Masyarakat diminta meluangkan waktu untuk memberi kontribusi bagi negara, dengan cara mencoblos kertas suara di TPS.
Betulkah rilis hasil survei Litbang Kompas beberapa waktu yang lalu masih menyisakan kegundahan di hati para pendukung Jokowi-Amin?
Mestinya tidak. Meski sebelumnya sempat membuat sebagian pendukung kaget dan gerah, harusnya hasil survei Litbang Kompas bisa dijadikan sebagai bahan evaluasi dan pemacu semangat agar bekerja lebih giat lagi untuk memenangkan Jokowi-Amin, persis seperti yang dikatakan calon presiden nomor urut 01, Jokowi berikut:
"Ya survei banyak sekali kan? Ada berapa? Mungkin ada lebih dari 10. Semuanya kita pakai untuk evaluasi, untuk koreksi, untuk memacu bekerja lebih baik lagi," ungkap Jokowi (20/3/2019).
Hasil survei Litbang Kompas cukup istimewa untuk ditanggapi karena proses penelitian yang mendasarinya dinilai sangat akurat dan jarang meleset. Namun seakurat-akuratnya data yang ditampilkan, persentase suara rahasia dari para responden ternyata masih terbilang besar, 14,4% dari total 2.000 responden. Belum lagi margin of error yang sebesar 2,2%.
Pihak Litbang Kompas sendiri mengungkapkan bahwa hasil survei mereka sesungguhnya tidak jauh beda dengan apa yang telah dan sedang dirilis oleh beberapa lembaga survei lainnya, di mana seluruhnya tetap menempatkan Jokowi-Amin dalam posisi unggul.
"Sebetulnya kalau diihat dari sisi statistik, angka kami sebetulnya masih masuk di dalam rentang margin of error dari lembaga-lembaga yang lain. Angka kami 49,2, angkanya Mas Yunarto dari Charta dikurangi 2,2 persen (margin of error), masih ketemu di angka yang sama. Itu kalau kita mau bicara soal angka statistiknya. Jadi kalau bicara angka, kami ini sebenarnya tidak berbeda jauh," ujar Toto Suryaningtyas, peneliti Litbang Kompas (26/3/2019).
Wajib diketahui, mayoritas lembaga survei menilai selisih tingkat elektabilitas antara Jokowi-Amin dan Prabowo-Sandiaga semakin menyempit jelang hari pemungutan suara pada 17 April mendatang. Artinya peluang kemenangan Jokowi-Amin cukup besar. Andaikata gerak naik elektabilitas mereka melambat, dapat dipastikan tetap menyentuh angka di atas 50%.
Jadi apa lagi yang perlu diragukan? Oleh Charta Politika, Jokowi-Amin dinyatakan unggul hampir di seluruh wilayah Indonesia.
"Dari segi wilayah, Joko Widodo-Ma'ruf Amin unggul di hampir semua wilayah, kecuali di wilayah Sumatera, di mana Prabowo Subianto-Sandiaga Uno Unggul," kata Yunarto Wijaya, Direktur Eksekutif Charta Politika (25/3/2019).
Ingat, sebanyak 57,4% pemilih berdasarkan DPTHP-2 Komisi Pemilihan Umum (KPU) berada di Pulau Jawa, atau sekitar 110.684.420 jiwa dari total 192.830.000 jiwa. Belum lagi para pemilih yang berdomisili diluar negeri sebanyak 2,1 juta jiwa. Separuh dari pemilih di Pulau Jawa ditambah dengan yang ada di wilayah lain dan luar negeri saja, jika berhasil diraih Jokowi-Amin, kemenangan telak bakal mereka raih.
Jadi mempersoalkan hasil survei Litbang Kompas bukanlah tindakan bijak. Litbang Kompas punya metode survei sendiri, yang diharapkan tegak berdiri pada nilai-nilai integritas yang mereka bangun dan sudah diakui publik.
Data-data hasil survei dari beberapa lembaga berikut kiranya semakin meneguhkan posisi unggul Jokowi-Amin:
1. Indikator Politik
2. Media Survei Nasional
3. Cyrus Network
4. Celebes Research Center (CRC)
5. PolMark Indonesia
6. Indo Barometer
7. LSI Denny JA
8. Alvara Research Center
9. Litbang Kompas
10. Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC)
11. Charta Politika
12. Vox Populi Research Center
Lalu apakah para pendukung dan tim pemenangan Jokowi-Amin terlena saja dengan hasil-hasil survei di atas?
Tidak. Sebisa mungkin dengan sekuat tenaga, perjuangan untuk meningkatkan elektabilitas Jokowi-Amin wajib disundul kuat. Tentu bukan hanya motivasi kemenangan pada Pilpres 2019, tetapi mensejajarkan tingkat elektabilitas Jokowi-Amin saat ini dengan Jokowi-Kalla pada Pilpres 2014 yang lalu penting diupayakan, bahkan mestinya lebih tinggi.
Ada banyak upaya yang bisa ditempuh, namun salah satu yang terpenting di antaranya adalah memastikan tingkat partisipasi para pengguna hak pilih membaik. Kantong-kantong di mana terdapat kelompok masyarakat golput wajib dikunjungi dan disentuh.
Masyarakat harus diajak untuk meninggalkan pilihan sesatnya, golput. Golput bukan pilihan bijak dan cerdas. Masyarakat diminta meluangkan waktu untuk memberi kontribusi sederhananya bagi negara, dengan cara mencoblos kertas suara di Tempat Pemungutan Suara (TPS).
Tambahan: Masih ingat klaim unggul survei internal oleh Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi pada 11 Maret 2019 lalu?
"Hasil survei kami, justru saat ini sudah crossing, Prabowo-Sandi sudah di angka 54 persen, sedang Jokowi 40-an," kata Dahnil Anzar Simanjuntak, Koordinator Juru Bicara BPN Prabowo-Sandi.
Ternyata klaim tersebut mirip dengan data hasil survei yang dirilis PolMark Indonesia. Suara tidak tahu atau rahasia 34,5% para responden sepertinya diklaim penuh dan digabung dengan persentase elektabilitas Prabowo-Sandiaga. Betul tidak?
Tapi ya sudahlah. Mudah-mudahan bermanfaat sebagai hiburan bagi mereka.
Catatan: Data-data yang ada diperoleh dari banyak sumber.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews