Apa yang Diharapkan Prabowo dengan Curhat Kecurangan ke Awak Media Asing?

Untung saja Prabowo tidak terpilih. Kalau terpilih bisa jadi media nasional tidak akan bebas dalam meliput dan akan dibatasi.

Rabu, 8 Mei 2019 | 12:09 WIB
0
947
Apa yang Diharapkan Prabowo dengan Curhat Kecurangan ke  Awak Media Asing?
Prabowo Subianto dan media asing (Foto: Liputan6.com)

Mengapa Prabowo Subianto mengundang awak media asing secara tertutup dalam jumpa persnya?

Seperti kita ketahui bersama, capres yang mendeklarasikan kemenangannya berkali-kali yaitu Prabowo Subianto mengundang awak media asing di rumahnya,jalan Kertanegara, Senin 6 Mei 2019. Dalam jumpa pers tersebut,Prabowo mengeluarkan uneg-unegnya terkait pemilu yang penuh kecurangan. Ia merasa kalah karena dicurangin.

Bahkan, Prabowo juga merasa kekalahannya pilpres 2014 juga karena kecurangan. Dan ia mengalah waktu itu. Tetapi untuk pilpres 2019, Prabowo mengatakan tidak akan mengalah lagi. Karena menurutnya pilpres 2019 penuh kecurangan secara sistematis, terstruktur dan masif.

Baca Juga: Trik Harian Kompas Menaklukkan Prabowo untuk Sebuah Wawancara Ekslusif

Tentu Prabowo dengan mengundang awak media asing mempunyai maksud dan tujuan yaitu ia ingin awak media asing memberitakan kecurangan pemilu di Indonesia yang  penuh kecurangan di negaranya masing-masing.

Prabowo berharap media asing memberitakan secara masif atas kecurangan pemilu di Indonesia. Dan supaya negara-negara asing memberikan tekanan atau pernyataan kepada pemerintah Indonesia.

Padahal presiden atau kepala negara asing sudah mengucapkan kepada presiden Jokowi yang terpilih untuk kedua kalinya sekalipun dari versi hitung cepat. Bahkan sudah 25 kepala negara yang mengucapkan atas kemenangannya.

Apakah awak media asing yang diundang oleh Prabowo akan memberitakan kecurangan pemilu sesuai dengan keinginannya? Hampir pasti awak media asing itu tidak akan memberitakannya. Karena awak media asing juga mempunyai sumber-sumber berita sendiri yang valid, siapa sebenarnya yang menang dalam pilpres 2019 di Indonesia.

Malah media asing sudah menulis: Prabowo kalah dalam pilpres tetapi mengklaim kemenangan.

Media asing tidak mudah untuk diberi informasi yang tidak akurat atau shahih. Justru awak media asing juga sudah tahu, siapa yang bakal menang dalam pilpres 2019 sebelum pencoblosan. Tentu rujukanya juga dari lembaga survei asing yang kredibel. Seperti Roy Morgan yang sudah merilis hasil surveinya. Dan ternyata hasil surveinya cukup akurat.

Orang kalah biasanya butuh tempat untuk curhat atau tempat untuk berkeluh kesah karena merasa kekalahnnya tersebut karena dicurangi. Dan jumpa pers dengan media asing tersebut digunakan oleh Prabowo untuk curhat dan berkeluh kesah karena ia merasa dicurangi. Dan ini wajar. Orang kalah biasanya suka curhat kemana-mana untuk mencari perhatian dan tempat untuk bercerita.

Baca Juga: Bagaimana Seharusnya Prabowo Menyikapi Kecurangan Pemilu?

Curhatan Prabowo ke media asing tidak akan berpengaruh dan tidak ada gunanya. Prabowo berharap dengan media asing memberitakan,maka negara-negara asing untuk menekan pemerintah Indonesia terkait pemilu yang penuh kecurangan.

Negara-negara asing lebih waras, karena negara-negara tersebut juga mengirimkan tim untuk memantau pemilu di Indoensia. Dan mereka juga diberikan akses yang bebas untuk memantau pemilu di Indonesia.

Kenapa tidak mengundang awak media nasional? Tentu kalau mengundang awak media nasioanal akan jadi bahan lelucon dan ditertawakan. Karena kalah tapi ngaku menang. Ga lucu kan?

Apalagi ia juga anti dengan beberapa media nasional. Bahkan kadang harus melewati pemeriksaan dahulu dan ditanya dari media mana. Untung saja tidak terpilih. Kalau terpilih bisa jadi media nasional tidak akan bebas dalam meliput dan akan dibatasi.

Bersyukurlah awak media nasional dengan tidak terpilihnya Prabowo sebagai presiden.

***