Kita adalah manusia berketuhanan, satu kesatuan dalam satu kelahiran di Indonesia, satu bangsa Indonesia dan seakidah Islam.
Tolak Perusuh di NKRI
Sedih banget ketika melihat orang-orang yang mengaku sedang berjihad namun di sisi lain dia menghina pemimpinnya. Bahkan akhir-akhir ini banyak orang kehilangan akal sehatnya, benarkah ini hanya karena kecewa jagoannya enggak menang?
Pribadiku melihatnya bukan demikian, ada kelompok tertentu yang benar-benar sudah putus asa melihat kenyataan mereka tak bisa mendompleng Prabowo, mereka sengaja bersuara seolah pemilu tak sah, mereka teriak ada kecurangan tanpa mampu menunjukkan bukti, kalau mau gunakan mata hati cobalah kalian lihat siapa mereka?
Baca Juga: Tolak Rusuh, Yuk jaga Kemanan dan Kedamaian NKRI
PKS yang selama ini merasa harus mengganti Presiden tidak ada dalam barisan itu, PKS sudah kasih statement bahwa mereka mengawal suara, bahwa mereka menyaksikan sendiri penghitungan suara, fix PKS bukan kelompok mereka.
Apakah ini kelompok bang Sandi? Rasanya bukan juga, karena bang Sandi juga mengakui bahwa pemilu berlangsung jurdil, maka kalau kau mau buka mata lebar-lebar mereka yang teriak, mereka yang mau bikin rusuh rata-rata menggunakan pakaian jubah, takbir dengan emosi lantas siapa mereka? Partai juga bukan?
Sangat menarik ketika masyarakat menyikapi petisi stop ijin FPI. Hampir mayoritas umat islam menyetujui ormas ini dihentikan operasionalnya alias tidak diperpanjang ijinnya. Dari 500.000 target tandatangan petisi kini sudah mencapai 329.314 orang yang telah menandatangani petisi tersebut.
Anarkisme yang kerap dilakukan tidak hanya melukai umat beragama yang lain, namun juga nyata –nyata melukai kaum muslimin yang benar benar menjalankan agama sesuai titah Baginda Nabi Besar Muhammad SAW berdasarkan Al Quran dan Hadis.
Selain alasan ormas radikal, FPI juga ditengarai mendukung kekerasan dan salah satu pendukung organisasi HTI yang telah dibubarkan pemerintah karena makar.
HTI adalah salah satu kelompok agama yang ingin menggantikan sistem negara kita dengan sistem khalifah. Padahal negara yang mengusung ide ini kini tercabik cabik karena perang agama yang tak berkesudahan. Perang tersebut malah antara sesama Islam.
Perilaku saling menghujat, saling mengkafirkan padahal jelas seakidah sepertinya sulit diterima oleh nalar atau akal. Menganggap dirinya benar orang lain salah, menganggap dirinya ahli ibadah ahli agama dan yang lainnya najis, kotor bahkan kafir adalah kata yang sering kita dengar sehari hari.'
Menganggap pemerintahan yang syah adalagh thagut, setan laknatullah sungguh sangat tidak masuk akal. Tidak mengakui keberadaan negara padahal lahir dibesarkan dan hidup di negara yang dihujatnya adalah perilaku yang kurang waras.
Kita adalah manusia berketuhanan, satu kesatuan dalam satu kelahiran di Indonesia, satu bangsa Indonesia dan seakidah Islam.
Baca Juga: Ramadhan Penuh Intrik Pendukung, Kemana Ustad Aa Gym, Adi Hidayat dan Abdul Somad?
Menjelang 22 Mei 2019 di bulan ini, Bulan Ramadan yang suci, situasi politik ternyata tetap sama yaitu memanas oleh gerakan gerakan yang ingin membuat kerusuhan paska pengumumuman penghitungan suara oleh KPU. Gerakan–gerakan tersebut banyak berasal dari kelompok–kelompok masyarakat yang radikal , yang dipimpin oleh tokoh–tokoh yang radikal pula.
So guys lihatlah siapa yang tersisa disamping Prabowo? Jangan mau dihasut, jangan mau dijanjikan surga, karena ketika kalian melawan pemerintahan saat ini itu sudah wujud kegagalan memahami Islam. Lihat Jendral yang sudah teriak menebar kebencian di hatimu, saat kau baru akan terbakat dia sudah menyiapkan travel bagnya. Kau terbuai emosi dia plesiran, inikah jihad?
Lihat pemuda yang harus masuk sel meninggalkan keluarganya karena hatinya penuh berita kebencin sehingga dia bisa dengan bangga akan memenggal kepala Jokowi, sendiri dia saat ini sementara orang yang menanamkan kebencian di hatinya bisa apa?
Lihat ustad yang mendadak teriak 22 Mei Ultahnya PKI? Hellaw ges kemarin dia kemana saja? Masak baru tahun ini dia tahu hut PKI
? Jokowi tuh kalo mau jahat kan gampang, beliau sudah jadi Presiden sejak 5 tahun lalu kenapa baru sekarang kepikiran beliau jahat ?
Tolak perusuh NKRI, jangan terprovokasi karena kebencian tak pernah kasih hasil baik, kebencian hanya mampu menggerogoti hatimu hingga kau tak mampu melihat sedikit cahaya.
Indonesia tempat tinggal kita sejak dulu buatlah nyaman seperti yang sudah, saling menghargai, saling menghormati demi persatuan bangsa.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews