Musuh kita salah satunya adalah mental kerdil kita dan ketidaksesuaian narasi yang kita usung antara teori dan praktek, sedangkan bejatnya lawan kita hanya pernak pernik perjalanan.
Yang punya dendam tidak cocok di dunia politik, apalagi di dunia pergerakan.
Sebuah narasi politik yang dibangun di atas pondasi intelektual dan pemikiran yang matang, tidak layak menghargai adanya hasad hasud.
Sebuah narasi yang dibangun di atas minat intelektual yang mumpuni, tidak layak mengomentari hal hal receh remeh temeh yang tidak substansial.
Narasi politik yang benar benar orisinil dan besar, dia tidak memiliki ruang gosip dengan semua pemikiran pemikiran kerdilnya.
Narasi politik yang sehat menghindari semua area abu abu apalagi area hitam dalam membangun peradaban.
Baca Juga: Fahri Hamzah dan Anis Matta
Cara terbaik balas dendam politik adalah dengaan mencipatakan sesuatu yang baru yang lebih baik tanpa menoleh ke kiri dan kanan dan arah yang tidak perlu.
Cara terbaik balas dendam adalah dengan cara terus berprestasi dan memberikan manfaat kepada takyat dan ummat tanpa tergoda untuk mengomentari sesuatu yang sudah tidak relevan.
Sebuah narasi besar sejatinya sangat sayang kalau digunakan dan diaplikasikan untuk meladeni ide ide kerdil dan mental mental kerdil lawan lawan kita.
Kita harus orisinil, energi kita harus hemat, jiwa kita harus merdeka, DNA kita bukanlah DNA masa lalu, jalan kita harus lurus, karena masa lalu tidak akan pernah raja, tapi masa depan adalah cita2 kita bersama.
Tidak ada sejarah di dunia ini sebuah narasi agung masih berkutik pada lembaran lembaran lama, seburuk apapun perlakuan lawan kita terhadap kita.
Narasi besar menciptakan manusia yang brilian, cerdas, merdeka, dan selalu fokus masa depan, karena PR peradaban kita begitu menumpuk dan menggunung, lepaskan, relakan, dan benahi psikologis kita masing masing.
Jalan besar dengan narasi besar hanya mampu dilalui oleh sebuah vehicle dengan cc besar dan dengan fitur fitur canggih yang akan mendukung semua kebutuhan perjalanan kita.
Musuh kita salah satunya adalah mental kerdil kita dan ketidaksesuaian narasi yang kita usung antara teori dan praktek, sedangkan bejatnya lawan kita hanya pernak pernik perjalanan, kita fokus ke diri kita sendiri.
Yang dinamakan sebuah kebaikan dalam terminologi Islam "al birr" adalah saat kita sangat mampu menyerang tapi kita memutuskan untuk memaafkan, karena kebejatan lawan akhirnya akan kembali ke diri mereka sendiri, bukan kepada kita.
Keluarlah, berpikirlah, bekerjalah, berjalanlah diatas muka bumi, berkumpullah dengan banyak manusia siapaun dia, lalu berbicaralah dengan bahasa mereka, carikan solusi bangsa besar ini, itu jauh lebih elegan dan berpahala banyak.
Kita ada untuk memikul beban, bukan untuk memperebutkan tahta dan jabatan, terus berdoalah kepada Allah semoga Allah memampukan kita memikul beban besar bangsa ini ke depan.
Kita ada untuk menjelaskan kepada manusia, bahwa di dalam rahim Islam selalu ada generasi yang selalu berijtihad maksimal demi kebaikan dan kemaslahatan bumi, kita bukan generasi yang berpangku tangan atau generasi asal bapak senang.
Keluarlah dari bilik bilik sempit menuju cita cita cita besar kita, ambil pelajaran dari kegagalan para pendahulu, ambil hikmah dari keburukan masa lalu, melangkah dengan lebih hati hati dan dengan penuh kebijaksanaan, karena itulah sejatinya karakter manusia berakal.
Hemat energimu, besarkan jiwamu, lapangkan dadamu, jernihkan pikiran kita, kosongkan gelas kita, nyalakan nalar dan maksimalkan pikiran pikiran kita, sungguh jalan didepan masih begitu terjal, karena bumi pertiwi ini terus menunggu karya karya kita.
Indonesia menuju kekuatan utama dunia, Indonesia menuju negara besar yang didengar dunia, Indonesia menuju maqomnya yang seharusnya. Karena itu semua ada ditangan kita.
Gerakan Arah Baru Indonesia.
Tengku Zulkifli Usman.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews