Semoga pandemi cepat berlalu. Ekonomi pun segera bisa muter lagi. Kita-kita yang masih bisa lidahnya berdamai dengan masakan wong cilik ini.
Tadi pagi lapak Pecel Madiun di parkiran Mal Taman Anggrek ngirim saya WA. Mas nya berkabar bahwa gulai kepala kakap hari ini ada tersedia stoknya. Memang sudah beberapa minggu katanya stok kepala kakap yang bagus, sulit didapat di pasar. "Ntar, kalo pas ada stok akan saya kabari", pesannya minggu lalu.
Jadi tadi dia bilang, untuk makan siang hari ini hidangannya sudah masak. Siap untuk maksi. Tentu mas nya udah inget banget rikues ku. Jangan terlalu pedes. Sisiknya bersih sampe dagu. Bumbu rempahnya bikin yang cihuy. Itu ajah.
Memang ditengah pandemi begini, banyak banget gerai di mal yang kolaps. Otomatis semakin menyusutlah jumlah karyawan toko (SPG/SPB) yang datang sarapan, maksi dan makmal ke kantin karyawan mal tersebut akibat mayoritas di PHK.
Omset warung katanya terjun bebas. Saya lihat sendiri, dari 25 buah lapak nasi, kini yang bertahan sisanya 5 warung doang. Memprihatinkan banget! Terpaksalah lapak yang tersisa kudu pinter-pinter mengakali ragam menu. Begitupun, pelapak alit ini kudu agresif memaksimalkan gawainya untuk menggaet pelanggan. Pro-aktif seperti lapak Pecel Madiun yang lakukan ini.
Semoga pandemi cepat berlalu. Ekonomi pun segera bisa muter lagi. Kita-kita yang masih bisa lidahnya berdamai dengan masakan wong cilik ini, mau merelakan waktu dan rejeki bersantap sajian mereka.
Yuk...brangkaaat maksi. Hanya butuh 5 menit saya turun nyamperin warungnya dari Kondominium Taman Anggrek ke parkiran mal di sini.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews