EM ini cuma mulut saja, di belakangnya ada kekuatan yang tentunya telah di siapkan. Waspadalah terhadap semua pancingan.
Ibarat gunung es yang lepas dari koloninya di kutub, dia hanyut perlahan dan pasti dengan puncak yang kelihatan berjalan pelan. Seberapa besar lapisan bawahnya yang tidak kelihatan karena terhalang air, tidak ada yang bisa mengukur.
EM (Edy Mulyadi) tiba-tiba menjadi aktor penyerangan SARA dengan narasi yang memancing konflik horizontal. Tidak main-main dia memancing amarah masyarakat Kalimantan dengan menyebut bahwa Kalimantan tempat jin buang anak, belum lagi di menyeret lidahnya mengatakan Menhan cuma bisa mengeong.
Siapa dia, skenario apa yang disiapkan, siapa bohirnya, sekarang ada framing bahwa EM adalah ustadz, artinya sudah ada skenario kalau EM ditekan tamengnya seperti biasa, mereka memakai agama.
Lihat apa yang di sampaikan dalam potongan video, jelas bahwa itu pancingan sekaligus penghasutan bahwa Islam diserang. Masyarakat mayoritas dikerdilkan. Ini sama dengan strategi yang lalu-lalu. Dan ada statement Faisal Basri sang ekonom, dia mengatakan pemerintah akan ambruk sebelum 2024. Ada apa?
Kita tau bahwa sejak Jokowi menjadi pemimpin banyak hal yang diperbaiki sekaligus meluluhlantakkan kekuasaan kaum tiran yang telah mengakar begitu kuatnya. Mereka mencengkeram dari mulai istana, masjid, ulama palsu, bahkan partai palsu berbalut agama yang menolak Pancasila sekaligus mesra dengan Cendana.
Apa kemenangan Jokowi dua kali akan mereka biarkan, tentu tidak bukan. Sekarang saatnya kalau Jokowi tidak mau dicalonkan lagi karena dia patuh hukum dan para partai penguasa juga pada kepengen calonnya gantian dengan Jokowi.
Mereka pikir ini soal giliran dalam antrian, ngurus negara denhan manusia 276 juta kok mau pakai coba-coba. Apa kalau keturunan dinasti dijamin bisa ngatasi, ngimpi!!.
Apa yg bakal terjadi kalau pancingan ini di respon secara gegabah, dalam dua kali pilpres kita juga mencium gelagat yang sama, bahkan dalam kemenangan kedua Jokowi, Jakarta nyaris dimerahkan denhan api. Tapi tangan dinginnya Jokowi luar biasa untuk bisa membuat pemantik tidak di sambar api.
Siapa EM, coba kita liat besok, polisi sudah melayangkan panggilan keduanya, kalau EM tetap menolak datang, maka sikap kewaspadaan kita harus di tinggikan. IKN hanya pemantik, apinya sudah disiapkan bahwa Islam dihina dan dimarjinalkan. Ustadz dikriminalisasi, dst.
Puncak gunung es ini juga disebabkan begitu luar biasanya Jokowi kepada kasus BLBI, berhasilnya Jokowi menekan Singapura dalam kesepakatan perjanjian ekstradisi, MLA.
Baca Juga: Akhir Petualangan Edy Mulyadi KM 50, Kuntilanak, Gendruwo dan Meong
Yakin Singapura hanya ikhlas, oh siapa bilang.
EM ini cuma mulut saja, di belakangnya ada kekuatan yang tentunya telah di siapkan. Mari kita waspada terhadap semua pancingan.
Kita tidak perlu menjadi rubah untuk memakan umpan, tapi tetap waspada dalam setiap kedipan mata. Indonesia dalam penataan yang nyata, jangan dibiarkan kepada kejayaan masa orba.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews