Presiden Jokowi tampaknya melawan opini rekayasa media itu dan ini yang membuat Terawan tetap kokoh di Kabinet sebagai Menteri Kesehatan.
Terawan naik menjadi menteri kesehatan bukan tanpa sebab. Ia adalah alasan terbesar Presiden Jokowi merestrukturisasi dunia kesehatan Indonesia, memberangus mafia obat dan mendisiplinkan rumah sakit agar tak jadi sarang permainan mafia obat dan alkes.
Terawan sebagai Perwira karir Angkatan Darat memimpin RSPAD Gatot Subroto menjadi salah satu rumah sakit rujukan terbaik di Indonesia. Rumah Sakit Gatot Subroto dijadikan role model dalam membentuk manajemen rumah sakit di Indonesia yang bebas mafia kesehatan.
Seperti banyak diributkan banyaknya kerjasama ilegal antara dokter dengan perusahaan farmasi yang mengarahkan resep dokter hanya ke produk perusahaan tertentu, juga banyaknya permainan permainan saluran produk farmasi baik ke rumah sakit, klinik klinik kesehatan sampai ruang praktek dokter. Memberantas mafia kesehatan inilah yang diinginkan Presiden Jokowi dan menunjuk Terawan sebagai eksekutor pembantaian mafia tersebut.
Sejak awal Terawan dijadikan sasaran serangan mafia kesehatan dengan mendompleng media. Sasaran terhadap Terawan dilakukan jauh-jauh hari sebelum kasus Covid-19 meledak berbagai macam investigasi pemberitaan yang menyudutkan Terawan dihajar terus oleh beberapa media, sampai mereka pada titik kulminasi serangan yaitu “Serangan Bulan Maret” yang menghajar Trio Pemerintah : Jokowi, Luhut dan Terawan.
Kritik yang disampaikan, dinilai lamban mengantisipasi Covid-19, dengan media teror yang begitu kuat, bahkan diisukan ada ledakan kematian sampai 10 juta nyawa dan berbagai macam asumsi-asumsi menakutkan tentang Covid, yang pada faktanya tidak semengerikan yang dibayangkan oleh “Media Teror”. Dan sampai sejauh ini Indonesia baik baik saja.
Setelah badai covid-19 mereda, Terawan tetap dihajar terus oleh media dan diberitakan seperti “tidak melakukan apa-apa”. Covid-19 yang selalu dijadikan kedok untuk menghajar Terawan tapi sesungguhnya persoalan para penghajar Terawan bukan Covid, tapi soal kepentingan mereka menjaga Mafia Kesehatan yang sudah merusak praktik-praktik dunia kesehatan di Indonesia.
Dunia kesehatan Indonesia bukan saja sudah masuk ke alam liar Kapitalisme, tapi terjebak dalam Kartel yang sudah menembus ke banyak lapisan dan ini sangat sulit dibereskan kecuali ada niat kuat dari Pemerintah membereskan persoalan persoalan dunia kesehatan di Indonesia.
Di sinilah Presiden Jokowi yang getol melibas semua mafia, dari mafia pungli di Pelabuhan Pelabuhan dan Bea Cukai, Mafia Pangan, Mafia Perizinan, sampai Mafia Kesehatan yang Presiden mempercayakan pada Terawan untuk membereskan.
Tepat satu tahun lalu, 24 Oktober 2019 Jokowi menyatakan di media soal alasannya mengangkat Terawan : "Menteri ini titik beratnya lebih pada pengelolaan, lebih kepada manajemen. Baik itu manajemen anggaran, baik itu manajemen personalianya yang ada di Kementerian Kesehatan, baik manajemen mendistribusikan anggaran agar betul-betul bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,".
"Sehingga menterinya harus memiliki pengalaman dan manajemen yang baik. Saya lihat dr. Terawan dalam mengelola RSPAD memiliki kemampuan," jelas Presiden Jokowi. Disini bisa diliat Presiden Jokowi sangat percaya Terawan bisa membereskan problem problem dunia kesehatan di Indonesia.
Baca Juga: Terawan dan Pertarungan Melawan Mafia Dunia Kesehatan
Kemampuan Terawan di RSPAD Gatot Subroto, sudah diakui banyak orang bahkan banyak petinggi petinggi Republik yang merasakan manfaat dari pengobatan cara Terawan dalam menghilangkan stroke, sehingga Terawan di endorse oleh banyak pejabat tinggi negara dan orang orang kuat secara politik. Terawan menemukan cara pengobatan stroke dengan terapi cuci otak dan penerapan program DSA (Digital Substraction Angiogram).
Sudah puluhan ribu orang mendapatkan berkah kesembuhan dari metode ini. Selain itu pembenahan di RSPAD Gatot Subroto menjadi Rumah Sakit Terbaik Nasional bukti Terawan menjalankan disiplin dalam manajemen Rumah Sakit dan menghindarkan para dokter dokter di RSPAD untuk ikut ikutan main proyek dan main jadi mafia resep.
RSPAD Gatot Subroto adalah contoh bagaimana Rumah Sakit bebas dari cengkeraman para mafia kesehatan dan ini dicoba diterapkan di Rumah Sakit lain di Indonesia dengan arahan Terawan.
Tapi Terawan dijegal habis habisan oleh media dan para penggiring opini publik. Namun Presiden Jokowi tampaknya melawan opini rekayasa media itu dan ini yang membuat Terawan tetap kokoh di Kabinet sebagai Menteri Kesehatan sehingga operasi penyingkiran Terawan yang dibeking para Mafia Kesehatan bakal gagal total...
Anton DH Nugrahanto
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews