Semua kitab suci melaknat praktik prostitusi, mengutuk pezina, dan hal-hal yang terkait dengan itu. Karenanya, tuhan juga sangat mengutuk para pelaku prostitusi; penjual maupun pembeli.
Saya kadang menentang istilah "harga" yang menempel pada kata "diri" menjadi "harga diri". Kenapa, sebab diri itu sejatinya tak ternilai, tidak bisa dihargakan. Karenanya, diri harusnya menjadi kekayaan tak ternilai yang tidak bisa diperjualbelikan.
Tetapi di tangan Vanesa Angel dan belakangan Putri Amelia, diri menjadi dihargakan. Diri bisa dijual. Jual diri. Vanesa konon bisa menjual dirinya Rp80 juta sekali transaksi dan Putri belum dikorek-korek berapa tarifnya. Sila tanya pada para hidung belang yang sering pake jasanya, bukan nanya ke saya.
Siapa bilang Vanesa dan Putri ga punya harga diri, punya kok. Tapi ya segitu itu harganya.
Dalam diri seseorang, termasuk Vanesa dan Putri, terkandung tenaga (baca: keterampilan) dan pikiran, dua komoditas berharga manusia yang bisa dijual. Tenaga dijual, hasilnya upah yang bisa menghidupi diri dan keluarganya. Pikiran dijual juga menghasilkan duit yang tak kalah heboh dibanding menjual tenaga.
Maka di jaman now ini tidak ada lagi istilah "bekerja keras" (otot) tetapi "bekerja cerdas" (otak). Ini tidak sepenuhnya benar.
Saya yakin, Vanesa dan Putri juga bekerja dengan menggunakan otak dan otot. Dengan otak, bagaimana Vanesa bisa jualan "kue apem" sehingga berharga Rp80 juta. Kalaupun itu cuma bluffing, tetapi cara marketing diri Vanesa pasti pake otak (akal).
Apakah Vanesa dan Putri pake otot? Lha, yang dia jual (persisnya sewa) juga sebagian ototnya, bukan? Pun dalam melayani penggunanya, dia pasti pakai otot. Masak diam seperti boneka atau gedebog pisang, kecuali mungkin ada pelanggannya yang minta seperti itu. Sesssst.... sensor!
Boleh jadi Vanesa dan Putri itu perempuan-perempuan pinter yang bisa menjual ototnya dengan sangat mahal dan berharga di mata pelanggannya. Tentu saja jalan yang mereka tempuh tergolong sesat. Rujuk kitab suci mana yang menghalalkan prostitusi. Ga ada!
Yang ada semua kitab suci melaknat praktik prostitusi, mengutuk pezina, dan hal-hal yang terkait dengan itu. Karenanya, tuhan juga sangat mengutuk para pelaku prostitusi; penjual maupun pembeli. Tapi sebaliknya, setan senang dengan prostitusi, sebab para pelakunya menjadi teman-temannya di neraka.
Tahukah kamu perbuatan yang sama-sama dilaknat tuhan maupun setan?
Memperkosa anak setan!
#PepihNugraha
***
Tulisan sebelumnya: Sketsa Harian [26] Mata Laki-laki
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews