & Schuster. Buku itu langsung sukses di pasaran.
Next: 1969–1972 Juara dunia.
(Bersambung)
***
Tulisan sebelumnya: Mengenal Bobby Fischer [4] Saat Boris Spassky Memenangkan Duel di Olimpiade Catur
Film dokumenter tentang Bobby Fischer:
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews