Ramadhan Penuh Intrik, Kemana Aa Gym, Adi Hidayat dan Abdul Somad?

MUI seperti kehilangan "taringnya" ketika ulama-ulama yang berada di bawah naungannya sibuk dengan misinya masing-masing.

Selasa, 14 Mei 2019 | 16:38 WIB
0
851
Ramadhan Penuh Intrik, Kemana Aa Gym, Adi Hidayat dan Abdul Somad?
Pertemuan Aa Gym dengan Prabowo dan Sandiaga. Sumber: Republika Online.

Suasana ramadhan yang syahdu ternyata tak mampu meredam godaan negatif dalam persaingan politik dua pasangan calon presiden dan wakil presiden kita. Seminggu berlalu di bulan suci setidaknya sudah tiga kejadian baru ujaran ancaman, fitnah dan hoaks.

Mereka adalah pemuda asal Poso, seorang dosen asal Cirebon dan satu pelaku lagi yang belum diketahui identitasnya yang menyampaikan ujaran ancaman, provokasi dan fitnah . Kemana hati bersih mereka yang digadang didukung sekian ulama kondang?

Masih berkesan di masyarakat di hari-hari menjelang pemungutan suara lalu tiga ustad terkenal menemui Prabowo untuk mengekspresikan dukungannya kepada calon presiden itu. Sebuah dialog yang cukup dramatis viral di media massa antara Ustad Abdul Somad dan Prabowo.

UAS mengatakan jika ia dititipkan pesan oleh seseorang yang juga jadi panutannya dalam ilmu agama bahwa orang tersebut memiliki firasat mimpi mengenai Prabowo. UAS juga sempat menyampaikan cinderamata dan wejangan kepada Prabowo mengenai bagaimana Prabowo harus bersikap jika ia terpilih sebagai presiden.

Baca Juga: Makna Tersirat Doa Ustadz Abdul Somad

Selain UAS, ustad Adi Hidayat juga mendatangi Prabowo dan menyatakan dukungannya. Bahkan, apa yang Ustad Adi Hidayat katakana ke Prabowo cukup viral jadi pembahasan di dunia maya. Ustad muda ini mengatakan akan menarik tangan Prabowo ke surga jika kelak Prabowo menjadi pemimpin yang berlaku adil dan mendoakan sebaliknya jika Prabowo membuat umat islam kecewa.

Ustad yang satu ini tak kalah mengundang perhatian ketika akhirnya mempertegas sikapnya dengan menyatakan dukungannya ke Prabowo sebagai calon Presiden. Dialah Abdullah Gymnasitiar atau dikenal dengan Aa Gym. Ustad yang adalah pendiri Pondok Pesantren Daarut Tauhid ini tidak terpengaruh dengan peristiwa yang videonya cukup viral juga ketika Aa Gym dua kali mengucapkan salam kepada Prabowo tetapi tidak dibalas.

Seperti tak ada keraguan dari Aa Gym kepada Prabowo Subianto secara akhlak dan akidah muslim untuk menjalankan amanah sebagai pemimpin. Aa Gym menyatakan dukungannya setelah selama ini mengaku tidak berdiri di kubu manapun.

Delapan hari menjelang penetapan resmi KPU mengenai hasil pilpres dan pileg 2019, suasana dipenuhi dengan aksi-aksi protes dari pendukung Prabowo kepada KPU, Bawaslu bahkan KPK. Tuduhan curang masih tersemat di benak para pendukung ini sehingga mereka melakukan perlawanan melalui demonstrasi yang akhirnya melahirkan ujaran-ujaran kebencian dari para pesertanya.

Seorang pemuda asal Poso bernama Hermawan Susanto yang mengatakan akan memenggal kepala Jokowi itu kini mendekam di sel tahanan Polda Metro Jaya dan menjalankan rangkaian proses pemeriksaan. Saat diciduk di rumah kerabatnya, ia  menyatakan permohonan maaf, menyesal dan menunduk.

Begitu juga dengan seorang dosen asal Cirebon Iwan Adi Sucipto yang membuat video viral pernyataan yang mengadu domba Polri dengan TNI, ia dengan segera membuat video pernyataan permohonan maaf dan penyesalan. Satu penyebar fitnah masih diburu polisi dan belum jelas identitasnya yaitu ia yang mengatakan bahwa ada petugas Intel yang menyusup di antara demonstran di depan Bawaslu yang memberikan makanan beracun kepada para demonstran.

Apakah ini pola baru ujaran kebencian di negeri ini? Beramai-ramai mengucapkan sesuatu yang tidak pantas, disebarkan tapi ketika tertangkap mengaku menyesal dan meminta maaf. Lantas apa mereka yang sudah menyaksikan video-video tersebut menyaksikan juga ucapan permohonan maaf serta klarifikasi tersebut?

Mereka yang sudah terpengaruh semua ujaran tersebut mungkin sulit untuk kembali berpikir positif. Pesan berantai melalui medsos itu meluncur secepat busur panah dan tak bisa meluncur kembali ke asalnya.

Baca Juga: Aa Gym, Habib Rizieq, Ustad Abdul Somad, dan PKS

Di mana sisi kaum yang mengaku didukung barisan ulama ini dalam menghormati kesucian bulan Ramadhan? Saya tertarik menyorot kepada sosok yang membuat mereka memantapkan hati untuk berada pada barisan ini.

Tiga ulama kondang yang di detik-detik akhir menarik simpati dengan dukungan dan doa-doa peneguhnya bagi pasangan Prabowo Sandi senyap tak bersuara. Belum satu pernyataan pun yang secara gamblang mereka sampaikan untuk membina para pendukung Prabowo Sandi ini agar tenang, menghormati bulan suci ramadhan dengan menghindari ujaran yang negatif. Padahal, mereka yang memiliki kharisma terbesar dan magnet bagi banyak umat muslim dan umat agama lain.

Padahal, tidak sulit untuk membuat pendukung Prabowo-Sandi kembali tenang dan berusaha dengan cara-cara yang lebih positif. Sisi makrifat seorang ulama bisa mengarahkan umat bahkan hanya dengan satu kalimat.

Mereka yang membawa umat ke satu arah dan meninggalkan umat lainnya yang seolah menentang mereka dalam skala kecil maupun besar sudah berefek memecah belah. Saatnya ulama kembali mempersatukan umat yang seharusnya kompak.

Sejak dulu, saya mengagumi Islam di Indonesia dengan tradisi kesatuan umat. Beberapa induk organisasi Islam tak pernah terpecah dalam pertikaian meskipun ada beberapa perbedaan pandangan seperti jatuhnya awal ramadhan dan jatuhnya hari raya idul fitri.

MUI sejak dulu mampu meredam konflik di tengah umat muslim. Tapi kini, MUI saja seperti kehilangan taringnya ketika ulama-ulama yang berada di bawah naungannya sibuk dengan misinya masing-masing. Padahal, jika semua pihak yakin dengan ketentuan Allah, tak akan ada perpecahan karena pemaksaan ambisi. Mengalir saja, toh Allah tak akan tidur bukan?

Semoga ustad Aa Gym, ustad Adi Hidayat dan ustad Abdul Somad mendengar semua keluh kesah umat di hari ini. Atau saya dan banyak muslim lainnya sudah kehilangan hak meminta mereka karena berbeda dukungan? Tak ada hak lagikah bagi muslim di luar barisan Prabowo Sandi untuk mengakui mereka sebagai panutannya? Mudah-mudahan tidak.

Saya masih percaya ada secercah harapan bagi umat muslim di Indonesia untuk bersatu kembali. Yuk, hidupkan ramadhan kita dengan bersilaturahmi dan bicara baik!

***