Nasdem menghindar untuk head to head dengan Jokowi. Karena Surya Paloh tahu bahwa itu berarti bunuh diri.
Banyak netizen yang memposting bahwa hari ini adalah "hari kemerdekaan rakyat Jakarta". Untuk menunjukkan kegembiraan mereka bahwa tanggal 16 Oktober 2022 adalah hari terakhir Anies Baswedan menjabat sebagai gubernur.
"Jakarta bebas dari Anies", kata mereka. Lengkap dengan setumpuk raport buruk dan sejuta cacian untuk Anies.
"Jakarta buang hajat", kata mereka.
But look.. apa yang terjadi di Balai Kota hari Minggu ini...
Media pekabaran melaporkan ribuan... sekali lagi ribuan orang tumplek blek di Monas dan sekitarnya.
Mengucapkan farewell dan terima kasih kepada Anies.
Ini massa nyata bahwa pendukung Anies nyata adanya. Jumlahnya signifikan untuk mengguncang siapa saja yang ikut pilpres.
Jelas politik identitas dibawa oleh Anies. Tapi dia tidak seorang diri memainkan kartu ini. Jokowi pun juga memainkan kartu ini.
Kartu As sekaligus joker itu adalah suara Islam. Dan untuk Anies, suara tambahannya adalah mereka yang anti Jokowi.
Dia memang tidak akan menjadi Presiden. Namun dia mungkin bisa jadi capres.
Atau menjadi gubernur kembali.
Lewat kesuksesan dia menghimpun massa fanatik yang memandang Anies adalah pemimpin Muslim yang dizholimi Jokowi.
Namun Nasdem tidak mau sosok antitesa itu muncul ke permukaan. Karena jika itu terjadi yang muncul hanya riak dan buih politik belaka. Yang penuh dengan sampah dan kemudian kalah.
Itu sebabnya Zulfan Lindan langsung masuk kotak ketika menyebut Anies sebagai antitesa Jokowi.
Nasdem -tepatnya Surya Paloh- ingin antitesa itu menjadi arus dalam yang kuat hingga mampu menggoyang konstelasi politik kubu lain. Agar tidak main-main dengan Nasdem.
Karena Anies diperlakukan arus dalam untuk pendobrak kekuatan politik lainnya, maka Nasdem menghindar untuk head to head dengan Jokowi. Karena Surya Paloh tahu bahwa itu berarti bunuh diri.
Dan hari ini, arus dalam itu diperlihatkan ke permukaan. Lewat ribuan orang yang mengiringi Anies dan wakilnya meninggalkan Balai Kota.
Sebuah sampel pendukung yang menunjukkan bahwa Anies Baswedan bukan politisi kaleng-kaleng.
Dia hebat.
Dia tidak nyungsep sebagaimana yang netizen bayangkan.
Tapi saya pastikan tidak akan pilih dia.
Karena saya hanya akan ngopi manis menikmati pertunjukan politik negeri ini.
Sambil bilang:
"Beware of Anies!"
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews