Pandji Pragiwaksono, Muhammadiyah, dan Gerak Kemanusiaan di Papua

Muhammadiyah bersama elemen bangsa, mengabdikan kerja dan amal usaha untuk keperluan itu. Sehingga, berada di ruang sunyi dan tanpa tepukan gemuruh bukan menjadi alasan untuk berhenti bekerja.

Kamis, 28 Januari 2021 | 00:22 WIB
0
321
Pandji Pragiwaksono, Muhammadiyah, dan Gerak Kemanusiaan di Papua
Penyerahan Setifikat Tanah kepada Warga Kampung Warmon (Dokumentasi UniMUDA Sorong)

Setiap profesi berpeluang memberikan daya dukung bagi aktivitas filantropi. Termasuk para selebritas, komedian, dan siapapun warganegara.

Begitu juga dengan Muhammadiyah. Sampai ke bagian paling timur tanah air, Tanah Papua. Juga hadir di ujung timur selatan Papua, Merauke. Begitu pula ujung timur utara, Keerom.

Di dua tempat itu, wujud amal usaha Muhammadiyah yang sepenuhnya bukan diperuntukkan untuk warga Muhammadiyah saja, tetapi terbuka untuk siapa saja.

Bolehjadi, ada peran-peran Muhammadiyah dalam segi tertentu, terkait pendidikan, kesehatan, dan kebencanaan. Jikalau ada yang belum menjadi ranah pengabdian Muhammadiyah, maka ada Nahdhatul Ulama, Yapis Tanah Papua, Hidayatullah, dll.

Sementara gereja, wihara, dan lembaga sosial keagamaan lainnya, juga turut berperan dalam pelbagai ranah kehidupan.

Gereja Injili di Indonesia (GIDI) Papua, membuka klinik di Danowag, Asmat. Demikian pula Klinik Walihole di kampung Yoka, Waena kota Jayapura dilengkapi dengan peralatan tes HIV/AIDS.

Setiap peran apapun itu, akan memberikan makna bagi komunitas. Tidak dapat dihitung besar atau kecil, karena inilah upaya Bersama untuk terus merawat Indonesia kita bersama.

Pesohor, selebritas termasuk Pandji Pragiwaksono punya peran yang sama dengan setiap warga negara. Turut memberikan sumbangsih bagi perkembangan dan kemajuan bangsa.

Begitu pula setiap orang, menjadi solusi atas masalah yang terjadi. Bukannya menjadi bagian dari masalah. Untuk itu, perlunya kesadaran akan keperluan orang lain.

Bahkan untuk lahir dan mati saja, tetap memerlukan orang lain. Ketika seorang ibu akan melahirkan, memerlukan pertolongan bidan.

Sementara sang mayat, ada orang yang akan mengurus kain kapan, memandikan sampai menguburkan.

Namun, tidak perlu menafikan keberadaan orang lain untuk kemudian menunjukkan apa yang dilakukan pihak lain.

Dalam masyarakat muslim, masing-masing punya peran yang sama dalam lingkungan yang berbeda.

Nahdhatul Ulama, Muhammadiyah, Tarbiyah Islamiyah, Persis, Mathlaul Anwar, Darul Dakwah wal Irsyad, As’adiyah, Al-Khairat, dan banyak lagi elemen masyarakat muslim yang diikat dalam kesatuan bangsa Indonesia.

Dari merekalah, dan pada merekalah pengabdian terbaik wujud. Sebagai manusia, ada saja kekurangan. Karena tidak memungkinkan mereka melakukan yang sempurna.

Di Papua, untuk Pendidikan ada Yayasan Pendidikan Islam, YPK, dan YPPK. Saya menyebutnya Trisula Pendidikan Tanah Papua.

Institusi pendidikan yang lahir dari Tanah Papua, dan diabdikan untuk Tanah Papua. Sementara organisasi seperti Muhammadiyah, NU, Hidayatullah, Wahdah Islamiyah, dll juga turut memberikan amal terbaik bagi pengembangan pendidikan.

Namun, itu belum mencakup semuanya. Tanah Papua yang begitu luas, tidak dapat diurus secara mandiri. Perlu keterlibatan semua orang untuk menyelesaikan masalah pendidikan.

Baca Juga: Pandji Pragiwaksono dan Muhammadiyah

Sementara hidup ini tidak saja soal pendidikan. Ada masalah kesehatan, ekonomi, dll. Semuanya tentu setiap saat akan memunculkan masalah. Pada saat yang sama, solusi juga tersedia.

Sesorongnya (sebagai sandingan kata seyogyanya), kemajuan hanya dapat dicapai dengan kebersamaan tanpa perlu mengecilkan peran orang lain.

Pandji Pragiwaksono telah menyebarkan kembali ingatan kita. Peran-peran kemanusiaan menjadi tanggungjawab individual.

Dalam pelbagai kesempatan, bisajadi tidak terkait sama sekali dengan identitas keagamaan. Kita menyaksikan individu Protestan, Katolik, Hindu, menyelesaikan pendidikan di Universitas Pendidikan Muhammadiyah Sorong (UniMUDA Sorong).

Walau, secara kelembagaan UniMUDA Sorong dimiliki oleh persyarikatan dengan spirit keislaman yang menjadi landasan kerjanya. Di atas semua itu, ada tanggungjawab untuk menyediakan layanan pendidikan.

Muhammadiyah bersama elemen bangsa, mengabdikan kerja dan amal usaha untuk keperluan itu. Sehingga, berada di ruang sunyi dan tanpa tepukan gemuruh bukan menjadi alasan untuk berhenti bekerja.

***