Tanpa dukungan kuat, Djarum juga dipastikan mundur meski dasar hukum Djarum Foundation tegas menyatakan dia adalah yayasan. PB Djarum adalah klub bulutangkis. Bukan pabrik rokok.
Nampaknya pertikaian soal audisi bulutangkis bergeser ke Kemenpora melawan KPAI dan Yayasan Lentera Anak (YLA). Kemenpora membela Djarum melalui surat yang menegaskan bahwa Djarum tidak mengeksploitasi anak. Bahkan Djarum disebut sebagai pihak yang membantu peningkatan prestasi olahraga, khususnya bulu tangkis.
Djarum sendiri tampaknya mengambil posisi di luar lapangan. Menyaksikan Kemenpora dan KPAI serta YLA saling adu smes dan lob. Koknya adalah aturan hukum. Wasitnya masyarakat. Sekaligus penonton yang bertaruh adu argumen ini berakhir straight atau long set. Siapa pemenangnya. Raketnya jebol atau tidak.
Ada indikasi kuat, Kemenpora dan KOI berpihak pada Djarum yang sudah menggelontorkan milyaran rupiah untuk bulu tangkis.
Masalahnya, tidak ada satupun yang mau menandingi kekuatan manajemen dan tentu saja uang Djarum dalam meningkatkan mutu pebulutangkis. Tanpa Djarum, bulu tangkis nasibnya terpental ke peringkat dasar. Karena itu dengan segala cara, Kemenpora akan memegang erat Djarum agar jangan sampai lepas.
Jika sampai pengadilan, mungkin dasar hukumnya adalah bahwa PB Djarum bukanlah perusahaan rokok tapi klub bulutangkis. Dia akan mempergunakan dalil dan fakta bahwa Badminton World Federation selama bertahun-tahun tidak mempermasalahkan kata Djarum di arena pertandingan.
Ini celah bagi PB Djarum mementahkan klaim YLA dan KPAI bahwa dia adalah perusahaan rokok yang mengekploitasi anak. Tapi Djarum hanya mau maju ke jalur hukum jika mendapat dukungan kuat.
Dukungan ini penting karena bisa jadi, jika sukses membunuh audisi bulutangkis PB Djarum, KPAI dan YLA akan menyasar aneka beasiswa yang dikeluarkan oleh Djarum Foundation. Termasuk beasiswa sekolah dan kuliah. Menanam pohon, membangun taman, mendanai penyemaian bakat seni dan sebagainya. KPAI dan YLA akan melarang itu semua dengan alasan sama. Eksploitasi anak.
Tanpa dukungan kuat, Djarum juga dipastikan mundur meski dasar hukum Djarum Foundation tegas menyatakan dia adalah yayasan. PB Djarum adalah klub bulutangkis. Bukan pabrik rokok.
Baca Juga: Biar Tahu Rasanya Tertusuk Djarum
Djarum nothing to lose. Audiensi umum tetap dilakukan tanpa embel-embel Djarum. Sambil mempertontonkan dompetnya yang tebal serta menunjukkan masa depan suram perbulutangkisan nasional jika isi dompet itu tidak dipergunakan.
Djarum juga akan dengan sabar menunggu sepak terjang YLA yang makin panik karena sebagai proxy-nya Bloomberg, dia harus kasih laporan hasil nyata penggunaan dana bantuan di bulan Februari tahun depan.
Djarum dipastikan tidak akan menyerahkan dana pembinaan bulutangkis ke pihak ketiga. Dia lebih suka mengelola uangnya sendiri. Dan karena itulah, dia lebih suka mundur ketimbang kepusingan sendiri memantau dana yang dikelola pihak ketiga yang belum terbukti kredibilitasnya.
Djarum sekarang ini nongkrong dipinggir lapangan menyaksikan berbagai pihak blingsatan. Seraya mencari cara lain untuk meneruskan usaha luhurnya.
Karena tidak seperti KPAI atau YLA.
Djarum tidak bakal tega melihat anak-anak yang punya mimpi dan bakat dibiarkan keleleran.
Djarum will do something.
Agar anak-anak bangsa tersenyum bahagia.
Yang seharusnya ini tugas pokok KPAI dan YLA.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews