Apalagi dengan adanya pandemi setahun terakhir ini, yang bikin asongan basonya pasti terdampak akibat ditutupnya semua sekolah.
Saya kehilangan kontak dengan salah seorang mantan karyawan saya. Ini udah yang kedua kalinya hilang kontak. Mas Mugiran, namanya. Dia bekerja di gerai saya sejak saya merintis bisnis ritel di mal tahun 1996.
Sejak remaja, awalnya dia adalah pekerja kebun di Bogor. Lalu saya ajak bekerja sebagai karyawan gerai saya, sekaligus tinggal di rumah mamak di Bandung.
Dari beberapa staf saya, mas Mugiran memang lah yang terbaik. Santun, ulet dan bersahaja. Dia asli dari desa Wonosari, Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta.
Makanya, karena udah hilang kontak saya coba PM dia kemarin sebelum berangkat naik bis AKAP dari Terminal Pulogebang, Jakarta. Sambil berharap, semoga sesampai di Yogyakarta dia membalas dan memberitahu kontaknya.
Tadi subuh-subuh, setibanya saya di Terminal bis Giwangan, Yogyakarta ternyata saya gak dapat respon apapun. Terpaksalah saya membatalkan rencana untuk lanjut mencari rumahnya ke Gunung Kidul naik bis Bakmi Jawa tadi pagi.
Sangat beruntung saya punya karyawan teladan, seperti mas Mugiran ini. Saking terpercayanya, saya dapuk dia mengurus cabang gerai saya di MTC Karebosi, Makassar.
Di sini jugalah dia berjodoh dengan SPG toko sebelah. Seorang gadis Banjar yang akhirnya dinikahinya di Makassar.
Sayangnya, Mas Mugiran kehilangan istri dan anak sulungnya dalam kecelakaan motor. Akhirnya dia terpaksa pulang kampung ke Wonosari. Kabar terakhir, mas Mugiran berjualan baso dengan motornya di sekolah-sekolah demi menafkahi anak bungsunya yang tersisa.
Saya berharap masih bisa mendapat responnya dalam beberapa hari ini, agar bisa bersilaturahmi lagi. Penasaran aja mendengar, bagaimana keadaan terakhirnya. Apalagi dengan adanya pandemi setahun terakhir ini, yang bikin asongan basonya pasti terdampak akibat ditutupnya semua sekolah.
Mas Mugiran, pripun kabare sak niki?
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews