Kalau benar dia menginvestasikan uang untuk operasi culas di negara tempat ayahnya 'berkuasa', berarti cara jujur yang ditempuh tidak membuahkan hasil.
Davin Kirana, 22 tahun, adalah putra sulung Duta Besar RI untuk Malaysia, Rusdi Kirana. Ayahnya sukses mendirikan Lion Air, maskapai murah yang diminati banyak orang. Dia masuk dalam jajaran 40 orang terkaya di Indonesia, dengan jumlah kekayaan sebesar US$ 900 juta per 2012.
Sukses di bisnis, Rusdi terjun ke dunia politik lewat Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), tahun 2014. Dalam waktu singkat, dia sudah duduk manis di kursi wakil ketua umum.
Karier politiknya melesat mudah. Kursi berikutnya yang dia duduki bertambah empuk. Tahun 2015, dia dipilih Jokowi sebagai salah seorang penasehatnya dan berkantor di Gedung Wantimpres samping Istana. Tahun 2017, dia menjabat sebagai Dubes Malaysia sampai sekarang.
Lalu bagaimana dengan anaknya? Saya tidak kenal anak muda ini meskipun baliho dengan fotonya sebagai caleg Partai Nasdem tersebar di banyak titik jalan protokol. Waktu lihat mukanya di banyak baliho di Jakarta sampai ke arah Depok, saya cuma bergumam. "Pede abis nih anak. Cuma modal tampang artis Korea maju jadi caleg."
Kiprahnya sebagai aktifis ataupun politisi jarang terlihat di media pers. Aset digitalnya juga masih mungil. Pengikutnya di Twitter baru 125 orang, itupun dibikin pas dia nyaleg, Agustus tahun lalu.
Akun Instagramnya juga masih mentah, hanya berisi 55 pos, sangat sedikit untuk ukuran orang yang sedang mengejar kursi Senayan. Saya cek websitenya di davinkirana.com, ternyata belum aktif atau mati.
Saya baru mengenalnya sejak heboh #SuratSuaraTercoblos di Selangor, Malaysia, Kamis kemarin. Davin masuk Dapil Jakarta 2 yang meliputi kampung gue Jaksel, plus Jakpus dan daerah pemilihan luar negeri. Isu yang diangkat adalah kesejahteraan TKI. Klop banget dengan posisi ayahnya sebagai Dubes.
Sekedar diketahui, jumlah pemilih di Malaysia mencapai 27% dari total pemilih luar negeri yang tembus 2 juta pemilih. Tercatat lebih dari 550 ribu pemilih di negeri jiran ini. Cukup gemuk, jadi kudu digarap maksimal.
Kalau benar dia atau siapapun menginvestasikan uang untuk operasi culas di negara tempat ayahnya 'berkuasa', berarti cara jujur yang ditempuh selama ini tidak membuahkan hasil. Dan ironisnya, operasi itu juga digunakan untuk menambah suara Capres Paslon 01 di luar negeri.
Syukur alhamdulillah, praktek curang ini ketahuan.
Tapi kok caleg curang ya? Wajar aja. Hadiahnya kursi empuk di DPR, Bos!
Jadi anggota Dewan yang terhormat. Makanya sampai ada yang nyiapin uang sogokan politik dalam 400 ribu amplop. Dan boleh jadi masih banyak operasi culas lain yang belum atau tidak akan ketahuan.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews