Usaha penyingkiran Terawan oleh sekelompok mafia dengan didukung sejumlah media tertentu nampaknya menemui kegagalannya.
Jelang isu pengumuman Reshuffle, Terawan menjadi sasaran serangan politik. Uniknya sasaran terhadap Terawan ini banyak digerakkan oleh kelompok kelompok yang merasa terganggu dengan kebijakan Terawan yang mulai membuat aturan pembatasan harga alkes di musim pandemi.
Selain soal dihancurkannya mata rantai jaringan mafia Alkes, Terawan melakukan gerakan gerakan efektifitas pelayanan rumah sakit. Sudah terbukti selama ini rumah sakit militer di Indonesia paling efektif dalam penanganan pasien dan relatif jauh dari kekotoran bisnis mafia obat di Indonesia.
Efektifitas rumah sakit militer menjadi patokan Terawan dalam melakukan pembenahan pelayanan rumah sakit di Indonesia termasuk transparansi pengadaan obat dan alat alat kesehatan juga menjebol sekat sekat persaingan tidak sehat antar perusahaan farmasi dalam melakukan pendekatan pendekatan penjualan ke dokter dokter yang dibidik dalam strategi marketingnya.
Terawan melihat rumah sakit di Indonesia sudah sangat kapitalis dalam melakukan praktek praktek bisnisnya. Padahal rumah sakit dan lembaga kesehatan Republik seharusnya mendasari dirinya pada khittah dunia kesehatan dengan watak humanisme dan sosialis gotong royong.
Rakyat dijauhkan dari pelayanan kesehatan dengan komersialisasi pengobatan sehingga jargon lama "Kalau Miskin dilarang sakit" mendapatkan tempatnya.
Tapi apakah Terawan berhasil jadi sasaran tembak dalam pencopotan dirinya dalam Reshuffle? Jangan meremehkan kekuatan politik Terawan. Ia masuk kabinet di endorse oleh banyak tokoh tokoh kuat yang yakin atas kemampuannya dalam menciptakan pengobatan yang efektif dan minim biaya. Banyak dari tokoh tokoh besar politik yang telah merasakan manfaat berkat cara pengobatan Terawan.
Jaringan kekuatan politik Terawan bahkan setuju dengan langkah langkah gebrakan Terawan dalam reformasi dunia kesehatan yang langkah awalnya menelanjangi para pemain pemain alkes yang kerap mark up harga.
Sejauh ini Presiden tampaknya juga mendapatkan kredit poin dari kemampuan Terawan melakukan gebrakan itu.
Serangan media media tertentu pada Terawan dalam kasus Pandemi Covid 19 juga bukan serangan spontan tapi serangan yang sudah direncanakan alurnya. Bahkan serangan ini di kemudian hari menjadi semacam propaganda untuk singkirkan Terawan dengan menghasut kemarahan publik di kalangan kelas menengah.
Baca Juga: Anies Bohong Soal Data Covid-19, Menyerang Terawan dan Jokowi
Ada blessing in disguise atas sikap Terawan yang dipandang naif pada awal awal eforia Covid 19 di bulan Maret. Terawan dianggap terlalu santai, namun sikap santainya sendiri malah berjarak terhadap ketakutan ketakutan yang dipropagandakan. Ia tidak terjebak pada upaya upaya senyap mark up harga alkes seperti Rapid Test di Rumah Sakit Pemerintah di banyak wilayah.
Ia malah melakukan intervensi harga dan mengawasi penyalurannya. Terawan melakukan langkah awal anti terhadap komersialisasi dunia kesehatan umum pada dimensi paling mendasarnya yaitu : pengawasan harga obat dan alkes juga jaringan distribusinya.
Usaha penyingkiran Terawan oleh sekelompok mafia dengan didukung sejumlah media tertentu nampaknya menemui kegagalannya.
Anton DH Nugrahanto
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews