Jakarta – Sidang Indonesia-Pacific Parliamentary Partnership (IPPP) ke-2 di Jakarta, membuka pintu dialog dan komunikasi, sehingga menjadi tonggak diplomasi parlemen se-kawasan Pasific sesama negara yang berada di kawasan pasifik.
Melalui forum IPPP, Indonesia menunjukkan diri sebagai salah satu negara yang kuat dalam peran aktifnya menghadapi tantangan global.
Ketua DPR RI, Puan Maharani menyampaikan, Indonesia dengan negara Pasifik memiliki kesamaan sebagai sesama negara kepulauan, yakni kesamaan nilai kehidupan yang dijunjung dan kesamaan tantangan yang dihadapi seperti ancaman perubahan iklim, bencana, dan cara mengelola laut dan perairan.
“Berdasarkan kesamaan tersebut, difokuskan untuk pengembangan kerja sama pada isu-isu yang menjadi kepentingan bersama,” tutur Puan.
Menurutnya, kawasan Pasifik yang damai, stabil, dan sejahtera tentunya berkontibusi positif pada perdamaian dan kesejahteraan tingkat global.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan, pentingnya forum IPPP ini sebagai sarana untuk mempererat hubungan antara Indonesia dan negara-negara Pasifik serta sangat mengapresiasi kemitraan parlemen Indonesia-Pasifik.
“Kerja sama Parlemen dapat dimanfaatkan untuk berbagai pengalaman dalam mencari solusi bersama karena parlemen adalah jembatan antara aspirasi rakyat dan kebijakan publik,” kata Presiden Jokowi.
Menurut Jokowi, ada tiga sektor penting yang saat ini butuh penanganan bersama dan segera, yakni perubahan iklim, ekonomi biru dan pengembangan SDM.
Pada pertemuan Parlemen Indonesia dan Parlemen-Parlemen Negara Pasifik tersebut, Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) Putu Supadma Rudana menyatakan terdapat tiga isu penting yang didorong untuk menjadi komitmen bersama.
“Isu pertama adalah mengenai perdamaian dan keamanan kawasan,” ungkapnya.
Dirinya menggarisbawahi perdamaian dan keamanan kawasan menjadi modal utama terbesar dalam hubungan Indonesia dengan negara-negara Pasifik.
Sementara itu, isu kedua, adalah isu mengenai pembangunan kerja sama ekonomi yang inklusif. Isu ketiga adalah mengenai kerja sama dalam bidang sosial dan budaya.
“Dalam hal ini pendidikan, pariwisata dan hubungan antar juga menjadi perhatian penting dalam diskusi dengan parlemen-parlemen negara Pasifik,” jelasnya.
Indonesia sendiri, kata Supadma, selalu berkomitmen dalam pemerataan pembangunan.
"Kita ingin me-mainstreaming, agar mereka paham kita memberikan komitmen pembangunan, dari parlemen mendorong pemerintah agar pemerataan pembangunan baik di barat dan timur itu setara. dengan hubungan sosial-budaya penghormatan terhadap budaya, menghargai budaya, akhirnya ada respect, dia kenal maka dia ikut sayang," katanya.
Dalam IPPP ke-2 ini DPR RI membuktikan komitmennya dengan terus membina bahkan meningkatkan hubungan kemitraan dengan negara-negara di Kawasan Pasifik. [-red]
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews