PDIP Mempercepat Kongres Partai, Megawati Ingin Segera Lengser?

Dengan mempercepat kongres partai, terpancarlah sinyal kuat mengenai regenerasi pucuk pimpinan partai yang selama ini dipegang oleh Megawati Soekarnoputri.

Jumat, 14 Juni 2019 | 07:40 WIB
0
780
PDIP Mempercepat Kongres Partai, Megawati Ingin Segera Lengser?
Prananda Prabowo dan Hasto Kristiyanto (Foto: Detik.com)

Di tengah hegemoni berita pekan ini yang "dimonopoli" persiapan sidang Mahkamah Konstitusi dan terbongkarnya sejumkah sosok yang merencanakan pembunuhan terhadap tokoh-tokoh nasional, berita dari kandang Banteng ini tak kalah seksinya dibanding kedua berita berskala nasional tersebut.

Tersiar kabar mengejutkan PDI Perjuangan bakal segera menggelar Rakernas IV pekan depan di Jakarta. Merebak pula rumor, agenda utama Rakernas adalah mempercepat pelaksanaan kongres partai.

Kongres di PDIP atau Munas di partai lainnya seperti Golkar, adalah forum mengganti pimpinan tertinggi partai, yaitu ketua umum. Biasanya, sesuai AD/ART partai, durasi kepemimpinan ketua umum berlangsung lima tahun.

Terakhir kali PDIP melaksanakan kongres pada 2015 lalu, yaitu Kongres IV di Bali.

Saat itu PDIP secara aklamasi kembali mengukuhkan Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Umum 2015-2020. Mengacu pada siklus lima tahunan kepemimpinan tertinggi partai, seharusnya jabatan Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Umum PDIP baru berakhir pada 2020. Ada selisih waktu satu sampai satu setengah tahun sampai jabatan itu berakhir.

Surat undangan untuk mengadakan Rakernas diteken oleh putra Megawati Soekarnoputri, Prananda Prabowo, yang menjabat salah satu Ketua DPP PDIP. Adanya surat undangan dibenarkan oleh Ketua DPDP PDIP Jawa Tengah Bambang Wuryanto, sebagaimana diberitakan Detik.com, Kamis 13 Juni 2019 kemarin.

Ketua DPP PDIP Hendrawan Supratikno juga membenarkan adanya jadwal kongres partai yng akan dipercepat. Bahkan ia menyebut Kongres bakal digelar di Bali pada pertengahan Agustus 2019.

Baca Juga: Prananda Prabowo, Buat Film Tentang Bu Mega Donk...!

Dalam surat bertanggal 31 Mei 2018 itu diketahui Rakernas IV PDIP sendiri akan digelar pada Rabu, 19 Juni 2019 di kantor DPP PDIP Jalan Pangeran Diponegoro, Jakarta Pusat. Disebutkan ada beberapa agenda yang akan dibahas, salah satunya terkait rencana percepatan Kongres V PDIP yang akan digelar di Bali pada Agustus mendatang.

Surat undangan yang diteken Prananda Prabowo dan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto bernomor 5214/IN/DPP/V/2019 tersebut menguatkan rumor mengenai regenerasi pucuk pimpinan PDIP yang dipercepat. Galibnya, surat undangan acara sekelas Rakernas diteken oleh ketua umum dan sekjen partai, bukan oleh ketua DPP.

Namun demikian menurut Bambang Wuryanto tak ada yang salah dengan tanda tangan Nanan, panggilan Prananda Prabowo, di surat undangan Rakernas DPP PRIP itu. Disebutkan, setiap ketua DPP bisa menandatangani surat resmi terkait agenda partai, tidak harus ketua umum partai. Hanya SK Fungsionaris DPD Partai dan DPC Partai sajalah yang wajib diteken Ketum dan Sekjen.

Dengan mempercepat kongres partai, terpancarlah sinyal kuat mengenai regenerasi pucuk pimpinan partai yang selama ini, terhitung sejak PDIP berdiri setelah PDI "lama" dibubarkan paksa rezim Soeharto, dipegang oleh Megawati Soekarnoputri.

Usia Mega, panggilan akrab Megawati, adalah 72 tahun dan akan memasuki 73 tahun pada 23 Januari 2020 nanti. Usia yang tergolong tua untuk mengelola sebuah partai besar.

Kongres adalah forum untuk mengganti pucuk pimpinan partai, sehingga spekulasi bakal lengsernya Megawati tidak dapat dihindari. Namun demikian Sekretaris Badan Pendidikan dan Pelatihan DPP PDIP Eva Kusuma Sundari menyebut Kongres bakal membahas sejumlah agenda besar. Salah satunya status PDIP sebagai pemenang pemilu.

Menurut Eva, bisa juga Kongres membahas agenda seperti persiapan penataan anggota DPR yang baru terpilih dan pemilihan anggota kabinet. Namun alasan ini tidak terlalu kuat mengingat dua agenda tersebut tidak selayaknya dibahas dalam sebuah kongres. Di manapun, agenda utama Kongres adalah untuk memilih ketua umum yang baru.

Dengan ketua umum baru yang lebih muda dan segar, siapapun sosok muda itu nantinya bisa dipersiapkan untuk Pilpres 2024 yang konon bakal didominasi capres-capres muda. Apalagi, PDIP yang bisa diibaratkan "haus di padang tandus", dalam dua kali pilpres tidak bisa mencalonkan ketua umumnya, padahal PDIP pemenang pemilu.

Tinggallah pertanyaan yang wajar dalam sebuah kepemimpinan puncak partai; siapa pengganti Megawati?

Baca Juga: Apa!? Puan Maharani Mau Dipasangkan sama Jokowi? Becanda Kamu!

Mengingat PDIP identik dengan Megawati Soekarnoputri, penggantinya hanya ada kemungkinan, yaitu "anak biologis" atau "anak ideolois".

"Anak biologis", yaitu anak Megawati Soekarnoputri sendiri, ada Prananda Prabowo dan Puan Maharani. Sedangkan "anak ideologis", dalam hal ini pengurus partai yang non keluarga Megawati, nama sekjen Hasto Kristiyanto yang paling moncer.

Siapa yang bakal menggantikan Megawati, tergantung keputusan Kongres nanti.

Tetapi, bisa juga keputusan Kongres secara aklamasi memperpanjang kembali jabatan Megawati yang belum selesai dan menolak semua pengganti Megawati, baik "anak biologis" maupun "anak ideologis".

***