Memasang Puan Maharani sebagai Cawapres Jokowi itu adalah sebuah "becandaan" yang tidak lucu dari para politisi PDIP, boleh dibilang becandaan yang kurang kerjaan, apa pantasnya coba, memangnya Pilpres itu setingkat pemilihan RT? Mestinya politisi PDIP itu jangan mementahkan segala sesuatu yang sudah matang dalam pikiran para simpatisan Jokowi, becandaan seperti itu bukanlah sesuatu yang produktif.
Coba pikirkan lagi, apa kepatutan seorang Puan harus dibandingkan dengan Jokowi, Puan itu "Anak Mami" yang jelas tidak akan mampu mengimbangi kinerja Jokowi yang sangat progresif, Puan bukanlah orang lapangan, kalau sebagai pelari bukanlah pelari sprinter, sementara Jokowi itu seorang Pelari sprinter, bisa-bisa Puan tertatih-tatih mengimbangi gerakan Jokowi.
Udahlah, Puan suruh duduk manis Aja di kabinet, janganlah politisi PDIP menyodorkan Puan sebagai Cawapres hanya karena ingin cari muka sama Ibu Suri, buang cara berpikir seperti itu, bicara ruang lingkup Kepemimpinan Nasional itu bukan seperti ngurus rumah tangga, kayak gak kader yang lebih mumpuni dari Puan Maharani, sebagai menteri Kabinet, prestasi apa yang bisa dibanggakan dari Seorang Puan?
Politisi PDIP harus memandang serius Kontestasi Pilpres 2019, bukanlah sebuah ajang yang patut dibecandakan, ini menyangkut harkat dan hajat nasib rakyat Indonesia, dan itu bukanlah sesuatu yang harus direspon dengan becanda.
Pilpres 2019 itu sendiri sangat menentukan Masa depan PDIP diperpolitikan Nasional, masak sih hal yang begitu serius ditanggapi dengan becanda.
[irp posts="13076" name="Setya Sebut Nama Puan dan Pramono, tapi Tak Mau Mengaku Diri Salah"]
Seorang Cawapres yang dipasangkan dengan Jokowi haruslah mampu mendongkrak elektabilitas Jokowi, bukan malah akan menggerus elektabilitasnya, haruslah seseorang yang sangat diinginkan masyarakat, saya tidak mau bilang bahwa Puan tidak diinginkan masyarakat, tapi selama ini Puan tidak pernah menunjuknya bahwa dia adalah sosok yang dibutuhkan masyarakat.
Menyandingkannya Puan Maharani dengan Jokowi itu sama halnya dengan "Bunuh Diri", karena memang tidak ada pantas-pantasnya, sangat jauh dari ekspektasi masyarakat pendukung Jokowi. Kalau ada survey yang mengatakan pasangan Jokowi-Puan prosentase nya tinggi, perlu dipertanyakan hasil survey tersebut, perlu dicek kredibilitasnya lembaga surveynya.
Pilpres 2019 nanti bukanlah ajang untuk main-main, ini akan sangat menentukan nasib bangsa ini kedepan, saya gak habis pikir, milih Cawapres kok coba-coba, kayak beli minyak telon aja.
***
Editor: Pepih Nugraha
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews