Dengan terungkapnya dalang kerusuhan tersebut nantinya, maka akan terungkap juga motif dari rencana kerusuhan tersebut.
Meskipun Kivlan Zen sudah ditetapkan sebagai tersangka perbuatan makar, dan keterlibatannya sangat jelas dalam kerusuhan 22 Mei 2019. Hal ini berdasarkan pengakuan salah seorang eksekutor yang diminta untuk membunuh, Wiranto, Luhut B Panjaitan, Gories Mere dan Budi Gunawan, serta direktur Lembaga Survei Yunarto Wijaya.
Dan memang sang eksekutor menerima sejumlah uang dari Kivlan Zen, namun tidak berarti Kivlan adalah dalang atau Mastermind dari kerusuhan yang terjadi pada waktu itu. Kalaupun benar apa yang dikatakan sang eksekutor, maka posisi Kivlan hanyalah mediator antara eksekutor dengan dalang sebenarnya.
Dalam pengungkapan kasus ini, publik lebih menunggu siapa yang menjadi dalang kerusuhan, otak perencanaan dari kerusuhan dan rencana pembunuhan sejumlah tokoh tersebut. Apa yang menjadi motif rencana pembunuhan terhadap tokoh-tokoh tersebut.
Dari peristiwa kerusuhan 21-22 Mei 2019, beberapa jenderal purnawirawan sudah ditangkap, selain mantan Kepala Staf Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat Mayjen TNI (Purn) Kivlan Zen terkait kasus dugaan penyebaran berita bohong dan makar, ada juga Mantan Danjen Kopassus, Mayjen Jenderal (Purn) Soenarko, atas dugaan kepemilikan senjata ilegal.
Selain dua jenderal Purnawirawan TNI tersebut, ada juga Purnawirawan jenderal Polri, Mantan Kapolda Metro Jaya Komisaris Jenderal Polisi (Purn) Mohammad Sofjan Jacoeb juga ditetapkan sebagai tersangka dugaan kasus makar.
Baca Juga: Tersangka Makar Itu Adalah Jenderal Pembangkang dari Tanjungkarang
Memang seperti diketahui ketiga Purnawirawan jenderal ini adalah merupakan bagian dari simpatisan Prabowo, dan berpihak kepada kubu Prabowo-Sandi. Namun sejauh mana keterlibatan mereka dalam Kerusuhan masih didalami pihak kepolisian.
Dari hasil pemeriksaan kepolisian terhadap eksekutor yang diperintahkan untuk membunuh para Tokoh tersebut diatas, baru Kivlan Zen yang secara jelas posisinya, namun belum bisa disebut sebagai dalang Kerusuhan tersebut.
Yang tunggu publik adalah pengungkapan siapa dalang yang merencanakan kerusuhan, dan yang membiaya kerusuhan, dengan merekrut berbagai preman dan kelompok masyarakat yang terlibat dalam kerusuhan. Karena dibutuhkan dana yang besar untuk menggerakkan Massa dalam jumlah yang besar dalam kerusuhan tersebut.
Yang sangat memberatkan Kivlan, keterlibatannya dalam kasus kepemilikan senjata api yang pakai keenam tersangka pembunuh bayaran yang akan digunakan untuk membunuh empat tokoh jenderal purnawirawan tersebut.
Berdasarkan pengakuan salah satu eksekutor, Irfansyah, Kivlan memerintahkan pembunuhan terhadap 4 Tokoh yang ada dalam Pemerintahan Jokowi, dan satu direktur lembaga survei Nasional. Jelas ini sebuah pembunuhan yang terencana.
Persoalannya apa kepentingannya membunuh tokoh-tokoh tersebut, dan siapa yang mempunyai kepentingan? Pastinya ada pihak lain selain Kivlan yang mempunyai kepentingan tersebut, sehingga sanggup menggelontorkan dana yang begitu besar untuk menciptakan kerusuhan.
Ada satu tokoh lagi yang diduga sebagai penyandang dana, yaitu Habil Marati. Dia disebut telah mengucurkan uang sebanyak Rp 60 juta dan US$ 150 ribu ( RP. 150 juta ) untuk menyokong aksi para eksekutor. Siapa sebetulnya Habil, seberapa besar kekayaan yang dimilikinya, dan apa kepentingannya terhadap pembunuhan tokoh-tokoh tersebut.?
Berdasarkan informasi yang dilansir viva.co.id, Habil Marati adalah seorang politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan juga calon anggota legislatif periode 2019-2024 dari daerah pemilihan (dapil) Sulawesi Tenggara. Dia merupakan lulusan S1 dan S2 di sebuah universitas di Sumatera Utara, dari imformasi ini tidak disebutkan apakah dia juga seorang pengusaha, yang memiliki kekuatan ekonomi.
Baca Juga: Kivlan dan Teori Agenda Setting
Meskipun sebagai donatur, Habil belum bisa dipastikan sebagai dalang kerusuhan, dan bisa jadi Habil tidaklah sendirian sebagai penyandang dana. Dan apa kepentingan Habil untuk mengahabisi para purnawirawan Jenderal tersebut, ada masalah apa Habil dengan tokoh tersebut. Inilah yang harus diungkap oleh pihak kepolisian.
Sangat kecil kemungkinannya kalau Habil ini dianggap sebagai penyandang dana tunggal, saya menduga dia hanyalah kaki tangan seseorang yang memiliki kekayaan yang luar biasa, Habil hanyalah pion yang siap pasang badan untuk menutupi penyandang dana yang sebenarnya.
Yang jelas penyidikan kasus ini tidak cukup hanya berhenti sampai pada Kivlan, Soenarko, Sofjan Jacob dan Habil Marati, kepolisian harus bisa mengungkap siapa dalang sebenarnya dalam kasus kerusuhan 21-22 Mei yang baru lalu.
Dengan terungkapnya dalang kerusuhan tersebut nantinya, maka akan terungkap juga motif dari rencana kerusuhan tersebut.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews