Brotoseno, Bung Karno, Relawan Jokowi dan Trisakti TVRI

Tugas sebagai Dirut TVRI sangat berat di era serba terbuka, transparan, dan serbuan nyinyiran. Yang pasti tugas utama Iman adalah memposisikan TVRI sebagai lembaga penyiaran publik

Minggu, 31 Mei 2020 | 16:23 WIB
0
546
Brotoseno, Bung Karno, Relawan Jokowi dan Trisakti TVRI
Iman Brotoseno (Foto: Facebook/Abi Hasantoso)

Nama belakang Iman Brotoseno, yang pada 27 Mei 2020 baru saja dilantik sebagai Direktur Utama TVRI 2020-2022, memang nama yang sangat istimewa.

Brotoseno adalah nama yang diberikan khusus oleh Ir. Soekarno alias Bung Karno, Presiden RI pertama yang sekaligus Proklamator negara kita, saat Iman lahir pada 27 Maret 55 tahun yang lalu. Kedua orangtua Iman memang mengagumi Bung Karno dan punya hubungan dekat.

“Nama Brotoseno itu pemberian dari Bung Karno,” kata Sang Ibu memberi tahu asal nama Brotoseno kepada Iman pada suatu hari.

Saat itu, pertengahan tahun 1964, Sang Ibu sedang hamil muda. “Ibu saya ngidam dansa dengan Bung Karno. Ternyata mimpinya terkabul. Ayah saya dapat undangan Bung Karno ke Istana Bogor di penghujung kekuasaannya. Ibu saya duduk di belakang, tapi justru Bung Karno memanggil ke depan untuk dansa lenso,” ungkap Iman melanjutkan cerita Sang Ibu.

“Waktu dansa Ibu saya ditanya Bung Karno, ‘Kamu lagi hamil, ya?’ Ibu saya kaget, kok, Bung Karno tahu. Kata Bung Karno nanti kalau lahir anak laki-laki kasih nama Brotoseno karena dia akan lahir bungkus. Bima atau Brotoseno itu waktu lahir masih dibungkus telur. Jadi saya lahir masih dibungkus plasenta,” tambah Iman melanjutkan cerita Sang Ibu.

Dengan nama itu diharapkan pula oleh Bung Karno kelak Iman akan menjadi seperti Bima.

Brotoseno adalah nama lain Bima, tokoh pewayangan dari Keluarga Pandawa yang mempunyai sikap ksatria berkarakter kuat, berani, menakutkan bagi musuh, berhati lembut, setia, tak suka basa-basi, dan bertanggungjawab dengan seluruh perkataannya.

Kita jadi paham mengapa saat ada orang yang meributkan jejak digitalnya di media sosial Twitter sebelum jadi Direktur Utama TVRI dengan sikap ksatria Iman mengakui itu sebagai bagian dari masa lalunya. Ia pun bertanggungjawab dengan apa yang pernah dinyatakannya dan ditulisnya.

“Saya tak akan menghapus semua unggahan saya di media sosial. Jejak digital adalah bagian dari hidup kita dan pasti ada orang yang akan memanfaatkannya untuk maksud tertentu,” jelas Iman yang memiliki lebih 85.000 orang pengikut di account Twitter-nya.

Asal tahu saja. Iman mengikuti seluruh proses pemilihan Direktur Utama TVRI yang sangat terbuka, transparan, dan diketahui publik dari awal. Ia ikut mendaftar saat ada pengumuman lowongan posisi Direktur Utama TVRI. Dia ikuti seluruh tahapan seleksi bersama calon-calon lainnya. Ia jalani empat tahap seleksi, termasuk wawancara dan psikotes, fit and proper test di DPR RI, hingga masuk 30 Besar.

Dari hasil proses seleksi dan tes itu, “Nilai saya paling tinggi,” ungkap Iman. Ia pun melaju sampai 3 Besar. Dan akhirnya oleh Dewan Pengawas TVRI ia ditetapkan sebagai Direktur Utama TVRI pada Selasa 26 Mei 2020 dan sehari kemudian langsung dilantik secara resmi menjadi Direktur Utama TVRI oleh Ketua Dewan Pengawas TVRI disaksikan wakil dari DPR RI dan Kemenkominfo RI.

Jadi Iman terpilih sebagai Direktur Utama TVRI karena kompetensinya. Karena kemampuannya dan karena dia memang mampu. Pengalamannya sebagai lawyer, sutradara film dan iklan, dan produser mematangkan dirinya untuk meraih posisi orang nomor satu di TVRI atas kemampuannya sendiri.

Iman memang salah satu motor Relawan Jokowi-Amin pada Pemilihan Presiden 2019 lalu. Bahkan ia rela mengorbankan dirinya selama jadi relawan. Tak hanya pikiran dan badannya, Iman juga mendanai beberapa kegiatan relawan dari kantongnya sendiri.

Tapi apakah ia pamrih minta jabatan ke Presiden Jokowi atau kepada menteri-menteri yang ia kenal dekat? Tidak sama sekali! Bahkan, melihat pengorbanannya selama menjadi Relawan Jokowi pada 2014 dan 2019, pantas bila ia mendapatkan kursi sebagai direksi atau komisaris di perusahaan BUMN.

Posisi Direktur Utama TVRI adalah usaha dan kerja keras yang memang diperjuangkan Iman karena ia mempunyai kompetensi dan memenuhi semua yang dipersyaratkan. Bukan karena ia relawan yang setia pada Jokowi lalu dengan mudahnya mendapatkan posisi itu.

Menjadi Direktur Utama TVRI, tentu saja, Iman memperjuangkan apa yang menjadi ide dan cita-citanya selama ini. Sebagai seorang Soekarnoist pasti ia akan melanjutkan ide besar Bung Besar yang termaktub dalam Panji Trisakti. Terutama Trisakti yang ketiga, “berkepribadian di bidang budaya”.

Baca Juga: Jokowi, TVRI dan Komunikasi Publik

Iman menyatakan bahwa TVRI akan menjadi lembaga penyiaran publik yang akan menjadi representasi Indonesia di dunia seperti yang dicita-citakan Bung Karno saat merancang kelahiran TVRI untuk menyambut pesta olahraga akbar Asian Games 1962. Jadi, TVRI itu tidak akan memposisikan dirinya sebagai “pesaing televisi swasta” yang selalu “mengejar rating”.

Iman pasti sudah memiliki serangkaian program dalam dua tahun ini untuk “membuat seluruh dunia melihat Indonesia melalui TVRI”. Dia pasti akan mewujudkan budaya Indonesia dan nilai-nilai yang ada di dalamnya dengan program-program memikat dan kuat secara filmography sesuai bidangnya selama ini.

Sebagai contoh program pariwisata seperti menyelam di Pulau Banda yang menyajikan keindahan dan kekayaan alam bawah laut di sana - seperti yang pernah ia tulis di majalah orang dewasa - patut ditayangkan di TVRI.

Satu hal yang juga penting diingat oleh Iman adalah TVRI itu milik publik, milik masyarakat. Jangan sampai Iman memanfaatkan TVRI untuk kepentingan dirinya sendiri atau untuk memperkenalkan istri dan anak-anaknya atau Sang Ibu yang sudah banyak berjasa selama hidupnya bahkan sampai saat ini masih suka memasak gulai kambing kesukaannya.

Jangan sampai Iman memaksakan diri tampil di acara panggung musik TVRI meski suaranya bagus terutama untuk lagu-lagu Chrisye yang dia hapal di luar kepala. Jangan sampai juga Iman mengambil jatah wawancara khusus dengan Presiden Jokowi yang menjadi impian terbesar wartawan dan reporter TVRI.

Dengan kata lain, tugas Iman membesarkan TVRI. Bukan sebaliknya.

Selain itu, Iman juga tak boleh slonong boy melangkahi wewenang Dewan Pengawas TVRI, Kementerian BUMN, dan Kementerian Keuangan. Tak boleh melanggar administrasi keuangan negara yang berpotensi terjadinya pelanggaran hukum.

Singkat kata, tugas Iman sebagai Direktur Utama TVRI sangat berat di era serba terbuka, transparan, dan serbuan nyinyiran orang-orang yang tidak suka. Yang pasti tugas utama Iman adalah memposisikan TVRI sebagai lembaga penyiaran publik sesuai Undang-Undang tanpa harus mengganti logo dan semboyan lagi.

Selamat bekerja, ya! 

***