Rudy Badil adalah wartawan petualang legendaris yang pernah dimiliki Harian Kompas. Dedikasinya pada tulisan tentang manusia dan hutan sudah tidak diragukan.
"Lu mau tahu tempat penelitian Clifford Geertz, gak?" tanya Badil.
"Waduh....mau banget!"
"Oke, kita besok berangkat ke sana."
Lokasi yang disebut oleh Geertz sbg Mojokuto, 60 th lalu, memang tidak ada dalam peta. Nama samaran kota itu masih menjadi misteri bagi bbrp orang. Geertz menghasilkan karya besarnya, "The Religion of Java" di kota itu.
Buku itu kemudian diterjemahkan menjadi "Santri, Abangan, dan Priyayi" dan menjadi rujukan penting untuk tahu budaya Jawa. Sebagai antropolog, tentu gw sangat tertarik dg ajakan Badil.
Pagi kami berangkat. Jalan santai sambil lihat2, sesekali mampir. Siang kami ke sebuah kecamatan di Kediri. Kecamatan Pare. Lalu Badil membawa kami ke sebuah desa dan menunjuk rumah. Di situlah Geertz dulu tinggal.
"Yuk, kita mampir ke warung tempat Geertz biasanya makan," ajaknya.
"Yuk."
"Moga2 masih ada."
Ternyata warung makan itu memang masih ada. Kami pun makan siang di situ. Badil bercerita ttg kehidupan Geertz dan bagaimana rasa penasarannya sebagai antropolog dan wartawan membawanya mencari dan mewawancarai Geertz.
Terimakasih, Badil, kamu udah bukain tabir Mojokuto untukku.
(Bersambung)
BST
***
Tulisan sebelumnya: Memoirs of Rudy Badil [4]: "Lalat"
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews