Media konon adalah kekuatan ke-empat demokrasi. Tapi sebagaimana eksekutif, legislatif, dan judikatif, media juga sama-sama punya potensi sebagai perusak demokrasi.
Berikut saya kutipkan persis, copy paste, berita yang diposting media online Viva.co.Id. Minggu, 12 Mei 2019 | 00:34 WIB. Sejenis berita yang khas media online dengan kualitas rendah. Hanya mengutip pernyataan satu pihak, dan mungkin ditulis dengan ekspresi cupu abies, begini:
“Ketua Dewan Pembina Partai Berkarya Siti Hediati Harijadi atau Titiek Soeharto mengaku telah menjenguk relawan pasangan capres dan cawapres nomor urut 02 Prabowo-Sandiaga, yang dirawat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo pada Sabtu dini hari, 11 Mei 2019.
Dikutip dari akun Twitter resminya @TitiekSeharto, Minggu 12 Mei 2019, dia mengatakan, para relawan tersebut dirawat karena keracunan makanan usai demo di Bawaslu, Jumat 10 Mei 2019.
"Sangat menyedihkan.. mereka keracunan makanan sehabis mengikuti aksi damai Jumat siang di Bawaslu. Mereka makan kue-kue yang diantar dalam koper merah oleh orang tidak dikenal," tulis Titiek.
Baca Juga: Titiek Suharto yang Ingin Mengembalikan Keadaan ke Masa Kegelapan
Dalam postingan tersebut Titiek pun mengunggah foto yang menunjukkan dia sedang menjenguk relawan tersebut. Dalam foto lainnya pun ditunjukan kue yang diduga dimakan relawan beserta seorang dengan koper merah yang disebut membagikan kue tersebut.
"Astaghfirullah... kok ada ya.. orang yang tega-teganya di bulan suci Ramadhan meracuni orang...?!?! Keterlaluan !!!," tambahnya.” (kutipan sepenuhnya dari media online viva 12/5).
Komentar
Berita semacam itu, bisa terasa insinuatif, setidaknya mengejek logika kita, atau hendak menjebak dalam frame yang hendak dibangun. Yakni tentang “merebaknya” isu peracunan yang dialami para petugas KPPS (yang banyak meninggal).
Saya tidak tahu, sejauh mana Dewan Pers melihat gaya-gaya media online yang tak kondusif untuk ikut mencerdaskan bangsa ini.
Media konon adalah kekuatan ke-empat demokrasi. Tapi sebagaimana eksekutif, legislatif, dan judikatif, media juga sama-sama punya potensi sebagai perusak demokrasi.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews