Oleh: Vina Gunawan
Pelaksanaan Pemilu 2024 sudah di depan mata. Masyarakat akan menentukan pilihannya dalam gelaran pesta demokrasi. Sebagai warga negara Indonesia yang baik, saatnya mengedepankan toleransi antar sesama umat beragama dan menyadari bahwa perbedaan bukanlah suatu hal yang dapat menimbulkan konflik ataupun perpecahan.
Jadikanlah Pemilu 2024 ini sebagai panggung toleransi di mana masyarakatnya saling menjaga perdamaian walaupun di tengah perbedaan.
Indonesia merupakan negara yang kaya akan keberagaman budaya, ras, suku, kepercayaan, maupun agama. Keberagaman inilah yang sepatutnya dijaga agar tidak punah termakan oleh budaya luar. Perbedaan ini pula yang menjadikan Indonesia sebagai negara yang unik dan menjadi pelita yang menerangi jalan menuju perdamaian, masyarakat pun harus bisa menjaga perbedaan ini dengan bijak.
Toleransi merupakan kunci utama untuk menjaga keberagaman bangsa tetap utuh. Hal ini mengartikan bahwa masyarakat dapat menghargai segala perbedaan yang ada, termasuk dalam suasana Pemilu 2024. Dengan mengutamakan toleransi, maka Pemilu dipastikan dapat berjalan dengan aman dan damai.
Perbedaan pilihan pun bukan merupakan masalah besar karena dengan toleransi masyarakat dapat berdebat, memilih, dan kemudian menerima hasilnya dengan lapang dada tanpa merusak hubungan antar sesama warga negara.
Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta situasi bangsa yang kondusif perlu dijaga bersama-sama agar tetap sejuk dan damai juga toleran dan saling menghormati. Memasuki tahun politik, Jokowi pun menegaskan agar persatuan dan kesatuan harus dijaga dengan sangat sungguh-sungguh. Presiden Jokowi mengatakan bahwa pihaknya mengajak kepada seluruh umat beragama untuk menjalankan toleransi dengan penuh kesadaran, menjunjung tinggi bangsa dan negara, serta menjaga NKRI, Pancasila, UUD 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika dalam menyongsong gelaran Pemilu 2024 mendatang.
Karena menurutnya, sebagai sebuah pesta demokrasi, sudah seharusnya masyarakat bergembira dengan adanya Pemilu. Selain itu, Presiden Jokowi menambahkan bahwa masyarakat juga harus terbebas dari ketakutan terkait konflik dan perpecahan yang berpotensi meningkat selama Pemilu 2024 berlangsung.
Presiden Jokowi mengaku bahwa perkembangan media sosial di tanah air banyak sekali ujaran kebencian, fitnah, dan saling mencela. Hal tersebut sangat mencoreng etika berpolitik dan bukan termasuk adab berpolitik yang baik. Inilah yang menjadi tantangan dan tanggung jawab semua pihak untuk bisa menjaga Pemilu 2024 dari intoleransi. Presiden Jokowi berharap agar tidak ada lagi ujaran kebencian, berita bohong, maupun fitnah dalam gelaran Pemilu terutama di platform media sosial.
Lebih jauh, Presiden Jokowi mengatakan bahwa adanya perbedaan merupakan hal yang wajar dalam hidup berdemokrasi. Oleh sebab itu, pihaknya mengimbau agar perbedaan yang ada tidak menjadikan masyarakat saling bertengkar dan saling menjatuhkan hingga berkepanjangan karena masyarakat Indonesia merupakan saudara sebangsa dan setanah air yang harus menjunjung tinggi toleransi keragaman dan perbedaan.
Senada dengan Presiden Jokowi, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PKM), Muhadjir Effendy mengatakan bahwa setiap warga negara Indonesia dari seluruh suku bangsa, agama, dan ras wajib menjaga persatuan dan kesatuan NKRI. Meskipun banyak perbedaan di antara sesama warga negara, wajib bagi masyarakat untuk mewujudkan harmoni kesatuan dengan menghargai perbedaan yang ada.
Menjaga toleransi masyarakat demi menghindari adanya perpecahan menjadi sesuatu hal yang penting dilakukan terlebih sebentar lagi masyarakat akan dihadapkan dengan Pemilu 2024. Kepolisian Negara Republik Indonesia mengajak semua elemen masyarakat untuk bisa saling menjaga sikap meskipun adanya perbedaan pilihan politik agar tercipta situasi Pemilu 2024 yang aman, tertib, dan damai.
Kepala Kepolisian RI (Kapolri), Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo mengatakan bahwa semua pihak baik partai politik, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan warga negara Indonesia pada umumnya harus memiliki semangat juang untuk menjaga persatuan dan kesatuan. Perbedaan yang ada jangan dijadikan sebagai musuh melainkan dijadikan sebagai keberagaman dalam kehidupan berdemokrasi.
Pihaknya juga menegaskan bahwa kepolisian akan memperketat pengawalan dan pengamanan dalam menjaga netralitas, karena hal tersebut menjadi penting demi berlangsungnya Pemilu aman dan tertib serta menghasilkan pesta demokrasi yang berkualitas. Kapolri juga meminta kepada masyarakat agar terus menjaga toleransi dalam Pemilu 2024 untuk menjadi awal sekaligus contoh yang baik untuk Pemilu-pemilu selanjutnya. Selain itu, pihaknya akan terus mengedukasi masyarakat untuk tidak mudah terprovokasi, meningkatkan nilai-nilai toleransi, dan menghargai perbedaan guna mewujudkan keamanan dan ketertiban Pemilu yang lebih kondusif.
Pemilu 2024 merupakan panggung penting bagi demokrasi Indonesia. Di saat itu pula Indonesia menunjukkan kepada dunia bahwa bangsanya dapat menjaga proses politik tersebut tetap damai, sejuk, dan tertib. Mari bersama-sama saling menghargai setiap pilihan dan perbedaan yang ada agar terbentuknya wujud nyata dari kematangan demokrasi serta kebijaksanaan dari warga negara Indonesia.
)* Penulis merupakan Pengamat Politik, Nusa Bangsa Institut.
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews