Nama Claretta sekarang mulai dikenal. Setiap tahun saat Retta mudik ke Cepu misalnya banyak teman-teman pecatur Jawa Tengah yang mengajaknya sparing seperti Heru Setoaji.
Salah satu pertanyaan yang paling saya sukai saat menulis tentang pecatur putri adalah kenapa memilih catur dan bukan olahraga lainnya. Biasanya selalu akan ada cerita dibalik jawaban pertanyaan ini.
Seperti Claretta Nathania Handoko misalnya. Pecatur cilik berusia 9 tahun asal Malang ini mulanya belajar seni bela diri Tae kwon do.
Tetapi mamanya tidak tega karena ada kemungkinan putri semata wayangnya ini nanti akan cedera jika terus menekuni olahraga ini. Kebetulan Abangnya sudah duluan menekuni catur. Dengan iming-iming ice cream dari ayahnya, Retta lantas diperkenalkan kepada olahraga asah otak ini.
Ternyata Retta adalah anak yang berbakat, paling tidak itu dikatakan salah satu pelatihnya Nadya Anggraini Mukmin. Kemauan belajar caturnya sangat tinggi dan luar biasa, bukan paksaan dari orang tua. Retta juga mempunyai semangat besar untuk berlatih.
"Jarang melihat Retta merasa bosan ketika latihan, karena memang dia sangat menyukai catur. Saya rasa Retta nanti akan bisa menjadi salah satu atlet catur Indonesia di tingkat Internasional," tambah Nadya.
Retta belajar catur dari ayahnya pada usia 7 tahun sekitar tahun 2018, hanya dalam satu hari ia sudah paham notasi setelah Abangnya ikut membimbingnya. Penggemar Upin & Ipin ini kemudian dilatih oleh Sunari lalu MN Agus Suboro dan sekarang IM Mohamad Ervan.
Untuk lebih mengasah kemampuannya, Retta juga masuk klub catur Kuda Hitam dan dia mulai menuai prestasi dengan merebut medali perunggu Kejurnas Catur 2018 di Kelompok Usia G Putri (KU-7) di Banda Aceh. Kemudian penyuka ayam goreng ini memulai tahun 2019 dengan juara 1 beregu SD kota Malang.
Untuk alasan tertentu, tahun 2019 anak kedua dari dua bersaudara ini kemudian bergabung dengan klub catur Checkmate milik IM Mohamad Ervan.
Salah satu prestasi membanggakan Retta adalah merebut juara tiga turnamen catur cepat 20 menit TRAACS International Chess Carnival 2019 di Shah Alam, Malaysia, padahal siswi SDK Mardi Wiyata 2 Malang ini baru untuk pertama kali bermain di luar negeri.
Retta seperti kecanduan catur. Ia lantas memborong juara 1 Pra Kejurprov tahun 2018, 2019, dan 2020. Masih pada tahun 2020, Retta yang mengidolakan Bobby Fischer ini merebut Best Kata Catur 2020, Best HUT SCUA 4-6 SD, dan juara Putri U10 terbaik di SCUA Sumpah Pemuda Online Tournament 2020.
Berkat prestasinya ini, Retta mendapat penghargaan sebagai siswa berprestasi kota Malang tahun 2020. Beberapa sekolah berebut ingin Retta masuk sekolah mereka tanpa dipungut biaya apapun.
Bagaimana cara Retta membagi waktu antara sekolah dengan catur? Itu mudah saja. Ia baru menyentuh catur setelah tugas sekolah selesai dikerjakan. Jika ada even bergengsi Retta tiap hari digembleng oleh pelatihnya.
Retta berlatih catur dua jam sehari online dan offline. Namun jika jam 3 pagi tidak bisa tidur, ia langsung membuka laptopnya dan main di aplikasi lichess sendirian saat papa, mama, dan kakaknya masih lelap tertidur.
Salah satu yang membuat prestasi Retta cepat berkembang, karena dukungan kedua orangtuanya apalagi ayahnya sangat mengerti dengan dunia olahraga.
Nama Claretta sekarang mulai dikenal. Setiap tahun saat Retta mudik ke Cepu misalnya banyak teman-teman pecatur Jawa Tengah yang mengajaknya sparing seperti Heru Setoaji.
Apa cita-cita Retta? Tentu saja ingin menjadi juara dunia seperti idolanya WFM Samantha Edithso dan ia akan bekerja keras untuk menggapai impiannya itu.
Ngomong-ngomong, tahukah Anda arti Claretta Nathania Handoko? Maknanya adalah putri cantik anugrah pemberian Tuhan yang akan jadi orang besar dan terkenal!
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews